Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengumumkan rencana untuk gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Pada aksi tersebut, perseroan melepas sebanyak-banyaknya 63.210.504.593 saham baru seri C dengan nilai nominal Rp 196 per saham. Jumlah saham yang dilepas itu sebanyak-banyaknya 70,95 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum terbatas (PUT) II ini. Harga pelaksanaannya senilai Rp 196 per saham sehingga jumlah dana yang akan diterima Garuda Indonesia dalam rangka PUT II ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 12,38 triliun.
Baca Juga
Melansir prospektus perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/12/2022), pemegang saham utama yakni pemerintah RI akan melaksanakan haknya sesuai porsi dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) sebesar paling banyak Rp 7,5 triliun.
Advertisement
Suntikan modal itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022 sebagaimana ditetapkan kembali dalam Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022. Sementara, PT Trans Airways menyatakan absen dalam aksi ini.
PT Trans Airways sebagai pemegang atas 7.316.798.262 lembar saham perseroan tidak akan melaksanakan dan tidak akan mengalihkan HMETD yang dimilikinya dalam rights issue kali ini. Informasi saja, Trans Airways sendiri merupakan entitas yang dimiliki oleh pendiri Trans Corp, Chairul Tanjung.
Catatan saja, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk melaksanakan HMETD dapat terdilusi sebesar maksimum 70,95 persen setelah dilaksanakannya PUT II.
Seluruh dana hasil rights issue sekitar 36 persen atau sebesar Rp4,5 triliun untuk maintenance, restorasi, dan pemenuhan maintenance reserve. Sisanya untuk modal kerja termasuk, tapi tidak terbatas pada biaya bahan bakar, biaya sewa pesawat, dan pembayaran biaya restrukturisasi perseroan.
Jadwal
Jadwal:
Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB): 14 Oktober 2022
Tanggal Pernyataan Pendaftaran Penawaran HMETD Menjadi Efektif: 2 Desember 2022
Tanggal Pencatatan (Recording Date) Untuk Memperoleh HMETD: 14 Desember 2022
Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan HMETD (Cum-Right) :
Pasar Reguler dan Negosiasi: 12 Desember 2022
Pasar Tunai: 14 Desember 2022
Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD (Ex-Right):
Pasar Reguler dan Negosiasi: 12 Desember 2022
Pasar Tunai: 14 Desember 2022
Tanggal Distribusi HMETD: 13 Desember 2022
Tanggal Pencatatan Efek di Bursa: 15 Desember 2022
Periode Perdagangan, Pembayaran dan Pelaksanaan HMETD: 16—22 Desember 2022
Periode Penyerahan Saham Baru Hasil Pelaksanaan HMETD: 20–26 Desember 2022
Periode Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan: 26 Desember 2022
Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan: 27 Desember 2022
Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pemesanan Pembelian Saham : 28 Desember 2022
Â
Â
Advertisement
Bakal Tambah Frekuensi Penerbangan
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) berencana menambah frekuensi penerbangan di beberapa destinasi yang jadi layanannya. Hal ini, menyusul semakin baiknya kinerja operasional dan keuangan perusahaan sejalan dengan proses restrukturisasi perusahaan.
Direktur Utama Garuda Indonedia Irfan Setiaputra mengungkap, rencana itu guna merespons semakin siapnya beberapa pesawat yang akan dioperasikan maskapai pelat merah. Utamanya melayani rute-rute domestik.
"Frekuensi kita memang dengan keterbatasan yang kita miliki dan kedepan pesawat yang siap, kami mengutamakan rute domestik yang belum dilayani setiap hari, kita akan tingkatkan menjadi setiap hari," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).
"Yang baru dilayani sekali sehari, kita akan tingkatkan menjadi dua kali sehari dan demikian seterusnya," sambung Irfan.
Dalam menambah frekuensi penerbangan ini, Irfan menggandeng operator bandara. Yakni, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
"Kita memang bekerja sama terus dengan AP I dan AP II, untuk memperpanjang jam operasi dari masing-masing bandara yang ada," ungkapnya.
Dia mengatakan penambahan ini juga sejalan dengan target maskapai untuk mengejar profitabilitas dalam memperbaiki kondisi keuangannya. Irfan juga mengaku sudah mengantongi informasi mengenai kebiasaan pelaku perjalanan untuk mendukung rencananya itu.
"Contohnya misalnya ada beberapa kota yang mungkin tidak pas kalau mendarat terlalu malam, tapi ada berapa kota yang bisa menerima penerbangan kalau mendarat malam, ada beberapa kota yang tidak bisa menerima kalau kita berangkat dari kota tersebut pagi," terang dia.
Â
Perlu Tambah Banyak Rute
Pada kesempatan itu, Irfan mengungkap kalau Garuda Indonesia membutuhkan untuk menambah rute-rute penerbangan. Terutama penerbangan pagi dari kota-kota yang menuju ke Jakarta.
"Rute-rute Garuda, jadwal-jadwal Garuda selama ini terlalu Jakarta sentris, jadi kita berharap bisa juga dari Padang, bisa juga dari kota-kota lain bisa terbang pagi," kata dia.
"Implikasi positif yang ingin kita harapkan dari situ adalah bahwa garuda kemudian juga berpartisipasi didalam ekonomi didaerha tersebut walaupun skalanya tidak terlalu besar, seperti kita bisa menginap disitu cabin crew dan pilot kita bisa menginap kita punya pasokan sehingga bisa mempersiapkan penerbangan di pagi harinya," beber Irfan.
Â
Advertisement
Utang Garuda Indonesia Susut
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut utang PT Garuda Indonesia (Persero) turun hampir 50 persen dari sebelumnya. Capaian ini pasca putusan menangnya maskapai dalam sidang Penundana Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Penurunan ini dilihat jadi jumlah utang yang sebelumnya sebesar USD 10 miliar menjadi hanya USD 5,1 miliar. Angka ini buah dari kesepakatan resktrukturisasi utang antara Garuda Indonesia dan para kreditor.
"Kita lihat secara equity pun itu tadinya minus 53 (persen) sekarang minus 1,5 (persen). Jadi sudah menurun jauh daripada cengkraman utang dan lain-lainnya," ungkap Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).
Buah dari proses restrukturisasi juga, Erick menyebut kalau maskapai pelat merah itu bisa mencatatkan laba. Per Juli 2022, Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih senilai USD 3,8 juta.
Atas kinerja yang semakin membaik ini, Erick kembali menyinggung soal penyertaan modal negara (PMN) bagi maskapai tersebut. Dimana dana ini akan dialokasikan untuk menunjang operasional, termasuk penambahan pesawat.
"Kenapa kemarin juga PMN bisa dilakukan tidak lain untuk mempercepat daripada keberadaan pesawat terbang yang memang dibutuhkan selama ini untuk menanggulangi harga tiket yang naik turun," sambung Erick.
Â