Wall Street Melambung, Indeks Nasdaq Pimpin Penguatan

Pada penutupan perdagangan wall street, Kamis, 23 Juni 2022, indeks Nasdaq naik 1,62 persen ke posisi 11.232,19.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Jun 2022, 07:32 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2022, 07:32 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 23 Juni 2022 seiring yield obligasi tergelincir dan pasar masih mencermati risiko resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 194,23 poin atau 0,64 persen ke posisi 30.677,36. Indeks S&P 500 bertambah 0,95 persen ke posisi 3.795,73. Indeks Nasdaq naik 1,62 persen ke posisi 11.232,19.

Indeks Nasdaq melampaui rata-rata lainnya seiring pelaku pasar terus memikirkan kemungkinan penurunan ekonomi. Hal ini karena imbal hasil treasury bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam kira-kira dua minggu. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.

“Tindakan pasar yang telah kita lihat hari ini dan kemarin setidaknya di internal menunjukkan pasar menjadi semakin peduli dengan pertumbuhan ekonomi global,” ujar Chief Investment Officer Horizon Investments, Scott Ladner dikutip dari laman CNBC, Jumat (24/6/2022).

Adapun saham yang lebih defensif antara lain kebutuhan pokok konsumen, utilitas, real estate, dan saham perawatan kesehatan mendorong kinerja yang lebih baik.

Hal ini dengan masing-masing sektor naik sekitar dua persen. Saham kebutuhan pokok konsumen seperti Clorox naik 6 persen. Perusahaan untuk membangun rumah dongkrak sektor saham consumer siklikal. Saham Lennar dan D.R Horton masing-masing naik 4,5 persen dan 5,2 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sementara itu, energi mencatat sektor saham dengan kinerja buruk di indeks S&P 500 seiring harga minyak terpukul. Saham Schlumberger turun hampir 6,8 persen. Saham Valero Energy merosot 7,6 persen dan Philips 66 susut sekitar 6,8 persen.

Di sisi lain, saham maskapai merosot karena masalah transporasi. Saham United Airlines turun sekitar 2,5 persen karena mengurangi penerbangan dari Newark sebesar 12 persen. Saham American Airlines turun 0,9 persen setelah hentikan layanan ke empat kota kecil di Amerika Serikat.

Ketua the Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bank sentral berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi. Jerome Powell menyampaikan hal itu saat berbicara tentang kebijakan moneter untuk hari kedua di depan Kongres. Ia juga mencatat resesi adalah kemungkinan. Hal ini ketakutan yang terus membebani wall street.

"Tentu saja, kita akan memasuki resesi. Seberapa parah resesi itu belum terlihat," ujar Presiden NEIRG Wealth Management Nick Giacoumakis.

 

Peluang Resesi

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

UBS meningkatkan peluang resesi menjadi 69 persen, menjadi bank investasi terbaru yang melihat peningkatan risiko penurunan. Citigroup dan Goldman Sachs juga meningkatkan harapan risiko resesi pada pekan ini.

“Kami sekarang mengawasi tindak lanjut negatif lebih lanjut, atau apakah kami hanya mencapai puncak lokal dan beberapa momentum pertumbuhan dalam data keras untuk dilanjutkan,” tulis UBS.

Di sisi lain, analis JPMorgan yakin ekonomi AS akan menghindari resesi sama sekali dengan pasar saham kembali tertekan pada paruh terakhir tahun ini. Rata-rata indeks utama mencatat kinerja positif dengan indeks Dow Jones naik 2,6 persen. Indeks S&P 500 bertambah 3,3 persen dan indeks Nasdaq menguat 4 persen.

Pada Kamis pekan ini, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat turun 2.000 menjadi 229.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Juni 2022, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat.

Wall Street Turun Terbatas, Investor Cermati Pernyataan Ketua The Fed Powell

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Rabu, 22 Juni 2022. Hal ini seiring pasar berjuang untuk mempertahankan kenaikan dari hari sebelumnya. Selain itu, pelaku pasar juga mempertimbangkan komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang kembali menegaskan sikap bank sentral untuk meredam inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 47,12 poin atau 0,15 persen menjadi 30.483,13. Indeks Dow Jones tergelincir pada jam terakhir perdagangan. Indeks S&P 500 susut 0,13 persen menjadi 3.759,89. Indeks Nasdaq turun terbatas 0,15 persen menjadi 11.053,08.

Kekhawatiran yang berkembang dari resesi di wall street baru-baru ini membebani saham. Pada Rabu, 22 Juni 2022, ketua the Fed Powell mengatakan kepada Kongres kalau bank sentral memiliki “keputusan” untuk menjinakkan inflasi yang telah melonjak ke level tertinggi 40 tahun.

“Kami memahami kesulitan yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi. Kami sangat berkomitmen untuk menurunkan inflasi, dan kami bergerak cepat untuk melakukannya,” ujat Powell kepada Senat Banking Committee, dikutip dari CNBC, Kamis (23/6/2022).

Powell menambahkan, the Fed akan tetap di jalurnya hingga melihat bukti kuat inflasi sedang turun. Ia juga menuturkan mencapai soft landing untuk ekonomi tanpa resesi telah menjadi jauh lebih menantang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya