Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak pada perdagangan Kamis, 29 Desember 2022 seiring investor bersiap untuk sambut perdagangan saham terakhir pada 2022.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 345,09 poin atau 1,05 persen menjadi 33.220,80 memulihkan hampir semua koreksi dari sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 naik 1,75 persen ke posisi 3.849,28. Indeks Nasdaq bertambah 2,59 persen ke posisi 10.478,09.
Baca Juga
Pada pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 sedikit menguat masing-masing 0,05 persen dan 0,12 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,19 persen.
Advertisement
Pendiri dan Chief Investment Officer Growth Investing Navellier and Associates, Louis Navellier menuturkan, perdagangan Kamis, 29 Desember 2022 merupakan versi singkat reli santa dalam satu hari.
“Kami terlambat untuk rebound, dan banyak kelemahan baru-baru ini dapat dijelaskan oleh penjualan rugi pajak lebih lanjut setelah reli santa tidak terwujud,” ujar dia dikutip dari laman CNBC, Jumat (30/12/2022)
Ia menambahkan, pelaku pasar akan hadapi volatilitas lebih lanjut memasuki tahun baru dengan banyak ketidakpastian tentang apakah soft landing mungkin terjadi atau tidak. “Seberapa besar tekad the Fed untuk tidak berputar jika mengarah ke resesi yang serius,” ujar dia.
Sementara itu, saham Apple menguat setelah empat hari berturut-turut melemah. Saham Apple naik 2,83 persen.
Adapun wall street menguat pada perdagangan Kamis pagi ini setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan peningkatan klaim pengganguran dari pekan lalu. Hal ini terjadi di tengah upaya the Federal Reserve untuk mendinginkan ekonomi terutama pasar tenaga kerja.
Tunjangan Pengangguran
Pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 225.000 untuk pekan yang berakhir pada 24 Desember 2022, menurut laporan itu. Pengajuan tunjangan pengangguran itu naik 9.000 dari pekan sebelumnya dan sedikit di atas perkiraan 223.000 dari Dow Jones.
“Pasar tampaknya mengapresiasi laporan pekerjaan yang menunjukkan peningkatan moderat dalam melanjutkan klaim pengguaran sejalan dengan harapan dan memberikan bukti soft landing mungkin terjadi,” ujar Chief Investment Strategist The Colony Group Jason Blackwell.
Aksi pasar mengikuti aksi jual selama sesi regular pada sesi perdagangan Rabu, 28 Desember 2022 karena kekhawatiran resesi membebani sentimen investor secara bulanan dan tahunan. Indeks Dow Jones melemah 365,85 poin atau 1,1 persen. Indeks S&P 500 merosot 1,2 persen dan indeks Nasdaq tergelincir 1,35 persen.
Rata-rata indeks acuan menuju tahun terburuk sejak 2008. Indeks Dow Jones anjlok 8,58 persen. Indeks S&P 500 terpangkas 19,24 persen. Indeks Nasdaq tumbang 33,03 persen seiring investor melepas growth stock di tengah kenaikan suku bunga.
“Investor antisipasi resesi ekonomi yang akan terjadi pada awal 2023, sebagaimana dibuktikan oleh laba S&P 500 yang turun selama tiga kuartal dan berlanjunya sektor defensi. Tingkat keparahan resesi masih dipertanyakan, kami berharap itu ringan,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 28 Desember 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 28 Desember 2022. Koreksi wall street terjadi seiring pelaku pasar melihat potensi rugi pada akhir 2022 dan bersiap diri memasuki 2023.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 365,85 poin atau 1,1 persen ke posisi 32.875,71. Indeks S&P 500 merosot 1,2 persen ke posisi 3.783,22. Indeks Nasdaq tergelincir 1,35 persen ke posisi 10.213,29. Saham Apple membebani indeks Dow Jones seiring menembus level kunci dan jatuh ke level terendah dalam 52 minggu. Saham Apple berada di posisi USD 127,15 pada perdagangan Rabu sore pekan ini.
Di sisi lain, sektor energi penghambat terbesar di indeks S&P 500 seiring harga minyak dan gas alam yang merosot. Saham EQT, APA dan Marathon Oil termasuk penghambat di indeks saham.
Sementara itu saham Southwest Airlines melanjutkan koreksi seiring pembatalan penerbangan karena kondisi cuaca musim dingin yang parah. Saham Southwest Airlines merosot lebih dari 5 persen.
"Saham akhirnya menguat secara bersamaa, tetapi tidak bertahan,” ujar Pendiri dan Chief Investment Officer of Growth Investing Navellier and Associates, dikutip dari laman CNBC, Kamis (29/12/2022).
Selanjutnya
Ia menambahkan, pada volume perdagangan rendah, pasar mencoba yang terbaik untuk tetap berada di pasar setelah awal yang mengecewakan pada reli sinterklas. “Ini sedikit kebaikan dari rata-rata karena sektor yang paling terpukul,” ujar dia.
Navellier mengatakan, pelaku pasar tampak kelelahan dan dapat dipahami. “Tidak lagi mengharapkan reli besar secara teknikal dan hanya berharap untuk mencapai Jumat sore tanpa kerugian berarti lebih lanjut,” ujar dia.
Ia mengatakan, sejumlah sentimen yang mendorong sebagian besar ketidakpastian utama pada 2022 antara lain kasus COVID-19 di China, perang Ukraina-Rusia, pasokan energi yang ketat dan bank sentral yang hawkish. “Akan menunggu kita di sisi lain,” tutur dia.
Saat pekan terakhir perdagangan, pasar saham berada di jalur terburuk sejak 2008. Indeks Nasdaq catat kinerja terburuk di antara indeks acuan lainnya. Indeks Nasdaq melemah 34,7 persen pada 2022 seiring investor keluar dari growth stock di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.
Advertisement