Liputan6.com, New York - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis pagi (18/11/2021) seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang tertekan.
Di Jepang, indeks Nikkei melemah 0,43 persen. Sementara itu, indeks Topix tergelincir 0,28 persen. Di Australia, indeks ASX naik 0,2 persen. Akan tetapi, sektor energi berada dalam tekanan seiring aksi jual di minyak. Saham Santos, Oil Search dan Woodside Petroleum turun antara 0,88 persen-1,43 persen.
Saham perbankan juga melemah. Saham ANZ turun 0,07 persen, saham Commonwealth Bank naik 0,13 persen, saham Westpac susut 0,27 persen dan National Australia Bank mendatar.
Advertisement
Baca Juga
“Bursa saham Amerika Serikat melemah karena kekhawatiran inflasi, karena inflasi Inggris lebih kuat dari yang diharapkan dan kendala pasokan bebani perumahan baru di Amerika Serikat,” ujar Analis ANZ Research dilansir dari CNBC, Kamis (18/11/2021).
Indeks harga konsumen Inggris naik 4,2 persen dalam 12 bulan hingga Oktober 2021. Inflasi itu naik dari 3,1 persen pada September 2021 dan mengalahkan harapan ekonom 3,9 persen.
Pada perdagangan Rabu pekan ini akan menambah tekanan pada Bank of England untuk bertindak berdasarkan suku bunga pada pertemuan Desember 2021.
Bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada November, dan menentang harapan banyak investor. Hal itu mengingat bank sentral Inggris diperkirakan menjadi bank sentral besar pertama yang menaikkan suku bunga setelah pandemi COVID-19.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Minyak
Di sisi lain, harga minyak turun pada sesi sebelumnya di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dan pemulihan permintaan.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 2,6 persen menjadi USD 80,28 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3 persen menjadi USD 78,36.
“Rilis laporan mingguan (US Energy Information) menunjukkan penurunan besar dalam persediaan tidak banyak yang menghentikan penjualan,” tulis analis ANZ Research.
Analis ANZ Research juga menyebutkan karena laporan pasar minyak bulanan IEA dan OPEC yang dengan nada turun. "Keduanya memperkirakan pasar akan mengalami surplus dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tulis mereka.
Di sisi lain pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga telah meminta beberapa negara konsumen minyak terbesar di dunia untuk mempertimbangkan melepaskan sejumlah cadangan minyak untuk mengkoordinasikan upaya mendorong harga lebih rendah dan membantu pemulihan ekonomi, hal itu berdasarkan laporan media.
Sementara itu,indeks dolar AS berada di posisi 95,82 dari sebelumnya 95,20. Sedangkan Yen Jepang diperdagangkan di kisaran USD 114,15 per dolar AS
Advertisement