Analis Sebut Pasar Modal Siap Hadapi Dampak Jika The Fed Putuskan Tapering Off

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Kamis, 4 November 2021 dan dibayangi tapering off.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Nov 2021, 22:53 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 22:53 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan Kamis, 4 November 2021. Pengumuman hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan bayangi laju IHSG.

The Federal Reserve menggelar pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada Rabu, 3 November 2021 waktu setempat.

Mengutip laman Antara, Ekonom Grant Thornton, Diane Swonk menuturkan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pembuat kebijakan the Fed akan memberikan suara bulat selama pertemuan kebijakan dua hari yang dimulai Selasa, 2 November 2021 untuk kurangi pembelian aset bulanan bank sentral sebesar USD 120 miliar.

“Komite berharap untuk mengakhiri pengurangan pembelian asetnya pada pertengahan 2022. Mungkin harus mempercepat garis waktu itu jika inflasi tidak cukup cepat moderat,” ujar Swonk.

Sementara itu,Ekonom RSM US LLP, Joseph Brusuelas prediksi, Ketua Fed Jerome Powell memakai konferensi persnya untuk kembali menegaskan tapering tidak diperketat.

"Jauh dari diskusi tapering, the Fed akan mempertahankan kebijakan suku bunga dalam kisaran antara nol dan 25 basis poin dan tidak membuat perubahan apa pun pada suku bunga yang dibayarkan atas kelebihan cadangan,” tutur dia.

Head of Equity Trading PT MNC Sekuritas Medan Frankie Prasetio menuturkan,  isu tapering dan kenaikan suku bunga acuan sudah berdengung hampir sepanjang 2021. Ia menilai, secara domestik, pasar juga cukup siap dalam hadapi efek jika tapering digulirkan.

"Soal pengurangan stimulus pun akan diputuskan dalam pertemuan ini, mengingat data ekonomi Amerika Serikat sendiri telah berangsur membaik, seperti penurunan tingkat pengangguran, kenaikan tingkat kredit yang paling menarik perhatian adalah soal kenaikan inflasi," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (3/11/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi IHSG hingga Akhir 2021

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Frankie menuturkan, dampak dari tapering terhadap pasar modal seharusnya tidak terlalu signifikan. Ia mengatakan, pertimbangnnya aliran dana investor asing yang 2021 baru mulai masuk ke Indonesia. Kemudian ada antisipasi dari pemerintah Indonesia seperti kesiapan cadangan devisa yang lebih besar, pertumbuhan ekonomi yang menarik sebagai tujuan investor.

"Tambahan juga dunia saat ini mengalami krisis energi, Indonesia memiliki komoditas ekspor khususnya komoditas energi seperti batu bara, gas, minyak bumi dan CPO. Hal ini tentu menjadi penopang IHSG pasca tapering diumumkan nanti,” kata dia.

Frankie prediksi, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Kamis, 4 November 2021. Hal ini seiring tapering sudah cukup diantisipasi oleh pasar. IHSG akan bergerak di kisaran 6.550-6.600.

"Dan jika the Fed tidak terburu-buru untuk menaikkan rate, maka hal ini bisa menjadi sentimen yang baik untuk pasar,” ujar dia.

Ia menilai, untuk strategi investasi saham bisa buy on weakness. "Bisa saja memang IHSG sedikit koreksi setelah rilis keputusan dari the Fed soal tapering, namun jika hal ini terjadi malah menjadi suatu momen yang baik untuk masuk pasar,” kata dia.

Adapun hingga akhir 2021, Frankie perkirakan IHSG berada di level 6.600-6.700. Sentimen yang mendukung adalah window dressing dan laporan keuangan yang baik ditorehkan oleh saham-saham blue chip pada penutupan tahun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya