Wall Street Perkasa, Indeks S&P 500 Cetak Rekor Berkat Laporan Keuangan yang Kuat

Wall street kembali kompak menguat dan cetak rekor pada Selasa, 2 November 2021 seiring rilis laporan keuangan yang positif.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Nov 2021, 06:48 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 06:48 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 2 November 2021. Indeks S&P 500 naik ke rekor tertinggi jelang keputusan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS karena laba perusahaan yang kuat memberi kepercayaan investor.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 138,79 poin menjadi 36.052,63. Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen menjadi 4.630,65, dan ditutup ke level tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq bertambah 0,3 persen menjadi 15.649,60. Rata-rata indeks utama ditutup ke posisi rekor.

Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 menguat tipis ke posisi tertinggi sepanjang masa. "Fundamental mungkin menjadi pusat mengapa pasar saham terus meningkat,” ujar Chief Investment Strategist the Leuthold Group dilansir dari CNBC, Rabu (3/11/2021).

Ia menambahkan, musim laporan keuangan dengan laba secara keseluruhan ternyata jauh lebih kuat dari yang diantisipasi. Di sisi lain, banyak perusahaan memperingatkan pembatasan pasokan adalah masalah.

"Sebagian besar tetap mampu menaikkan harga, mempertahankan margin keuntungan yang kuat, dan memanfaatkan sepenuhnya permintaan yang sehat dengan hasil penjualan lebih besar. Kekhawatiran akan kikis margin keuntungan yang luar biasa tidak terjadi,” tutur dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Saham Pfizer naik 4,1 persen setelah laba kuartal ketiga produsen obat itu melampaui harapan. Itu juga meningkatkan pendapatan dan prospek earning per share (EPS) pada 2021.

Saham Under Armour melonjak 16,4 persen setelah produsen atletik tersebut menaikkan prospek tahunannya. Ini mengungkapkan perusahaan melihat kemajuan dalam meningkatkan citra mereknya di bawah CEO Patrik Frisk.

Saham DuPont de Nemours reli 8,7 persen setelah mengalahkan prediksi pendapatan dan laba bersih dari hasil kuartalan. Estee Lauder menguat 4,1 persen pada laba bersih dan pendapatan yang melebihi harapan.

Hasil laba perusahaan yang lebih baik dari perusahaan mendorong rata-rata wall street  menguat ke rekor tertinggi pada Oktober 2021. Indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan bulan terbaiknya sejak November 2020.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 2 November 2021, berdasarkan FactSet, 83 persen dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba melampaui harapan analis.

Sementara itu, saham Tesla turun tiga persen pada Selasa, 2 November 2021. Saham Tesla telah menguat lebih dari 50 persen selama sebulan terakhir.

Harga saham Tesla turun seiring laporan perseroan menarik kembali 11.700 kendaraannya karena kesalahan komunikasi. Ditambah tweet Elon Musk yang unggah kalau Tesla belum teken kontrak dengan Hertz.

Menanti Pertemuan The Fed

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Serangkaian rekor tertinggi terjadi di bursa saham AS seiring investor terus bertaruh pada reli akhir tahun meski pun masalah rantai pasokan, risiko COVID-19, dan the Federal Reserve yang akan mengindikasikan akan kembali menarik beberapa stimulus.

Adapun pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dilakukan dalam dua hari yang dimulai pada Selasa pekan ini.

Pertemuan the Fed akan mengumumkan mulai melepas pengurangan stimulus dengan kurangi pembelian obligasi bulanan yang diterapkan selama pandemi COVID-19. Di sisi lain laporan tenaga kerja AS pada Oktober 2021 akan rilis Jumat pekan ini.

Rata-rata indeks S&P 500 naik 1,1 persen pada November dan 2,3 persen pada Desember sejak 1936, berdasarkan catatan Bank of America.  Bank of America berhati-hati seiring sudah mencatatkan pergerakan di zona hijau dalam 79 persen.

“Kami terus melihat risiko penurunan ke depan,” ujar Head of US Equity and Quantative Strategy Bank of America, Savita Subramanian.

Ia menambahkan, meski mengalahkan 7 persen, sebagian besar EPS 2021-2022 tidak berubah.”Menujukkan siklus revisi ke atas kemungkinan telah mencapai puncaknya,” tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya