Profil Alissa Wahid, Putri Gus Dur yang Menjabat Komisaris Independen Unilever Indonesia

Hasil RUPST PT Unilever Indonesia Tbk mengangkat Alissa Wahid sebagai Komisaris Independen pada Kamis, 27 Mei 2021.

oleh Agustina MelaniDian Tami Kosasih diperbarui 29 Mei 2021, 06:34 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 16:38 WIB
Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid
Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid. foto: Instagram @alissa_wahid

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memutuskan merombak susunan komisaris pada Kamis, 27 Mei 2021.

Dari hasil RUPST PT Unilever Indonesia Tbk ini mengangkat Alissa Wahid sebagai Komisaris Independen. Ia bersama Fauzi Ichsan menjadi Komisaris Independen baru PT Unilever Indonesia Tbk. Alissa Wahid, putri sulung dari mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau dikenal Gus Dur dan Sinta Nuriyah.

Perempuan bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh ini berprofesi sebagai psikologi keluarga. Ia dikenal luas karena sumbangsihnya di sektor sosial terutama tentang multikulturalisme, demokrasi serta hak asasi manusia (HAM) dan gerakan Muslim moderat di Indonesia. Demikian mengutip dari laman Unilever.co.id, Jumat (28/5/2021).

Alissa Wahid juga menjabat Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) yang merangkul ribuan aktivis di seluruh Indonesia untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama, kemasyarakatan yang aktif, demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).

Pada 2019, Alissa Wahid ditunjuk oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai Duta Sustainable Development Goals (SDGS) Indonesia.

Tugas tersebut masih diemban hingga kini. Ia juga aktif berpartisipasi mendukung berbagai organisasi dan yayasan sosial lainnya, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Sekretaris Umum Lembaga Kemaslahatan Keluarga.

Alissa Wahid meraih gelar sarjana dan magister dalam bidang psikologi dari Universitas Gadjah Mada. Ia fokus pada psikologi keluarga,anak, dan wanita.

Update

Mengutip laman alumni.ugm.ac.id, putri sulung Gus Dur ini memiliki ketertarikan dengan isu kebhinekaan, pendidikan dan kemanusiaan.  Pada 1991-1996, Alissa aktif menjadi manager dalam sebuah proyek sosial bernama Indonesia Planned Parenthood Association yang fokus pada pengembangan diri anak muda dan kesehatan reproduksi di berbagai SMA di Yogyakarta.

Ia juga berperan aktif dalam diskusi mengenai isu kesetaraan gender pada 1997-2001. Alissa pun menjadi Manajer Program Pendidikan di Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak.

Pada April 2003, Alissa mendirikan sebuah lembaga pendidikan anak usia dini bernama “Fastrack Funschool” di Yogyakarta.

Sekolah ini menitikberatkan pada pembangunan pondasi yang kuat bagi anak dan membekali mereka dengan keterampilan hidup agar tumbuh menjadi individu dewasa yang matang, dinamis, adaptif, self-regulated, kreatif,resourceful serta memiliki nilai etis yang menjunjung tinggi kemanusiaan.

Tak hanya itu, Alissa juga pernah mewakili forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu Faith-Based Organization’s Global Forum on Faith & Reproductive Health di New York.

Ia juga menjadi fasilitator pada 2015 di kegiatan International Training on Strategic Partnership between Government and Religious Moslem Leaders on Populations & Family Planning Issue.

Ia pun pernah meraih penghargaan Shine On Award (2015), Global Women’s Leadership 2015 oleh Esienhower Fellowship. Penghargaan lain yang pernah didapatkan yaitu Marketeer’s 2016 Women Award, International Fellow oleh King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialoque (KAICIID) pada 2016. Alissa pun meraih penghargaan Alumni Awards 2019 kategori alumni muda berprestasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Cepat Putri Gus Dur di Tengah Pandemi COVID-19

Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid
Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid. foto: Instagram @alissa_wahid

Sebelumnya, Putri Gus Dur, Alissa Wahid, melalui GUSDURian Peduli, membuka pintu donasi untuk warga yang paling rentan terdampak pandemi Corona Covid-19 ini. Tujuannya, untuk membantu perekonomian warga kurang mampu dan para pekerja sektor informal yang menggantungkan penghasilannya dari pendapatan harian, seperti sopir angkot, tukang ojek online, pedagang keliling, pekerja pariwisata, dan sebagainya.

"Kerja-kerja GUSDURian peduli, juga berbagai inisiatif masyarakat lainnya, menunjukan bahwa rakyat selalu siap bergerak, bergotong royong, dan peduli satu sama lain," ujar Alissa Wahid, Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian, dalam siaran persnya, Rabu, 15 April 2020.

Ia menuturkan dukungan luar biasa dari masyarakat datang bertubi-tubi. Bekerja sama dengan Gerakan Islam Cinta dan kitabisa.com, GUSDURian Peduli membangun gerakan #SalingJaga. Penggalangan bantuan ini didukung penuh para tokoh sosial seperti Nadirsyah Hosen, Lukman Hakim Saifuddin, Ernest Prakasa, Gita Savitri, Sujiwo Tejo, Rara Sekar, Ligwina Hananto, Nirina Zubir, almarhum Glenn Fredly, dan lain-lain. Donasi yang terkumpul dari gerakan #SalingJaga lebih dari Rp 3 miiar.

Narasi TV yang menyelenggarakan konser musik #dirumahaja mempercayakan penyaluran dana yang didapatkannya kepada GUSDURian Peduli sebanyak Rp 2,050 miliar. Selain itu donasi juga datang dari berbagai pihak seperti Benih Baik, Metro Group, Sunpride, Perkumpulan INTI, Arif-Tipang, DMTK, KitaBisa-Basket, garam Refina, MATAKIN, PT Gadjah Tunggal, Bina Desa, Perkumpulan Prakasa, TAO, Alumni St Louis, KARA, Yayasan Harapan Tama, Buddhist Education Centre, Metta School, Perkumpulan Longevitology, GKI Gejayan, dan sebagainya.

Donasi itu dialokasikan untuk pembelian paket sembako, masker, sabun, dan hand sanitizer. Penyaluran bantuan dilakukan oleh tim relawan dari GUSDURian Peduli yang ada di berbagai wilayah.

“Sejak bulan Maret lalu, hasil dari galang dana gerakan #SalingJaga dan #KonserDiRumahAja dari Narasi TV telah disalurkan sebagian kepada warga yang membutuhkan dan penyaluran bantuan tersebut masih akan terus berlanjut sepanjang bulan April ini,” ucap Alissa Wahid.

GUSDURian Peduli telah mendirikan 60 posko di 60 kota di Indonesia sebagai pusat informasi, penggalangan dana, dan penyaluran donasi. Sampai saat ini setidaknya sudah ada lebih dari 500 relawan yang tergabung dalam gerakan ini. 

Sejumlah kota yang telah menerima manfaat bantuan, meliputi, adalah DKI Jakarta, Tangerang, Depok, Karawang, Bekasi, Bogor, Lampung, Bandung, Cirebon, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Mojokerto, Makassar, Manado, Pontianak, Bali, dan Kabupaten Malang.

“Kota-kota lainnya menyusul dalam penyaluran bantuan selanjutnya,” tutur putri sulung Gus Dur ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya