Bumi Serpong Damai Optimistis Raih Target Penjualan 2022

Penjualan Bumi Serpong Damai (BSDE) hingga Juni 2022 telah mencapai sekitar 62 persen dari target tahunan sebesar Rp 7,7 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Okt 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 06:00 WIB
Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk properti telah berakhir pada September 2022.

Kebijakan ini diakui turut menopang prapenjualan (marketing sales) emiten properti selama pandemi Covid-19. Kendati demikian, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Hermawan Wijaya mengatakan ada atau tidak insentif itu, perseroan optimistis dapat mencapai target kinerja hingga akhir tahun. Sebagai gambaran, penjualan perseroan hingga Juni 2022 telah mencapai sekitar 62 persen dari target tahunan sebesar Rp 7,7 triliun.

"Jadi kami melihat dengan atau tanpa adanya insentif tersebut pun, kami masih dapat melakukan penjualan sesuai dengan target yang telah kami tetapkan. Kami optimis dapat mencapai target marketing sales 2022,” kata Hermawan kepada Liputan6.com, ditulis Jumat (14/10/2022).

Untuk sisa tahun ini, Hermawan mengatakan raihan prapenjualan perseroan pada kinerja keuangan juga tergantung pada beberapa kondisi. Salah satunya adalah serah terima produk perseroan kepada konsumen. Seiring dengan berakhirnya insentif PPN DTP, perseroan akan fokus melanjutkan proyek yang sudah berjalan sepanjang 2022.

Sayangnya, insentif PPN DTP berakhir saat pasar tengah dihadapkan pada ancaman inflasi, kenaikan suku bunga, hingga potensi resesi global. Hermawan mengakui, kondisi ini berdampak pada raihan pra penjualan perseroan.

Meski demikian, saat ini Hermawan mengatakan dampaknya belum signifikan. Sehingga ia optimistis target tahun ini dapat dicapai.

"Dengan melihat kondisi inflasi, suku bunga, kenaikan BBM, tentunya ini akan berdampak pada pencapaian marketing sales kami, tetapi saat ini kami melihat hal ini belum berdampak secara signifikan. Kami masih optimis dapat mencapai hasil marketing sales 2022,” ujar Hermawan.

Kinerja Semester I 2022

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Pengunjung melihat maket rumah di pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi pendapatan usaha senilai Rp 3,84 triliun. Pendapatan itu naik 17,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,25 triliun.

Segmen utama Bumi Serpong Damai yakni segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title membukukan pencapaian sebesar Rp 2,89 triliun. Dengan demikian segmen tersebut memberikan kontribusi sebesar 75,34 persen terhadap total pendapatan usaha.

Kontributor terbesar kedua adalah segmen sewa sebesar Rp 457,79 miliar. Tumbuh 25,31 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 365,32 miliar. Segmen ini berkontribusi sebesar 11,94 persen atas total pendapatan usaha.

Selanjutnya, segmen pengelolaan gedung tercatat sekitar Rp 169,93 miliar. Angka tersebut setara kontribusi sebesar 4,43 persen terhadap total pendapatan usaha. Kinerja segmen tersebut tumbuh 17,02 persen.

 

 

Selanjutnya

Pameran Indonesia Properti Expo 2022
Pengunjung berdiri dekat maket hunian yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Properti Expo di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Minggu (15/5/2022). Tahun ini, Indonesia Property Expo atau IPEX 2022 menargetkan mayoritas konsumen dari kaum milenial dan first-home buyers dan menghadirkan lebih dari 225 proyek properti dari pengembang pilihan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun pendapatan lainnya sebesar Rp 318,23 miliar dikontribusikan oleh segmen lain-lain. Secara total angka ini tumbuh 100,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 158,83 miliar.

Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,46 triliun dari Rp 1,07 triliun pada Juni 2022. Meski begitu, perseroan mampu mencatatkan laba kotor senilai Rp 2,37 triliun, naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 2,2 triliun.

Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan penghasilan lain-lain berupa pendapatan bunga dan investasi sebesar Rp 177,68 miliar, keuntungan selisih kurs mata uang asing Rp 106,01 triliun, dan keuntungan dari perubahan nilai wajar melalui laba rugi sebesar Rp 22,07 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,3 miliar, dampak penghapusan aset hak guna Rp 1,55 miliar, dampak pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan Rp 329,08 juta, keuntungan penjualan aset tetap Rp 116,46 juta, dan beban lain-lain Rp 38,08 juta. Sementara beban lain-lain tercatat sebesar Rp 843,67 miliar.

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Perseroan juga mencatatkan ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 13,77 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 509,03 miliar. Raihan itu turun 31,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 746,96 miliar.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 463,64 miliar. Turun 31,82 persen pada semester I tahun lalu sebesar Rp 680 miliar. Sehingga laba per saham menjadi Rp 22,17 dari sebelumnya Rp 32,52.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 63,69 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 61,47 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 30,38 triliun dan aset tidak lancar Rp 33,31 triliun.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 27,59 triliun, naik dibandingkan Rp 25,58 triliun pada akhir Desember 2022. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,64 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 15,95 triliun.

Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 36,1 triliun dari Rp 35,89 triliun per akhir Desember 2021.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya