Wall Street Melambung Berkat Saham Induk Usaha Google Alphabet

Wall street menguat dalam empat hari berturut-turut hingga perdagangan Rabu, 2 Februari 2022 waktu setempat.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Feb 2022, 06:49 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2022, 06:49 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat dalam empat hari berturut-turut pada perdagangan Rabu, 2 Februari 2022. Wall street melambung dipicu saham induk usaha Google Alphabet lantaran catat kinerja laba yang kuat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,9 persen ke posisi 4.589,38. Indeks Dow Jones melompat 224,09 poin atau 0,6 persen menjadi 35.629,33. Indeks Nasdaq bertambah 0,5 persen menjadi 14.417,55.

"Emosi mereda dan keserakahan menggantikan ketakutan-ketakutan akan kehilangan reli setelah koreksi mulai menjadi emosi lebih kuat daripada ketakutan bahwa itu mungkin turun lebih banyak jika Anda bertahan,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold, Jim Paulsen dilansir dari CNBC, Kamis (3/2/2022).

Ia menambahkan, investor mulai memutuskan kalau mungkin level terendah Senin pekan lalu adalah level terendah untuk koreksi.

"Kami memiliki pengingat yang baik kalau fundamental bagus dengan laporan pendapatan, mereka mulai dengan keuangan tetapi menjadi jauh lebih baik sejak itu,” ujar dia.

Nama saham-saham teknologi besar telah menjadi pendorong utama indeks saham utama menguat dalam empat hari ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Hal ini lantaran investor memfokuskan kembali perhatiannya pada musim laporan keuangan setelah perusahaan teknologi kapitalisasi besar terus melaporkan kinerja kuartalan yang kuat dan prospek ke depan. Sebelumnya saham teknologi memimpin penurunan bulan lalu di tengah kekhawatiran atas kenaikan suku bunga.

Saham Alphabet, induk usaha Google melonjak 7,3 persen setelah kinerja kuartalannya melampaui harapan analis. Induk usaha Google juga melaporkan rencana stock split atau pemecahan nilai nominal saham 20:1.

Saham produsen chip Advanced Micro Devices naik 5,1 persen karena pendapatan dan panduan yang kuat. Saham Qualcomm menguat 6,2 persen menjelang laporan pendapatan kuartalan setelah bel perdagangan. Saham grup Match melonjak 5,2 persen setelah perusahaan membukukan lonjakan laba yang mengalahkan perkiraan analis.

Saham Microsoft naik 1,5 persen. Induk usaha Facebook Meta laporkan kinerja setelah bel penutupan perdagangan naik 1,2 persne.

"Perusahaan teknologi adalah beberapa yang paling terpukul pada Januari, karena investor khawatir suku bunga lebih tinggi akan ekspos penilaian yang tinggi dan meningkatkan biaya operasionalnya,” ujar Chief Investment Officer Sanctuary Wealth, Jeff Kilburg.

Ia menambahkan, setelah kemunduran dramatis di sektor teknologi, investor memburu sejumlah saham teknologi yang terpukul sepanjang Januari 2022.


Saham PayPal Merosot

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Di sisi lain, saham PayPal turun 24,6 persen setelah mengecewakan panduan mengecewakan untuk kuartal saat ini dan menyalahkan inflasi.

Saham Starbucks sedikit turun setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartalan yang meleset dan memangkas prospek pendapatannya untuk tahun fiskal 2022.

Pergerakan wall street terjadi setelah data ADP menunjukkan data gaji swasta turun 301.000 pada Januari 2022. Ekonom yang disurve Dow Jones memperkirakan 200.000 pekerjaan swasta ditambahkan pada Januari.

Indeks utama di wall street bergejolak terutama didorong sentimen kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve.

Namun, beberapa anggota the Fed menawarkan komentar yang meyakinkan tidak ingin kenaikan suku bunga yang tertunda menganggu pasar keuangan dan hanya sedikit yang melihat kenaikan suku bunga 50 basis poin.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya