Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan empat saham perusahaan ini dalam UMA (unusual market activity), yaitu saham PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF), PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), dan Pacific Strategic Financial Tbk (APIC).
Keempat saham tersebut masuk UMA pada 20 September 2021 karena ada aktivitas yang tidak biasa dalam perdagangan atau pergerakan harga saham perusahaan. Bursa Efek Indonesia sudah mencermati pergerakan harga saham dan aktivitas perdagangan keempat saham perusahaan tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Baca Juga
Saham CBMF masuk UMA karena telah terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan. Kenaikan harga saham ini di luar kebiasaan ini terjadi sejak 15 September 2021, dengan harga saham CBMF ditutup menguat 34 persen ke Rp 67 per saham, dibanding Rp 50 di 14 September 2021.
Advertisement
Kenaikan harga saham ini terus berlanjut hingga 20 September 2021, dimana harga saham CBMF ditutup menguat 128 persen ke Rp 114 per saham dibanding harga saham perseroan di penutupan 14 September 2021.
Hanya saja BEI tidak melakukan perhentian perdagangan sementara (suspensi) atas saham CBMF. Pada 21 September 2021, saham CBMF melanjutkan penguatan ke Rp 120. Jadi saham CBMF sudah mengalami kenaikan sebesar 140 persen dibandingkan harga penutupannya di Rp 50 pada 14 September 2021.
Sementara saham AYLS mengalami kenaikan harga tidak biasa sejak 17 September 2021, dimana saham AYLS naik Rp 25 atau 18,66 persen ke Rp 159, dari sebelumnya Rp 134 di 16 September 2021. Kenaikan harga saham AYLS terus berlanjut hingga 20 September 2021 ke Rp 210 per saham, melonjakRp 76 atau 6,72 persen.
Dalam hal ini BEI juga tidak melakukan suspensi atas saham AYLS. Saham AYLS terus menguat ke Rp 220, naik Rp 86 atau 64,18 persen dibandingkan Rp 134 di 16 September 2021. Harga saham AYLS sempat mencapai level tertingginya di Rp 148, naik sebesar Rp 114 atau 85,07 persen sejak 16 September 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham ZINC-APIC
Selanjutnya, saham ZINC mengalami aktivitas perdagangan di luar kebiasaan karena banyaknya volume, nilai dan frekuensi perdagangan sahamnya. Sejak 14 September dengan ada kenaikan nilai sebesar 171,8 persen menjadi Rp 124,21 miliar dari sebelumnya Rp 45,69 miliar.
Sedangkan di 17 September 2021, nilai transaksi saham ZINC turun tajam menjadi sebesar Rp 28 miliar, dan pada 20 September naik tajam lagi menjadi Rp 118,63 miliar.
Meski demikian, BEI tidak melakukan suspensi atas saham ZINC. Pada 21 September 2021, nilai transaksi saham ZINC menurun jadi Rp 97,95 miliar. Saham ZINC ditutup di Rp 125 per saham.
Terakhir, saham APIC, mengalami aktifitas perdagangan saham di luar kebiasaan dari sisi frekuensi yang naik turun. Pada 8 September 2021, frekuensi perdagangan saham APIC ada sebanyak 1.574 kali, sementara pada 10 September 2021, meningkat menjadi sebanyak 2.079 kali.
Namun, pada 17 September. frekuensi perdagangangannya ada sebanyak 1.311 kali. Harga saham APIC meningkat menjadi Rp 850 dari sebelumnya Rp 840 di 8 September 2021. Saham APIC cukup fluktuatif, harga terendahnya ada di Rp 825, sementara harga tertingginya mencapai Rp 880 per saham.
Advertisement
Ini Pertimbangan Saham Masuk UMA
Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham-saham tertentu dalam kategori UMA agar para investor lebih berhati-hati. Para investor diharapkan untuk bisa memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa dan Mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya.
Investor juga diharapkan bisa mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Terakhir, investor diharapkan bisa mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Reporter: Elizabeth Brahmana