Genjot Produksi Batu Bara, IATA Tambah Kontraktor Baru

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) menambah kontraktor baru untuk dongkrak produksi batu bara.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Des 2021, 06:21 WIB
Diterbitkan 14 Des 2021, 06:21 WIB
Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan dalam proses diakuisisi oleh PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) menunjuk PT Darma Henwa Tbk dan PT MNC Infrastruktur Utama (MIU) sebagai dua kontraktor baru. Kontraktor tersebut menambang dan meningkatkan produksi batu bara pada izin usaha pertambangan (IUP) milik BCR.

Sebelum Darma Henwadan MIU, tiga kontraktor sudah dipekerjakan di bawah IUP milik BCR adalah PT Bara Permata Mining, PT Cipta Bersama Sukses, dan PT Universal Support.

Head of Investor Relations PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk, Natassha Yunita menuturkan, penambahan penunjukan tersebut untuk memenuhi target produksi PT  Putra Muba Coal (PMC), PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), dan PT Arthaco Prima Energi (APE) dari 2,5 juta metrik ton (MT) pada 2021 menjadi 8 juta MT pada 2022.

“Hingga akhir tahun 2021, pendapatan BCR diperkirakan mencapai USD 74,8 juta dengan EBITDA USD 33 juta,” kata dia dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (14/12/2021).

Pada awal bulan ini, IATA telah teken  Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan PT MNC Investama Tbk (BHIT) untuk mengakuisisi 99,33 persen saham BCR.

Nilai transaksi sebesar USD 140 juta ini lebih rendah 23 persen dari valuasi BSPC dan PMC yang mencapai USD 181,9 juta. BCR memiliki 9 IUP di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, antara lain:

 - BSPC dan PMC yang sudah beroperasi, menghasilkan batubara dengan kisaran GAR 2.800 – 3.600 kkal/kg. BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta MT, sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT.

 - IBPE dan APE akan mulai produksi batu bara pada 2022. PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) akan beroperasi dalam satu atau dua tahun dari sekarang. Tujuh IUP ini memiliki estimasi total sumber daya menjanjikan, lebih dari 1,4 miliar MT.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bakal Rights Issue

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perseroan menyatakan, selain tambang batu bara, BCR memiliki infrastruktur pendukung antara lain dermaga dan jalan angkut sepanjang 12 KM. BCR juga akan membangun dermaga dan jalan angkut baru untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

“Transaksi material ini akan dipenuhi dengan penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan diharapkan selesai pada semester I 2022,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya