Liputan6.com, Jakarta - PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) akan segera mengoperasikan fasilitas handling pakan ternak secara komersial pada 2023.
Perseroan melalui anak usahanya, PT Agristar Grain Industry (AGY) saat ini membangun fasilitas gudang dan pengemasan pakan ternak di Cilegon. Langkah tersebut menjadi salah satu upaya untuk melebarkan bisnis sekaligus meningkatkan pendapatan.
Baca Juga
"Fasilitas tersebut diharapkan selesai pada kuartal I 2023, sehingga bisa beroperasi secara komersial pada kuartal II 2023,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan dalam keterangan resmi, Senin (17/10/2022).
Advertisement
Pembangunan fasilitas gudang dan pengemasan tersebut dibiayai dengan dana hasil penawaran perdana saham kepada publik (IPO). Perseroan berhasil menghimpun dana segar senilai Rp 315 miliar. Sesuai prospektus, sekitar 33,33 persen dana hasil IPO digunakan untuk membangun fasilitas gudang dan pengemasan AGY.
"Pembangunan fasilitas Gudang dan pengemasan tersebut telah menyelesaikan proses pembangunan pondasi, infrastruktur jalan dan drainase. Saat ini sedang dalam proses konstruksi gedung gudang,” beber Indra.
Optimistis Laba Melejit meski Dihimpit Ancaman Resesi
Meski ada bayang-bayang ancaman resesi ekonomi, perseroan tetap optimistis laba tahun ini dapat melampaui 100 persen dari target.
Pada semester I 2022 saja, Indra mengatakan perseroan telah membukukan laba bersih Rp 19,69 miliar, setara 99 persen dari target laba bersih 2022 sebesar Rp 20 miliar.
Persoalan kenaikan harga tepung terigu akibat konflik Rusia-Ukraina juga telah diatasi oleh perseroan. yakni dengan penyesuaian harga secara bertahap.
Dengan demikian, pelanggan mendapat kesempatan untuk menyesuaikan harga jual makanan yang diproduksi. Sehingga pada semester I tahun ini penjualan tepung terigu Cerestar Indonesiamencapai 242.000 MT, meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 226.000 MT.
"Melalui pendekatan bertahap tersebut, penjualan tepung terigu Perseroan tetap meningkat di tengah kenaikan harga akibat perang Rusia-Ukraina tersebut,” tutup Indra.
Cerestar Optimistis Kenaikan Harga Gandum Bakal Mereda, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), emiten produsen tepung olahan gandum optimistis laba 2022 bisa tercapai di atas 100 persen di tengah tren kenaikan harga tepung terigu terkait perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
Kemudian, Perseroan optimistis kenaikan harga gandum di pasar global tidak akan mempengaruhi kinerja tahun ini, karena permintaan tepung terigu di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia pada 2021 sebesar 11,43 juta ton, meningkat 8,85 persen dari 2020.
Adapun untuk tahun ini, sampai dengan akhir Juni, impor gandum sudah mencapai 5.5 juta ton. Sedangkan, terkait kenaikan harga tepung terigu tersebut, Perseroan telah melakukan penyesuaian secara bertahap sehingga pelanggan mendapat kesempatan untuk menyesuaikan harga jual makanan yang diproduksinya.
“Jadi sekalipun kami punya stok yang dibeli dengan harga lama, kami tidak mengoptimalkan keuntungan dari kenaikan harga tersebut. Kita memilih melakukan adjustment secara bertahap, supaya pelanggan bisa melakukan penyesuaian juga,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan dalam keteramgan resminya, Selasa, 20 September 2022.Dengan pendekatan tersebut, penjualan tepung terigu perseroan tetap meningkat di tengah kenaikan harga akibat perang Rusia-Ukraina tersebut.
Sementara itu, pada semester I 2022 penjualan tepung terigu perseroan mencapai 242.000 MT meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 226.000 MT.
Cerestar Indonesiaoptimistis kenaikan harga terkait kelangkaan pasokan gandum dunia akibat perang Rusia-Ukraina akan segera mereda, karena keberhasilan panen gandum di Australia, Kanada dan Amerika akan membantu mengisi kekurangan pasokan di pasar gandum dunia.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) membukukan laba bersih Rp 19,69 miliar pada semester I 2022, atau telah mencapai 99 persen dari target laba bersih 2022 yang Rp 20 miliar. Raihan laba bersih itu naik 13,44 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 17,36 miliar.
Permintaan gandum yang tetap tinggi membuat Cerestar Indonesia mampu mencatatkan penjualan Rp 1,56 triliun pada paruh pertama 2022, meningkat 5 persen dari Rp 1,49 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Merujuk laporan keuangan perseroan, penjualan lokal berkontribusi dominan sebesar Rp 1,53 triliun. Sementara sisanya sebesar Rp 29,21 miliar merupakan penjualan luar negeri atau ekspor. Adapun beban pokok penjualan naik 4 persen menjadi Rp 1,42 triliun. Sehingga laba bruto tercatat sebesar 136,87 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 116,05 miliar.
"Kita akan terus perkuat upaya pemasaran, supaya dalam situasi penuh tantangan saat ini penjualan perseroan dapat terus positif hingga akhir tahun, sehingga dapat memenuhi komitmen kepada pemegang saham ketika IPO,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan, Senin (15/8/2022).
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,44 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,98 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,3 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,14 triliun. Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi 1,75 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,31 triliun.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,65 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 100,89 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi Rp 690,45 miliar dibanding posisi akhir Desember sebesar Rp 670,76 miliar.
Prospek Perseroan
Perseroan memperkirakan permintaan gandum masih akan tetap tinggi mengingat tiga alasan. Pertama, tingkat konsumsi gandum masyarakat Indonesia yang masih rendah, yaitu berada di kisaran 30 kg per kapita per annum.
Di Asia Tenggara, tingkat konsumsi gandum Indonesia berada di bawah Thailand, Malaysia dan Philipina. Kedua, generasi muda punya kecenderungan mengikuti tren mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang terbuat dari tepung gandum, seperti berbagai jenis roti, kue, dan mi.
"Artinya, seiring dengan kehadiran generasi baru maka permintaan tepung gandum perseroan juga diyakini akan meningkat,” kata Indra.
Ketiga, peningkatan aktivitas usia pandmei mulai longgar berdampak pada meningkatnya permintaan bahan makanan, termasuk makanan yang berbahan dasar tepung gandum. Hal ini juga diyakini akan mendorong peningkatan permintaan tepung gandum produksi perseroan.
Advertisement