Liputan6.com, Jakarta - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) resmi menjalin perjanjian kerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) yang merupakan salah satu entitas yang terafiliasi dengan World Bank.
Perjanjian kerja sama kedua belah pihak ini berupa pembiayaan melalui obligasi senilai USD 300 Juta atau setara Rp 4,41 Triliun (kurs Rp 14.713 per dolar AS).
Baca Juga
Pinjaman tersebut merupakan penerbitan obligasi sosial pertama oleh bank swasta di lndonesia yang akan sepenuhnya didedikasikan untuk mendanai inisiatif sosial.
Advertisement
Inisiatif sosial ini berfokus pada penanganan dampak sosial ekonomi akibat dari COVID-19 dan pembiayaan di segmen sosial seperti UMKM, perumahan yang terjangkau, perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Direktur Utama Bank KB Bukopin, Woo Yeul Lee menjelaskan obligasi sosial ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, berupa pinjaman senilai USD 240 juta yang dipinjam oleh KB Kookmin BankCo.,Ltd (KBHQ).
Adapun 100 persen dari pinjaman tersebut akan secara eksklusif dipinjamkan kembali ke KB Bukopin yang akan disalurkan pada pembiayaan pertumbuhan portofolio pinjaman sosial.
"Adapun tahap kedua yaitu berbentuk pinjaman langsung kepada Bank KB Bukopin senilai USD 60 juta,” ujar Lee, dalam acara Agreement Ceremony, di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Selaras dengan Program Pemerintah
Selain itu, Lee menyebut pinjaman ini sejalan dengan program yang disosialisasikan oleh pemerintah terkait keuangan berkelanjutan (Sustainable Finance) yang merupakan salah satu topik dari 6 isu prioritas di bidang keuangan yang akan diangkat pada presidensi G20.
"Pinjaman ini dinilai sangat penting untuk membantu pertumbuhan perekonomian Nasional, mengingat efek pandemi Covid yang telah dirasakan memberikan dampak besar dalam upaya Indonesia untuk mengurangi kemiskinan," ujar Lee.
Dukungan Pemerintah
Bukan Kali Pertama IFC
Kepala Region Asia IFC, Asif Mustaqim mengungkapkan bukan pertama kalinya memberikan fasilitas pinjaman serupa. Sebelumnya IFC memberikan kepada salah satu bank di Indonesia dalam bentuk green bond.
Melihat potensi yang besar di Indonesia, Asif menyebut IFC kemungkinan akan meningkatkan pinjamannya dalam berbagai sektor di Indonesia.
"Kami berencana meningkatkan pembiayaan di Indonesia di berbagai sektor semoga bisa sampai menyentuh USD 2 miliar,” kata ASif.
Dukungan Pemerintah
Perjanjian kerja sama pinjaman dalam penerbitan obligasi sosial senilai USD 300 juta ini turut mendapat apresiasi dari pihak regulator Indonesia karena membantu pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto menuturkan apresiasinya atas terjalinnya kerja sama ini yang diterbitkan pihak swasta dan Bank Bukopin sebagai inisiator.
"Dari kerja sama ini dana yang terkumpul nantinya akan fokus pada sektor ekonomi yang terdampak pandemi. Semua hal tersebut diharap dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi,” tutur Airlangga secara virtual.
Advertisement
Bank KB Bukopin Raup Pinjaman Rp 4,4 Triliun dari IFC
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) meraih total pinjaman USD 300 juta atau sekitar Rp 4,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.749 per dolar AS) dari International Finance Corporation (IFC) dan KB Kookmin Bank Co Ltd Singapore Branch (KBSG).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (16/6/2022), Bank KB Bukopin akan memakai pinjaman untuk kredit berwawasan lingkungan sejalan dengan program yang sedang gencar digaungkan terkait keuangan berkelanjutan. Dalam menyalurkan pendanaan, perseroan akan menghindari sektor-sektor yang dapat menimbulkan kerugian bagi lingkungan.
"Perseroan akan menyalurkan pembiayaan kepada debitur yang memiliki perhatian terhadap lingkungan dan sosial,” tulis manajemen perseroan.
Perseroan menyatakan, kalau pinjaman dari IFC dan KBSG dipandang cukup profitable dengan kontribusi net interest margin (NIM) 2,89 persen.
Selanjutnya
Adapun pertimbangan pinjaman tersebut sebagai langkah perseroan mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) pada 2022, perseroan berinisiatif untuk mendapatkan diversifikasi sumber dana jangka panjang melalui pinjaman luar negeri yang dilakukan untuk kepentingan perseroan antara lain pendanaan ekspansi bisnis perseroan di antaranya melalui pinjaman dari IFC dan KBSG.
Pinjaman dari IFC dengan total pinjaman USD 300 juta. Pinjaman itu sebesar 20 persen langsung dipinjamkan kepada perseroan sebesar USD 60 juta. Sisanya USD 240 juta dipinjamkan kepada KB Kookmin Bank Co Ltd (KBHQ) akan meminjamkan kepada KBSG. Kemudian KBSG meminjamkan kepada Bank KB Bukopin. Dengan demikian total pinjaman yang diterima dari Bank KB Bukopin sebesar USD 300 juta.
Pinjaman luar negeri itu dilakukan dalam dua tahap. Pertama, transaksi pinjaman luar negeri dengan KBSG sebesar USD 240 juta dalam mata uang rupiah yang direalisasikan pada 10 Juni 2022. Sementara transaksi pinjaman luar negeri dengan IFC sebesar USD 60 juta dalam mata uang rupiah direalisasikan pada 31 Mei 2022.
Adapun pinjaman tersebut berjangka waktu tiga tahun dan bunga pinjaman sebesar berbasis kuotasi INDOGB 3 tahun + margin 140 bps. Pinjaman dari IFC tersebut bersifat bersih atau tanpa ada jaminan.
Advertisement