Liputan6.com, Jakarta - Head of Equity Strategy Wells Fargo Securities, Chris Harvey prediksi penguatan wall street atau bursa saham Amerika Serikat (AS) pada 2021 tidak akan berlanjut pada 2022.
Ia memasang target untuk indeks S&P 500 pada 2022 sebesar 4.285. Wall street akan reli pada akhir 2021. Sebelum akan turun pada 2022.
“Anda akan membawa ekuitas yang bergerak pada tingkat yang tidak dapat dipertahankan. Kami akan membuat pasar ekuitas mencair. Kami akan membawa saham ke tingkat di mana fundamental dan valuasi tidak mendukungnya,” kata Harvey dilansir dari laman CNBC, ditulis pada Senin (1/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Indeks S&P 500, Nasdaq dan Dow Jones berakhir pada posisi terbaik di akhir pekan. Pada Oktober, S&P 500 dan Nasdaq meningkat 7 persen sementara Dow Jones naik 6 persen.
“Apa yang kami lihat dari para investor dan individu adalah mereka merasa pasar tidak dapat ditembus pada saat ini. Kami mengalami beberapa kemunduran. Hal tersebut yang menyebabkan terjadi pembelokan tetapi mereka (investor) Anda tidak pernah rusak. Itu membawa tingkat FOMO (takut ketinggalan) yang berdampak pada tingkat kepercayaan diri,” ujar Harvey.
Harvey mencatat ada fundamental ekonomi yang kuat, pendapatan lebih besar dari perkiraan, biaya modal rendah, serta uang tunai besar. Yang mana uang tunai diperoleh sebagai faktor pemacu kenaikan keuntungan.
"Agaknya sudah terlambat di pasar ‘bull’. Saat ini merupakan periode di mana irasionalitas menjadi jauh lebih rasional. Hal-hal yang tidak dharapkan justru dapat terjadi. Bahkan kemungkinan besar menjadi lebih besar dari yang diproyeksikan,” tambahnya.
Menurut Harvey, momentum akan terjadi pada beberapa sektor. Salah satunya sektor bank yang menjadi faktor pendorong utama pada kenaikan indeks acuan hingga akhir tahun. Dia menyebut, keuangan sebagai permainan kepemimpinan secara sembunyi-sembunyi. Hal menjadi daya tarik dari rencana Federal Reserve atau the Fed untuk mengurangi stimulus atau tapering.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Indeks S&P 500
Ia pun menambahkan kebijakan the Fed akan menambah tekanan suku bunga. Yang mana hal ini berefek positif pada sektor perbankan. Selain itu, menurut dia, pada portofolio ETF juga memiliki saham bank. Oleh karena itu, investor memiliki diversifikasi cukup bagus.
"Saya pikir ini kondisi ‘jual pada Mei dan pergi’. Saat Anda memasuki akhir musim semi, awal musim panas, Anda benar-benar ingin menjadi lebih defensif,” ujar dia.
Masih terlalu dini bagi perusahaan untuk mencapai target S&P tahun depan. Target Harvey adalah 4.715. Perkiraan yang lebih optimis sejauh ini termasuk dari Jonathan Golub dari Credit Suisse, yang menargetkan S&P 500 di angka 5.000.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement