Wall Street Bervariasi, Investor Cerna Rilis Laporan Keuangan Emiten

Wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 13 Oktober 2021 setelah rilis risalah the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Okt 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2021, 06:30 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 13 Oktober 2021 waktu setempat.

Indeks S&P 500 hentikan penurunan tiga hari berturut-turut pada Rabu pekan ini karena investor mencerna pendapatan kuartal III 2021 dan mencari petunjuk tentang kapan bank sentral AS atau the Fed mengurangi program pembelian obligasinya.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,3 persen ke posisi 4.363,80. Indeks S&P 500 bergejolak sepanjang sesi perdagangan. Indeks Nasdaq bertambah 0,7 persen menjadi 14.571,64. Indeks Dow Jones mendatar di posisi 34.377,81.

Sementara itu, risalah yang dirilis Rabu sore, 13 Oktober 2021 dari pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) pada September menunjukkan bank sentral dapat mulai mengurangi program pembelian asetnya segera setelah pertengahan November 2021.

"Para peserta umumnya, menilai asalkan pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya secara luas, proses pengurangan bertahap yang berakhir sekitar pertengahan tahun depan kemungkinan akan tepat,” ujar dia dikutip dari CNBC, Kamis (14/10/2021).

Indeks harga konsumen September yang dirilis Rabu pagi melonjak 0,4 persen dari bulan sebelumnya dan 5,4 persen year over year (yoy), menurut Departemen Tenaga Kerja. Ekonom memperkirakan akan melihat peningkatan month-to-month sebesar 0,3 persen atau tingkat tahunan sebesar 5,3 persen, menurut Dow Jones.

“Sebagian besar dari tekanan inflasi ini bersifat sementara, tetapi itu tidak menghentikannya untuk berdampak pada aktivitas,” tutur Chief Strategist Princial Global Investors, Seema Shah.

Ia menambahkan, rilis inflasi dengan inflasi harga pangan dan inflasi tempat tinggal bergerak lebih tinggi menunjukkan meningkatnya tekanan pada konsumen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mulai Musim Laporan Keuangan Kuartal III

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Tidak termasuk energi dan makanan, indeks harga konsumen inti naik 0,2 persen MoM dan 4 persen selama 12 bulan terakhir, terhadap perkiraan masing-masing 0,3 persen dan 4 persen.

Musim laporan keuangan kuartal III 2021 dimulai pada Rabu pekan ini dengan JPMorgan Chase. Perseroan mengatakan, laba kuartalan melampaui harapan menyusul dorongan dari kerugian pinjaman yang lebih baik dari perkiraan. Pendapatan bank AS terbesar berdasarkan aset itu juga lebih tinggi dari yang diharapkan.

Saham JPMorgan turun 2,6 persen meski laporkan pendapatan yang kuat. Sepanjang 2021, saham JPMorgan naik lebih dari 26 persen.

Delta Air Lines juga melaporkan rilis kinerja keuangan sebelum bel pembukaan pada Rabu pekan ini. Perusahaan membukukan pendapatan lebih tinggi dari perkiraan dan laba kuartalan pertama tanpa menghitung bantuan federal sejak awal pandemi.

 Namun, maskapai mengatakan biaya bahan bakar dan biaya lainnya lebih tinggi akan menekan laba kuartal IV. Saham Delta turun sekitar 5,8 persen.

“Kami berada pada titik di mana valuasi, berhenti naik dan pada kenyataannya turun, sementara pertumbuhan pendapatan memuncak. Hal itu menciptakan lintasan yang kurang naik untuk pasar saham, ” ujar Direktur Fidelity Invesments, Jurrien Timmer.

Sektor Teknologi Menguat dan Investor Menanti Rilis Keuangan Emiten Bank

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Saham Apple turun 0,4 persen setelah laporan Bloomberg News mengatakan akan pangkas produksi iPhone 13 karena kekurangan chip. Meski Apple turun, saham teknologi menikmati kenaikan pada Rabu pekan ini karena imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun lebih rendah.

Suku bunga rendah dapat mendorong pertumbuhan harga saham lebih tinggi karena mengangkat valuasi pendapatan masa depan perusahaan.

Investor cenderung menjangkau saham teknologi dengan margin tinggi itu ketika suku bunga rendah. Sektor teknologi yang relatif kuat membantu mendukung indeks Nasdaq Composite dan S&P 500. Nama-nama besar saham teknologi antara lain Microsoft, indeks usaha Google Alphabet, dan Amazon naik. Nvidia, Zoom dan Salesforce juga menguat.

Investor menunggu laporan pendapatan dari Bank of America, Morgan Stanley, Citigroup, Wells Fargo dan Walgreens Boots Alliance.

“Ini jelas mewakili kuartal pertama risiko EPS nyata yang harus dihadapi investor dalam pemulihan COVID-19 karena perkiraan produk domestik bruto (PDB) telah runtuh sejak pertengahan Agustus karena masalah rantai pasokan,” ujar Institutional Equity Strategist Raymond James, Tavis McCourt.

“Namun, konsensus EPS di tingkat indeks tidak berubah secara berarti karena luar biasa, lebih banyak saham telah melihat revisi pendapatan positif sejak pertengahan Agustus daripada negatif,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya