Pengendali Baru Singaraja Putra Bakal Gelar Tender Offer Usai Beli 40 Persen Saham SINI

PT Basis Energi Prima dan Batubara Development Pte Ltd membeli saham PT Singaraja Putra Tbk (SINI) dengan total 40 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Nov 2022, 11:24 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2022, 11:24 WIB
Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Autum Prima Indonesia, PT Basis Energi Prima dan Batubara Development Pte Ltd akan menggelar penawaran tender wajib atau tender offer wajib setelah mengambil alih saham PT Singaraja Putra Tbk (SINI).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (26/11/2022), PT Basis Energi Prima dan Batubara Development Pte Ltd yang disebut para pihak tersebut menyelesaikan pengambilalihan atas 192.400.000 saham di PT Singaraja Putra Tbk.

Jumlah saham yang dibeli tersebut setara 40 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Adapun harga pembelian saham sebesar Rp 250 sehingga nilai pembelian saham mencapai Rp 48,10 miliar.

Sebelum transaksi pembelian saham, Autum Prima Indonesia memiliki 144.300.000 saham di PT Singaraja Putra Tbk. Jumlah saham yang ditawarkan itu 30 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan perseroan. Setelah transaksi pembelian saham, kepemilikan saham dari Autum Prima Indonesia, PT Basis Energi Prima dan Batubara Development Pte Ltd sebesar 70 persen atau setara 336.700.000 saham.

Rinciannya antara lain PT Autum Prima Indonesia sebesar 144.300.000 saham atau setara 30 persen dari total saham yang dikeluarkan oleh perseroan.

Kemudian PT Basis Energi Prima sebesar 57.720.000 saham atau setara dengan 12 persen dari total saham yang dikeluarkan oleh perseroan. Nilai pembelian saham SINI sekitar Rp 14,4 miliar. Kemudian Batubara Development Pte Ltd memiliki 134.680.000 saham atau setara 28 persen dari total saham yang dikeluarkan perseroan. Nilai pembelian saham SINI oleh sekitar Rp 33,67 miliar.

 

Tujuan Akuisisi

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

“Dengan demikian, para pihak telah secara efektif menjadi pengendali perseroan sebagaimana dimaksud dalam POJK 9/2018 sejak tanggal penyelesaian,” tulis perseroan.

Para pihak sebagai pengendali baru, akan melaksanakan penawaran tender wajib dan mengumumkan informasi terkait dengan penawaran tender wajib sesuai ketentuan POJK 9/2018. “Tujuan dari pengambalialihan perseroan untuk melakukan rencana pengembangan berupa diversifikasi bisnis ke dalam bisnis baru dan tetap mengoptimalkan efisiensi dan peningkatan keuntungan atas kegiatan usaha perseroan saat ini,”

Sebelum penyelesaian pembelian saham PT Autum Prima Indonesia merupakan pemegang saham utama perseroan seperti dituang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 25 November 2022, saham SINI melonjak 6,6 persen ke posisi Rp 565 per saham. Saham SINI dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 580 per saham. Saham SINI berada di level tertinggi Rp 660 dan terendah Rp 535 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.394 kali dengan volume perdagangan 569.343 saham. Nilai transaksi Rp 11,2 miliar.

Kinerja IHSG pada 21-25 November 2022

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan koreksi pada 21-25 November 2022. Analis menilai, koreksi IHSG yang terjadi selama sepekan ini masih didominasi sentimen global terutama kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (26/11/2022), IHSG melemah 0,41 persen ke posisi 7.053,15 pada 21-25 November 2022. Pada pekan lalu, IHSG turun terbatas 0,10 persen ke posisi 7.082,18.

Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa naik terbatas 0,12 persen menjadi Rp 9.484,63 triliun dari Rp 9.473,06 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi bursa merosot 1,58 persen menjadi 17,985 miliar saham dari 18,274 miliar saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa susut 13,88 persen menjadi 1.063.305 transaksi dari 1.234.632 transaksi pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa terpangkas 16,25 persen menjadi Rp 10,40 triliun dari Rp 12,41 triliun pada pekan sebelumnya.

Pada Jumat, 25 November 2022, investor asing membukukan aksi jual Rp 1,07 miliar. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 1,98 triliun. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli bersih Rp 79,47 triliun.

Mengutip Antara, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG masih didominasi sentimen global selama sepekan. “Ada sinyal perlambatan kenaikan suku bunga the Fed yang nampaknya menjadi katalis positif bagi para pelaku pasar,” ujar Herditya.

Ia menambahkan, di sisi lain, dengan ada kenaikan kasus COVID-19 di China menyusul ada kasus meninggal membuat kekhawatiran ada potensi lockdown di China dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Penutupan IHSG Jumat 25 November 2022

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada Jumat, 25 November 2022, IHSG melemah 27,37 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.053,15. Indeks LQ45 melemah 2,58 poin atau 0,26 persen ke posisi 1.001,74.

Berdasarkan indeks sektoral IDX-IC, sembilan sektor melemah dengan sektor energi merosot paling dalam 1,31 persen. Selanjutnya sektor teknologi dan sektor transportasi & logistik masing-masing terpangkas 1,04 persen dan 0,63 persen.

Sementara itu, dua sektor saham menguat antara lain sektor barang konsumen non-primer dan sektor barang konsumen primer masing-masing susut 0,02 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain INDX, RAFI, MEDS,ZATA dan KRYA. Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain PICO, KIOS, WIRG, BBSS, dan BBYB.

Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat 1.128.270 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,06 miliar saham senilai Rp 10,24 triliun. Ada 189 saham yang menguat, 320 saham melemah dan 195 saham tidak bergerak.

Bursa saham Asia yaitu indeks saham Jepang Nikkei tersungkur 100,06 poin atau 0,35 persen ke posisi 28.283,03. Indeks Hang Seng terpangkas 87,32 poin atau 0,49 persen ke posisi 17.573,58. Indeks Shanghai naik 12,38 poin atau 0,4 persen ke posisi 3.101,69. Indeks Singapura melemah 8,17 poin atau 0,25 persen ke posisi 3.244,71.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya