Laba Amazon Turun 15 Persen hingga Kuartal III 2021

Amazon memperhitungkan perlambatan pertumbuhan penjualan karena konsumen kembali ke toko fisik dan perusahaan menghadapi tantangan rantai pasokan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Okt 2021, 10:55 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 10:55 WIB
Amazon Hadir di Singapura
Barang pesanan pelanggan yang akan dikirim dengan layanan Amazon Prime Now di pusat gudang toko online Amazon di Singapura, Kamis (27/7). Dengan layanan tersebut, Amazon menawarkan pengiriman barang dalam dua jam untuk ribuan item. (AP Photo/Joseph Nair)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Amazon turun lebih dari 4 persen pada perdagangan Kamis, 28 Oktober 2021. Menyusul laporan keuangan perusahaan kuartal III 2021 yang lebih lemah dari perkiraan.

Dilansir dari CNBC, Jumat (29/10/2021), penghasilan Amazon hingga kuartal III 2021 tercatat USD 6,12 atau sekitar Rp 86.824 per saham, dibandingkan ekspektasi analis di kisaran USD 8,92 atau Rp 126.548 per saham.

Pendapatan pada periode tersebut tercatat sebesar USD 110,81 miliar Rp 1.572,06 triliun, dari ekspektasi analis di kisaran USD 111,6 miliar atau Rp 1.583,33 triliun.

Amazon memperhitungkan perlambatan pertumbuhan penjualan karena konsumen kembali ke toko fisik dan perusahaan menghadapi tantangan rantai pasokan.

Pendapatan pada kuartal ketiga naik 15 persen. Namun turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 37 persen.

Untuk kuartal keempat, Amazon memperkirakan penjualan antara USD 130 miliar dan USD 140 miliar, mewakili pertumbuhan antara 4 persen dan 12 persen. Analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan pendapatan akan naik 13,2 persen dari tahun ke tahun menjadi USD 142,1 miliar.

Amazon mengatakan laba operasinya pada kuartal keempat akan berada di kisaran USD 0 dan USD 3 miliar. Itu merupakan penurunan signifikan dari laba operasinya sebesar USD 6,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Penjualan di toko online naik 3 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD 49,9 miliar, sementara pendapatan toko fisik meningkat 13 persen menjadi USD 4,27 miliar.

Pendapatan dari layanan penjual pihak ketiga, yang mencakup komisi di pasar serta biaya pemenuhan dan pengiriman, naik 18 persen menjadi USD 24,25 miliar, melambat dari pertumbuhan 34 persen di kuartal kedua dan 60 persen pada kuartal pertama.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penjualan Produk

Amazon Hadir di Singapura
Pekerja memindai barang ketika mencari pesanan pelanggan di pusat gudang toko online Amazon usai resmi dibuka di Singapura, Kamis (27/7). Amazon telah meluncurkan layanan pengiriman Amazon Prime Now di Negeri Singa itu. (AP Photo/Joseph Nair)

Untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, pendapatan dari layanan Amazon melampaui penjualan ritelnya. Penjualan produk bersih mencapai USD 54,9 miliar pada kuartal tersebut, sementara pendapatan dari Amazon Web Services, periklanan, layanan penjual pihak ketiga, dan langganan Prime bertambah hingga USD 55,9 miliar.

Amazon Web Services melampaui perkiraan, dengan pendapatan melonjak 39 persen menjadi USD 16,11 miliar, sementara analis memperkirakan penjualan USD 15,48 miliar.

AWS menghasilkan pendapatan operasional USD 4,88 miliar pada periode tersebut, sementara laba operasional di perusahaan induk hanya USD 880 juta. Tanpa keuntungan besar dan kuat dari AWS, Amazon akan mencatat kerugian untuk kuartal tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya