Wall Street Kompak Menguat Berkat Saham Citigroup hingga Paramount Global

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 431,17 poin atau 1,34 persen menjadi 32.654,59.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mei 2022, 07:09 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2022, 07:09 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 17 Mei 2022 seiring kenaikan pasar dari penurunan tajam meningkat pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 431,17 poin atau 1,34 persen menjadi 32.654,59. Indeks S&P 500 menanjak 2,02 persen menjadi 4.088,85. Indeks Nasdaq bertambah 2,76 persen menjadi 11.984,52.

Kenaikan wall street tersebut menandai upaya terbaru pasar pada pemulihan setelah berminggu-minggu alami koreksi tajam. Indeks S&P 500 keluar dari penurunan beruntun selama enam minggu, terpanjang sejak 2011.

Sementara itu, indeks Dow Jones anjlok selama tujuh minggu berturut-turut menandai penurunan mingguan terpanjang sejak 2001. Pada 2022, indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing anjlok 14,2 persen dan 10,1 persen.

"Masukan kami hari ini mendukung jenis momentum yang kami lihat pada Jumat dan kelanjutannya. Tetapi hal terpenting bagi investor adalah Anda mencapai titik di mana Anda telah memperhitungkan banyak skenario terburuk,” ujar Chief Market Strategist National Securities, Art Hogan, dikutip dari CNBC, Rabu (18/5/2022).

Saham Citigroup dan Paramount Global melonjak pada perdagangan Selasa, 17 Mei 2022 setelah Berkshire Hathaway mengungkapkan kepemilikannya di kedua perusahaan tersebut.

Saham Citigroup melonjak sekitar 7,6 persen setelah konglomerat Warren Buffett mengungkapkan pihaknya menambahkan hampir USD 3 miliar atau sekitar Rp 43,90 triliun (asumsi kurs Rp 14.636 per dolar Amerika Serikat) saham di bank yang sedang berjuang selama kuartal I.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Saham Citi mencatat kinerja buruk di sektor keuangan lainnya dalam 12 bulan terakhir. Saham Citi merosot sekitar 34,1 persen. Sementara itu, Financial Select Sector SDPR Fund turn lebih dari 9 persen selama periode yang sama.

Sementara itu, saham Paramount Global juga melonjak hampir 15,4 persen setelah Berkshire memiliki saham USD 2,6 miliar pada akhir Maret 2022.

Di sisi lain, saham semikonduktor naik. Saham Advanced Micro Devices melompat 8,7 persen setelah rekomendasinya dinaikkan Piper Sandler. Harga saham Nvidia melonjak hampir 5,3 persen. Saham Qualcomm naik 4,3 persen dan Micron Technology bertambah 5,7 persen.

Selain itu, saham perjalanan naik setelah United Airlines menaikkan prospek pendapatannya pada kuartal II 2022 karena permintaan konsumen yang meningkat. Harga saham United Airlines naik hampir 7,9 persen. Saham Delta melonjak 6,7 persen dan American Airlines bertambah 7,7 persen.

 

 

 

Data Ekonomi

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Dari data ekonomi, angka penjualan ritel muncul seperti yang diharapkan. Pengeluaran konsumen untuk ritel naik 0,9 persen pada April, menurut biro sensus Amerika Serikat. Penjualan ritel tidak termasuk mobil naik 0,6 persen pada April 2022.

Sementara itu, laporan pendapatan dari perusahaan konsumen besar Home Depot dan Walmart tampaknya menyampaikan cerita berbeda tentang ketahanan konsumen di tengah inflasi.

Saham Home Depot naik sekitar 1,7 persen menyusul hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Home Depot juga menaikkan prospek penuh. Dalam catatan analis Jefferies menyebutkan perusahaan sebagai “penerima manfaat dari konsumen yang sehat” yang berkomitmen untuk proyek renovasi.

Pada saat yang sama, saham Walmart turun hampir 11,4 persen setelah raksasa ritel itu melaporkan kehilangan pendapatan karena kenaikan harga. Perusahaan menaikkan prospek penjualannya, tetapi menurunkan perkiraan labanya.

 

Kekhawatiran Inflasi

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Pada Selasa sore, saham melemah dari posisi tertinggi kemudian kembali menguat. Hal ini setelah investor menyerap komentar terbaru tentang inflasi  dari Ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell selama konferensi wall street journal.

“Jika itu melibatkan bergerak melewati tingkat netral yang dipahami secara luas, kami tidak akan ragu untuk melakukan itu,” ujar Powell.

“Kami akan pergi sampai merasakan berada di tempat di mana kami dapat mengatakan kondisi keuangan berada di tempat yang tepat, kami melihat inflasi turun. Kami akan pergi ke titik itu. Tidak akan ada keraguan tentang itu,” Powell menambahkan.

Sejumlah pelaku pasar mempertanyakan apakah saham dapat mempertahankan kenaikan di tengah kekhawatiran ekonomi pada akhirnya dapat mengarah ke resesi. Mereka mendesak investor untuk waspadai aksi unjuk rasa.

“Meskipun pemantulan tajam pada Jumat, posisi bearish kami tetap utuh. Kami berupaya mendapatkan posisi yang lebih defensif,” ujar Chief Investment Strategist Wolfe Research, Chris Senyek.

Selain itu yang lain percaya setiap kenaikan di pasar akan berumur pendek. “Melihat beberapa historis, kenaikan ini dapat berlangsung satu atau dua minggu dan berjalan walaupun semuanya tampak terjadi lebih cepat akhir-akhir ini karena kecepatan teknologi, arus informasi dan akses pasar,” ujar Chris Murphy dari Susquehanna.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya