Liputan6.com, Jakarta - Pembeli rumah di Amerika serikat (AS) tidak terlalu tertarik untuk membayar jaminan menggunakan aset kripto seperti bitcoin. Biaya tidak sepadan dan kena pajak pula.
United Wholesale Mortgage (UWM) yang memulai debut publik pada Januari di Special Purpose Acquisition (SPAC) melakukan uji coba adopsi kripto sebagai pembayaran di industri. Setelah percobaan pertama kalinya. Itu, CEO United Wholesale Mortgage, Mat Ishbia menuturkan perusahaan tidak akan melanjutkan karena tidak sepadan.
“Akumulasi biaya tambahan dan ketidakpastian peraturan di ruang kripto saat ini, kami menyimpulkantidak akan melampaui itu,” ungkap Ishbia dilansir dari CNBC, dikutip Senin (18/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Perusahan jaminan atau hipotek berbasis di Michigan mengadopsi tiga jenis aset kripto yaitu bitcoin, eter dan dogecoin.
Penggunaannya bisa untuk beberapa peminjam yang berbeda guna melihat bagaimana kinerja aset kripto itu. UWM berhasil menerima pembayaran jaminan dengan aset kripto perdana pada September dan lima lainnya pada Oktober.
Hingga akhirnya permintaan itu tidak ada lagi. Ishbia berujar para peminjam menyukai cara pembayaran tersebut dan menilainya sebagai cara yang keren. Opsi bertransaski memanfaatkan kripto “bukanlah pengemudi”.
"Tidak ada cukup permintaan untuk benar-benar mendorong kripto terlalu keras," kata dia.
Ini menunjukkan pengguna aset kripto memperlakukannya sebagai investasi bukan pengganti uang. Walaupun harga aset kripto telah meningkat pada tahun lalu, masih jarang digunakan untuk membeli dan menjual barang fisik. Sebaliknya, sebagian besar investor memegang prinsip HOLD (hold on for dear life).
Mereka membeli dan menyimpan uang digital dengan harapan nilainya akan naik. Pada tahun lalu, itu adalah taruhan yang bagus. Karena bitcoin melonjak lebih dari lima kali lipat dan eter meroket setidaknya sepuluh lipatnya.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan SEC Chairman Gary Gensler menegaskan tidak ada rencana tentang pemberlakukan pembatasan di perdagangan aset kripto.
Namun, RUU Infrastruktur yang diusulkan memuat persyaratan pelaporan baru bagi broker aset kripto dan para pemain terkemuka di bidang ini. Coinbase dan Andreessen Horowitz meminta kejelasan lebih lanut dari regulator terkait usulan tersebut.
UWM, perusahaan jaminan terbesar kedua di AS setelah Quicken (raksasa pemberi pinjaman milik Rocket Companies yang berpusat di Detroit), bekerja hanya melalui saluran grosir. Artinya perusahaan mempekerjakan pialang lalu menghubungkan klien dengan pinjaman (agen properti) rumah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengenaan Pajak Tambahan
Perusahaan tidak memiliki aset kripto di neracanya. Token yang diterima lalu dikonversikan menjadi mata uang flat saat transaksi. Untuk enam pemilik rumah yang mengambil bagian dalam percobaan, beberapa di antaranya mungkin menghadapi tagihan pajak atas transaksi kripto.
IRS mengklasifikasikan mata uang digital seperti bitcoin yang difungsikan sebagai properti atau melakukan pembayaran jaminan menggunakan kripto dianggap sebagai peristiwa kena pajak.
Besarannya bervariasi sesuai seberapa banyak pembayaran untuk aset kripto. Ini merupakan dasar biaya dan nilai pasar pada saat membelanjakannya. Perbedaan itulah yang memicu pajak capital gain pendapatan. Pajak lain yang harus dibayar yaitu pajak penjualan.
"Satu hal yang tidak disadari banyak orang yaitu setiap kali membelanjakan aset kripto untuk membeli secangkir kopi, atau jenis barang konsumen apa pun, itu memicu peristiwa capital gain," ujar CPA dan kepala strategi pajak di CoinTracker.io Shehan Chandrasekera.
CoinTracker.io merupakan perusahaan perangkat lunak pajak mata uang digital yang membantu klien melacak kripto klien di seluruh alamat dompet digital dan mengelola kewajiban pajak.
UWM bisa menarik proyek masa depan itu jika cukup banyak peminjam akhirnya tertarik.
"Kripto menjadi lebih umum, kami dapat mengaktifkannya kapan saja. Kami tahu bagaimana melakukannya sekarang,” ujar Ishbia.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement