Ada Aksi Demo 11 April 2022, IHSG Hanya Melemah Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,10 persen ke posisi 7.203,79 pada Senin, 11 April 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Apr 2022, 18:13 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 18:13 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan Senin (11/4/2022). IHSG melemah tipis di tengah sentimen aksi demo 11 April 2022 dan investor asing masih melakukan aksi beli saham cukup signifikan.

Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,10 persen ke posisi 7.203,79. IHSG sempat sentuh rekor tertinggi sepanjang masa secara intraday di 7.355,30. IHSG sempat bertahan di zona hijau selama sesi perdagangan. Namun, memasuki penutupan perdagangan, IHSG melemah tipis. IHSG sempat ke posisi terendah 7.194,60.

Sebanyak 412 saham melemah sehingga menekan IHSG. 154 saham menguat dan 128 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.845.704 kali dengan volume perdagangan 46,2 miliar saham.

Analis Erdikha Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan mengatakan, sentimen penopang IHSG saat ini bisa dikatakan masih relatif minim. Namun, pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk pengaruhi laju IHSG.

"Namun, satu hal yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini yaitu hari pembukaan perdagangan pertama IPO GoTo yang mana menguat cukup signifikan dengan nilai transaksi yang cukup ramai disertai dengan kapitalisasi yang terbesar setelah BBCA dan BBRI sehingga menopang penguatan IHSG hari ini,” ujar Ivan saat dihubungi Liputan6.com, Senin (11/4/2022).

Senada dengan Ivan, Analis Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG, yakni IPO GoTo yang naik secara signifikan.

"Sentimennya antara lain kenaikan harga komoditas terutama batu bara, IPO GoTo yang naik signifikan menjadikannya saham dengan bobot terbesar ketiga setelah BBCA dan BBRI,” kata Mino.

Bahkan, Mino juga menyebutkan, dampak listing GoTo terhadap IHSG sangat positif. Sedangkan, Ivan menjelaskan, dampak dari listingnya saham GoTo yaitu menyebabkan pergerakan IHSG menjadi cukup volatile.

"Dikarenakan GoTo memiliki kapitalisasi pasar terbesar setelah BBCA dan BBRI sehingga ketika mengalami penguatan ataupun pelemahan maka akan berdampak terhadap pergerakan IHSG," ungkap Ivan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pergerakan IHSG Tak Terpengaruh Aksi Demo

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, Ivan menyampaikan, pergerakan IHSG hari ini tidak terlalu dipengaruhi oleh aksi demo mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia di Jakarta.

"Sepertinya aksi demo tidak terlalu mempengaruhi terhadap pergerakan IHSG hari ini. Mengaca dari demo sebelumnya yaitu pada 22 Mei 2019, terjadi aksi demo terkait hasil Pemilu 2019,"

"Saat itu, IHSG melemah 0,2 persen. Akan tetapi, tidak selamanya demikian. Ketika aksi menolak UU Cipta Kerja (omnibus law) pada 6 Oktober 2020, IHSG mampu menguat 0,82 persen. Demikian pula kala Aksi 212 pada 2 Desember 2016, IHSG menguat 0,91 persen,” Ivan menambahkan.

Sejalan dengan Ivan, Mino juga perkirakan IHSG tidak dipengaruhi oleh aksi demo tersebut.

"Prediksi saya tidak akan berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan,” pungkasnya. 

Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham WIRG melonjak 24,55 persen

-Saham CSMI melonjak 24,44 persen

-Saham IATA melonjak 21,19 persen

-Saham BSML melonjak 20,21 persen

-Saham IBST melonjak 14,62 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham TOYS melemah 6,98 persen

-Saham SUPR melemah 6,98 persen

-Saham TOBA melemah 6,95 persen

-Saham DMMX melemah 6,94 persen

-Saham ESSA melemah 6,93 persen

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham TLKM senilai Rp 161,2 miliar

-Saham ASII senilai Rp 155,9 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 81,4 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 51,4 miliar

-Saham ADMR senilai Rp 42,2 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham SMGR senilai Rp 43 miliar

-Saham TOWR senilai Rp 34,4 miliar

-Saham SRTG senilai Rp 31,4 miliar

-Saham INCO senilai Rp 26 miliar

-Saham ARTO senilai Rp 15,4 miliar

Bursa Saham Asia

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia kompak melemah. Indeks Hang Seng turun 3,03 persen, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,27 persen, indeks Jepang Nikkei susut 0,61 persen, indeks Thailand merosot 0,44 persen. Selain itu, indeks Shanghai tersungkur 2,61 persen, indeks Singapura tergelincir 0,58 persen dan indeks Taiwan susut 1,37 persen.

Mengutip yahoo finance, bursa saham China anjlok pada awal pekan ini. Hal ini seiring kenaikan kasus COVID-19 dan potensi kenaikan suku bunga global.

Sektor saham teknologi alami koreksi tajam dengan indeks Hang Seng teknologi turun 5,2 persen. Indeks Hang Seng dan CSI 300 melemah tiga persen.

“Bursa saham China hadapi banyak tantangan di dalam dan luar negeri menyebabkan investor menjual saham lagi meski pun pada pertengahan Maret janji dari pihak berwenang untuk mendukung ekonomi, sektor properti dan teknologi yang babak belur.

Selain itu, rekor kasus COVID-19 di Shanghai, lonjakan harga pabrik lebih tinggi dari perkiraan, kekhawatiran tentang peraturan teknologi dan kenaikan imbal hasil surat berharga Amerika Serikat telah menekan bursa saham China.

“Sangat sedikit yang bisa optimis,” ujar Analis Senior Shanghai PD Fortune Asset Management, Zhang Fushen.

Ia menuturkan, situasi di Shanghai memudarkan dampak dari janji kebijakan beberapa minggu lalu. “Ada suasana yang suram,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya