Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) menguat pada perdagangan Senin (13/9/2021). Penguatan saham BLTZ di tengah kabar bioskop akan kembali buka.
Mengutip data RTI Senin, 13 September 2021 pukul 09.35 WIB, saham PT Graha Layar Prima Tbk naik 3,66 persen ke posisi Rp 3.400 per saham. Saham BLTZ dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 3.380. Saham BLTZ berada di level tertinggi Rp 3.400 dan terendah Rp 3.300 per saham. Total frekuensi perdagangan delapan kali dengan volume perdagangan 27. Nilai transaksi harian Rp 9 juta.
Baca Juga
Penguatan saham BLTZ ini terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal sesi perdagangan. IHSG merosot 0,34 persen ke posisi 6.071,89. Sebanyak 225 saham melemah sehingga menekan IHSG. 205 saham menguat dan 183 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.094,98 dan terendah 6.064,45.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 343.713. Total volume perdagangan 5,5 miliar saham dan nilai transaksi Rp 2,3 triliun. Investor asing jual saham Rp 7,9 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.207.
Adapun PT Graha Layar Prima Tbk mengelola jaringan bioskop CGV di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2021, perseroan dan entitas anak operasikan 66 bioskop CGV dan dua bioskop blitztheater.
Hingga Juni 2021, perseroan mencatat pendapatan bersih turun 58,01 persen menjadi Rp 98,17 miliar dari perseroan saham tahun sebelumnya Rp 233,83 miliar. Beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 125,89 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 232,37 miliar.
Perseroan mencatat rugi bruto Rp 27,71 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya catat laba kotor Rp 1,46 miliar. Perseroan tekan beban penjualan dari Rp 1,37 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 188,80 juta pada semester I 2021.
Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 98,37 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 123,60 miliar. Perseroan alami kenaikan biaya keuangan dari Rp 58,95 miliar menjadi Rp 62,87 miliar. Perseroan alami kenaikan rugi selisih kurs dari Rp 6,88 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 14,43 miliar pada semester I 2021.
Perseroan mencatat rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut menjadi Rp 168,04 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 185,46 miliar.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 1,75 triliun pada Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 1,6 triliun. Ekuitas perseroan turun dari Rp 796,35 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp 628,31 miliar pada semester I 2021. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 82,80 miliar pada Juni 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Viral Kabar Bioskop Buka Lagi 14 September 2021, Penonton Wajib Gunakan Aplikasi Peduli Lindungi
Mengutip Kanal Showbiz Liputan6.com, Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia Djonny Syafruddin membenarkan mengenai pembukaan bioskop mulai 14 September 2021. Namun, ada sejumlah catatan.
“Betul, tapi begini bioskop tidak sama dengan tempat hiburan lain. Hari ini diumumkan boleh beroperasi, maka besok langsung buka. Kami butuh waktu,” ujar dia, Rabu, 8 September 2021.
Pengusaha bioskop butuh waktu persiapan mengingat syarat masuk bioskop bertambah satu, yakni “menyaring” calon penonton dengan aplikasi Peduli Lindungi. Staf bioskop harus melek cara ini.
“Pertama, kami harus cek stok film apa saja yang siap tayang. Kedua, persiapan gedung dengan sarananya. Ketiga, tatacara memindai kode batang lewat aplikasi Peduli Lindungi,” tutur dia.
Ia mengatakan, syarat ketiga mutlak karena harus dilaporkan ke pihak terkait. Terkait “menjaring” penonton dengan aplikasi Peduli Lindungi, Djonny Syafruddin tak masalah dan malah mendukung.
“Kami dukung karena bagaimanapun kesehatan dan keselamatan masyarakat adalah yang utama,” ujar dia.
Akan tetapi, bioskop buka lagi 14 September 2021 jangan dianggap 100 persen pasti terjadi.
“Ini jangan dianggap 100 persen berlaku karena belum ada hitam di atas putih. Masih menunggu kepastian hingga 13 September 2021. Namun kami terus mempersiapkan diri,” Djonny Syafruddin menjelaskan.
Kabar lain yang beredar, kapasitas jumlah penonton saat bioskop nanti dibuka adalah 20 persen. Merespons ini, ia tak sepenuhnya sependapat karena tingkat okupansi 20 persen memberatkan pengelola bioskop.
“Tingkat okupansi 50 persen, dong. Bukan 20 persen, harapan saya. Namun saya tidak bilang bahwa 20 persen itu hoaks. Yang kita bahas dengan Pemerintah yang 50 persen,” ujar dia.
Jaringan bioskop kini melatih staf mereka menyaring pengunjung via aplikasi Peduli Lindungi. Djonny Syafruddin berharap ini menjadi babak baru yang mengantar bioskop ke titik cerah asal masyarakat berdisiplin.
Advertisement