Bursa Saham Asia Semringah Jelang Akhir Pekan, Investor Cermati Kekhawatiran Resesi

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 24 Juni 2022. Gerak bursa saham Asia ini ikuti wall street.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Jun 2022, 09:15 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2022, 09:15 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Jumat (24/6/2022), seiring investor mempertimbangkan kekhawatiran resesi.

Indeks Hong Kong Hang Seng melompat 1 persen pada awal perdagangan dengan indeks Hang Seng teknologi menanjak 1,7 persen. Saham perusahaan logisatik GoGoX menanjak ke posisi 22,90 per dolar Hong Kong saat debut. Perseroan telah menetapkan harga perdana 21,50 per dolar Hong Kong.

Di bursa saham China cenderung menghijau. Indeks Shanghai menguat 0,17 persen. Indeks Shenzhen menanjak 0,12 persen. Di pasar Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,66 persen, sedangkan indeks Topix mendaki 0,23 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,92 persen, dan Kosdaq menguat 3,81 persen.Demikian mengutip CNBC, Jumat pekan ini.

Indeks S&P/ASX 200 di Australia tergelincir 0,25 persen. Pasar Selandia Baru tutup untuk libur pada Jumat. Indeks MSCI Asia Pasifik menguat hampir 1 persen. 

Harga konsumen inti di Jepang naik 2,1 persen untuk Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sesuai dengan perkiraan, menurut Reuters. Itu di atas target Bank of Japan dari inflasi 2 persen. Namun, harga konsumen hanya naik 0,8 persen jika makanan segar dan energi dikeluarkan, tulis Reuters.

Reserve Bank of Australia, Philip Lowe, juga akan berbicara tentang inflasi pada kemudian hari. Semalam di Amerika Serikat, saham naik dalam reli akhir hari di tengah kekhawatiran resesi. Beberapa bank besar minggu ini menaikkan ekspektasi terhadap resesi.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indeks Dolar AS

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 194,23 poin, atau 0,64 persen, menjadi 30.677,36. Indeks S&P 500 naik 0,95 persen menjadi 3.795,73, dan indeks Nasdaq Composite naik 1,62 persen menjadi 11.232,19.

Indeks USD berada di 104,399. Yen Jepang menguat menjadi 134,76 per dolar, pulih dari level 136 terhadap dolar awal pekan ini.  Sedangkan, dolar Australia berada di 0,6903, sebagian besar berada dalam tren melemah minggu ini.

Harga minyak berjangka naik sedikit di perdagangan Asia. Harga minyak mentah berjangka AS naik 0,35 persen menjadi 104,64 per barel, sementara patokan internasional minyak mentah Brent naik 0,34 persen menjadi 110,43 per barel.

Indeks dolar AS berada di posisi 104,35. Yen Jepang menguat menjadi 134,86 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,6909. Harga minyak cenderung naik pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak berjangka Amerika Serikat bertambah 0,86 persen menjadi USD 105,17 per barel. Harga minyak Brent naik 0,8 persen menjadi USD 110,93 per barel.

Bursa Saham Asia pada 23 Juni 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Kamis, 23 Juni 2022. Investor mencermati potensi resesi. Bursa saham China bergejolak pada Kamis pekan ini, dan berhasil ditutup di zona hijau.

Indeks Shenzhen melompat 2,19 persen ke posisi 12.514,73. Indeks Shanghai menguat 1,62 persen ke posisi 3.320,15. Indeks Hang Seng naik 2 persen, dan ditutup menguat 1,26 persen ke posisi 21.273,87. Indeks Hang Seng teknologi melompat 2,28 persen. Saham Alibaba melonjak 6,4 persen dan Xpeng menguat hampir 10 persen.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 berada di posisi 26.171,25. Indeks Topix melemah ke posisi 1.851,74. Indeks Korea Selatan Kospi merosot 1,2 persen ke posisi 2.314,32. Indeks Kosdaq susut 4,36 persen ke posisi 714,38. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,31 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat sekitar 1 persen.

Dalam data ekonomi, Singapura mengumumkan inflasi inti naik 3,6 persen pada Mei. Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi dari polling analis oleh Reuters di kisaran 3,5 persen.

Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka turun 1,58 persen menjadi USD 109,97 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat merosot 1,66 persen menjadi USD 104,43 per barel. Indeks dolar AS berada di posisi 104,64. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 135,61 per dolar AS.

 

 

Penutupan Wall Street pada Kamis 23 Juni 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 23 Juni 2022 seiring yield obligasi tergelincir dan pasar masih mencermati risiko resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 194,23 poin atau 0,64 persen ke posisi 30.677,36. Indeks S&P 500 bertambah 0,95 persen ke posisi 3.795,73. Indeks Nasdaq naik 1,62 persen ke posisi 11.232,19.

Indeks Nasdaq melampaui rata-rata lainnya seiring pelaku pasar terus memikirkan kemungkinan penurunan ekonomi. Hal ini karena imbal hasil treasury bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam kira-kira dua minggu. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.

“Tindakan pasar yang telah kita lihat hari ini dan kemarin setidaknya di internal menunjukkan pasar menjadi semakin peduli dengan pertumbuhan ekonomi global,” ujar Chief Investment Officer Horizon Investments, Scott Ladner dikutip dari laman CNBC, Jumat (24/6/2022).

Adapun saham yang lebih defensif antara lain kebutuhan pokok konsumen, utilitas, real estate, dan saham perawatan kesehatan mendorong kinerja yang lebih baik. Hal ini dengan masing-masing sektor naik sekitar dua persen.

Saham kebutuhan pokok konsumen seperti Clorox naik 6 persen. Perusahaan untuk membangun rumah dongkrak sektor saham consumer siklikal. Saham Lennar dan D.R Horton masing-masing naik 4,5 persen dan 5,2 persen.

Sementara itu, energi mencatat sektor saham dengan kinerja buruk di indeks S&P 500 seiring harga minyak terpukul. Saham Schlumberger turun hampir 6,8 persen. Saham Valero Energy merosot 7,6 persen dan Philips 66 susut sekitar 6,8 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya