Astra International Kucurkan Pinjaman Rp 1,8 Triliun untuk JPM

PT Astra International Tbk (ASII) menyatakan pinjaman tersebut untuk keperluan umum korporasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Apr 2022, 18:29 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2022, 18:29 WIB
Gedung Astra. Dok Astra
Gedung Astra. Dok Astra

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Astra Tol Nusantara (ATN) mengucurkan pinjaman Rp 1,83 triliun kepada PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM).

Hal itu berdasarkan perjanjian pinjaman pemegang saham PT Jasamarga Pandaan Malang pada 13 April 2022 antara ATN dan JPM. Transaksi pinjaman dari ATN kepada JPM mencapai Rp 1,83 triliun dengan jatuh tepo pada 30 Desember 2022.

Pinjaman tersebut memiliki suku bunga 7,5 persen. Perseroan menyatakan pinjaman tersebut untuk keperluan umum korporasi.

Adapun transaksi ini termasuk transaksi afiliasi karena terdapat hubungan antara ATN dengan JPM.ATN merupakan perusahaan terkendali perseroan yang lebih dari 99 persen sahamnya dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh perseroan. Sementara itu, ATN memiliki 49 persen saham di JPM.

"Transaksi ini dilakukan ATN dengan tujuan memberikan dukungan keuangan kepada JPM. Pinjaman tersebut akan digunakan oleh JPM untuk keperluan umum korporasi,” demikian tulis manajemen Astra International dikutip Selasa (19/4/2022).

Bagi ATN, pelaksanaan transaksi dengan pihak terafiliasi akan memberikan manfaat finansial berupa ada pendapatan bunga, sementara bagi JPM akan ada efisiensi administrasi dibandingkan apabila pinjaman berasal dari pihak perbankan.

ATN pun telah meminta penilai independen yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Kantor Jasa Penilai Publik Independen KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti dan Rekan (KJPP NDR)  untuk memastikan kewajaran dari nilai transaksi. Dari dasar analisis pendapat kewajaran yang dilakukan atas transaksi penilai independen menyimpulkan transaksi adalah wajar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Belanja Modal Astra International pada 2022

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 19 triliun pada 2022.

Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti menuturkan, angka itu belum termasuk investasi yang mungkin akan terjadi di luar investasi rutin perseroan.

"Belanja modal Astra tahun 2022 kami anggarkan 19 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka actual belanja modal konsolidasi Astra tahun lalu sekitar Rp 9 triliun,” kata Tira kepada Liputan6.com, Rabu, 9 Maret 2022.

Tira menjabarkan, penggunaan capex 2022 sebagian besar akan dialokasikan untuk membeli alat-alat berat kebutuhan grup PT United Tractors Tbk (UNTR). Khususnya kontraktor pertambangan milik UNTR yaitu PT Pama Persada Nusantara.

Selain itu, dari unit bisnis lain juga dianggarkan belanja modal rutin yang akan dibelanjakan. Baik dari otomotif, agribisnis, maupun segmen lainnya. Termasuk untuk inisiatif digitalisasi yang masih bergilir di grup Astra sampai hari ini.

“Sumber berasal dari kas internal. Posisi kas dan setara kas Astra tahun lalu itu sekitar Rp 64 triliun. Jadi posisi keuangan kami sangat solid untuk bantu menunjang pertumbuhan bisnis ke depan, termasuk untuk ekspansi bisnis,” ujar Tira.

Total belanja modal tahun ini yang naik lebih dari dua kali lipat dibanding realisasi tahun lalu, dibarengi dengan optimisme terhadap prospek otomotif di 2022. Hal itu sejalan dengan mulai pulihnya daya beli masyarakat di tengah perbaian ekonomi pasca pandemi COVID-19.

"Overall situasi 2021 cukup kondusif terutama adanya insentif PPnBM sangat membantu penjualan di segmen empat roda," kata Tira.

Di sisi lain, kenaikan harga komoditas sepanjang tahun lalu, selain berdampak positif bagi  bisnis Astra grup yang berbasis komoditas seperti UNTR dan AALI, rupanya juga turut mengerek daya beli.

"Jadi secara tidak langsung membantu bisnis yang lain. Termasuk penjualan sepeda motor yang tahun lalu juga meningkat sekitar 36 persen," imbuh dia.

 

Astra International Jadi Pembeli Saham Baru Melalui Private Placement HEAL

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Medikaloka Hermina Tbk  (HEAL) telah melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/4/2022), PT Medikaloka Hermina Tbk menerbitkan saham baru sebanyak 30 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham pada 6 April 2022. Sedangkan pencatatan dilakukan pada 7 April 2022. Adapun harga pelaksanaan private placement Rp 1.500 per saham.Dalam private placement itu, PT Astra International Tbk menjadi pembeli saham baru.Total nilai sekitar Rp 45 miliar.

“Rencana penggunaan dana untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan belanja modal perseroan,” tulis manajemen Medikaloka Hermina.

Setelah dilaksanakannya PMTHMETD tersebut, maka jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan akan bertambah dari 14.890.000.000 saham menjadi 14.920.000.000  saham.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 April 2022, saham HEAL ditutup naik ke zona hijau setelah sempat berada di zona merah pada sesi pertama.

Saham HEAL naik 2,36 persen ke posisi RP 1.300 per saham. Saham HEAL dibuka stagnan Rp 1.270 per saham. Saham HEAL berada di level tertinggi Rp 1.305 dan terendah Rp 1.240 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.701 kali dengan volume perdagangan 281.057. Nilai transaksi Rp 35,8 miliar.

Sepanjang 2022, saham HEAL naik 21,50 persen ke posisi Rp 1.300 per saham. Saham HEAL berada di level tertinggi Rp 1.305 dan terendah Rp 1.010 per saham. Total volume perdagangan 2.183.577.945. Nilai transaksi Rp 2,5 triliun. Total frekuensi perdagangan 382.426 kali.

Saham ASII naik 1,45 persen ke posisi Rp 7.000 per saham. Saham ASII dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 7.000 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 7.075 dan terendah Rp 6.900 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.069 kali dengan volume perdagangan 564.104. Nilai transaksi Rp 394,1 miliar.

Saham ASII melonjak 22,81 persen ke posisi Rp 7.00 per saham sepanjang 2022. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 7.075 dan terendah Rp 5.250 per saham. Total volume perdagangan 3.686.238.981 saham dan nilai transaksi Rp 21,9 triliun. Total frekuensi perdagangan 572.871 kali.

 

Astra International Investasi Rp 45 Miliar untuk Emiten RS Hermina, Ini Alasannya

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) gelontorkan Rp 45 miliar untuk membeli 30 juta lembar saham PT Medikaloka Hermina Tbk (MDKA), pengelola RS Hermina.

Transaksi tersebut dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement oleh Medikaloka Hermina.

Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti melihat prospek di sektor kesehatan masih cukup menjanjikan. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan investasi Astra pada Hermina.

"Kami melihat bahwa peluang di sektor pelayanan kesehatan di tanah air masih sangat luas, terutama dengan investasi ke bisnis rumah sakit. Astra tentunya berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan industri kesehatan di tanah air,” kata Tira kepada Liputan6.com, Jumat, 8 April 2022.

Dalam aksi tersebut, Medialoka Hermina menerbitkan 30 juta lembar saham baru pada 6 April 2022 dengan harga nominal Rp 20 per lembar dan harga pelaksanaan PMTHMETD adalah Rp 1.500 per lembar. Saham baru itu kemudian dicatatkan pada 7 April 2022.

"Kami akan selalu meninjau portfolio bisnis kami dari waktu ke waktu dan mengambil keputusan dengan memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan kami dan agar bisnis Astra selalu relevan dan terus bertumbuh dalam jangka panjang," imbuh Tira.

Dalam keterbukaan informasi bursa, Hermina berencana menggunakan dana private placement dari Astra International untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan belanja modal.

Usai dilaksanakannya private placement, maka jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan akan bertambah dari 14,89 miliar saham menjadi 14,92 miliar saham.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya