Wall Street Kompak Tergelincir, Indeks Dow Jones Turun 280 Poin Setelah Lima Hari Menguat

Wall street tergelincir pada perdagangan Selasa, 17 Agustus 2021 setelah catat kenaikan lima hari berturut-turut.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Agu 2021, 06:22 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2021, 06:21 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 17 Agustus 2021. Wall Street tertekan seiring penjualan ritel pada Juli 2021 menurun dan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global meningkat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 282,12 poin atau 0,8 persen menjadi 35.343,28. Indeks S&P 500 susut 0,7 persen menjadi 4.448,08. Indeks Nasdaq tergelincir 0,9 persen menjadi 14.656,18.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menghentikan kenaikan beruntun lima hari. Wall street yang melemah pada perdagangan Selasa, 17 Agustus 2021 terjadi setelah dua indeks saham ditutup pada rekor tertinggi sebelumnya.

Penjualan ritel turun 1,1 persen pada Juli 2021, dan penurunan yang lebih tajam dari yang diharapkan ekonom dan alami pembalikan arah dari kenaikan 0,7 persen pada Juni. Ekonom perkirakan penurunan 0,3 persen.

“Ketika kami melihat harapan kekuatan konsumen ke depan, beberapa diambil oleh kenaikan varian delta. Tantangan-tantangan ini tidak akan hilang dengan cepat,” ujar Yung-Yu Ma dari BMO Wealth Management, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (18/8/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham Ritel

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Saham Home Depot turun 4,2 persen setelah melaporkan hasil kuartal II 2021 dan membebani Dow Jones. Sementara itu, pendapatan kuartalan melampaui perkiraan, penjualan toko yang sama naik 4,5 persen pada periode itu di bawah perkiraan konsensus lima persen. Hal tersebut dari survei kepada analis oleh StreetAccount. Penjualan toko yang sama di Amerika Serikat meningkat hanya 3,4 persen.

Saham Walmart mendatar setelah pendapatan kuartal II 2021 melampaui perkiraan. Ritel mendapatkan sokongan dalam bahan makanan dan melaporkan awal yang kuat saat musim kembali ke sekolah.

Di sisi lain, data ekonomi China yang mengecewakan pada Senin, 16 Agustus 2021 meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

Saham produsen chip turun pada hari kedua dengan iShares Semiconductor ETF susut 1,9 persen dan Nvidia hampir 2,5 persen lebih rendah. Saham Tesla dan Boeing menurun,  seiring keduanya juga sangat bergantung pada China sebagai pasar pertumbuhan.

Gerak Saham Teknologi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Saham teknologi juga tertekan. Saham teknologi kapitalisasi besar termasuk induk usaha Alphabet, Amazon, Apple, dan Facebook melemah.

Di sisi lain, saham perawatan kesehatan menguat dengan sektor perawatan kesehatan S&P 500 mencapai rekor pada satu titik. Saham UnitedHealth, Merck, dan Johnson&Johnson melambung.

Pada Senin, indeks S&P 500 mencapai tonggak sejarah ketika indeks acuan berlipat ganda dari penutupan dalam posisi terendah sejak pandemi COVID-19 pada 23 Maret 2021. Itu menandai kenaikan pasar tercepat sejak perang dunia II, berdasarkan perhitungan CNBC.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya