Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan koreksi pada perdagangan saham Rabu (11/1/2023). Hal ini seiring masih minim sentimen yang dapat dorong pergerakan IHSG.
“Gelombang tekanan dalam pergerakan IHSG terlihat belum akan berakhir, masih minimnya sentimen yang dapat membooster pergerakan IHSG turut mempengaruhi pola gerak IHSG hingga saat ini,” ujar CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya dalam catatannya.
Baca Juga
Selain itu, ia mengatakan, belum ada arus deras aliran dana yang masuk yang melaju signifikan ke pasar modal Indonesia. Hal ini membuat pasar bergerak konsolidasi. William menilai, risiko terjadinya koreksi wajar masih perlu diwaspadai oleh investor. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 516,74 miliar pada Selasa, 10 Januari 2023. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,85 triliun pada 2023.
Advertisement
William prediksi, IHSG berada di kisaran 6.542-6.741 pada Rabu, 11 Januari 2023.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup terkoreksi 1 persen ke 6.622 dan disertai dengan munculnya volume penjualan yang cukup besar, koreksi dari IHSG pun sudah menembus support terdekatnya di 6.598.
“Dengan demikian, skenario alternatif yang kami berikan kemarin berlaku saat ini, di mana IHSG sudah menyelesaikan wave (x) dan sedang membentuk bagian dari wave (y) dari wave [y], sehingga IHSG diperkirakan akan menguji 6.430-6.530,” tutur dia.
Ia menuturkan, pada label merah, koreksi IHSG hanya akan menuju ke 6.530 terlebih dahulu dan kembali menguat. Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.559,6.509 dan level resistance 6.641,6.715 pada Rabu pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Sedangkan William memilih saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Selain itu, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Spec Buy
Saham BRMS ditutup menguat 3,3 persen ke 158 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Selama BRMS tidak terkoreksi ke bawah 147 sebagai stoplossnya, maka posisi BRMS sedang berada di awal wave Y dari wave (B)," ujar dia.
Spec Buy: 152-156
Target Price: 170, 185
Stoploss: below 147
2.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Buy on Weakness
Saham EXCL ditutup menguat 0,4 persen ke 2.300 dan masih mampu bergerak di atas MA60.
"Kami perkirakan, posisi EXCL sedang berada di awal wave (v) dari wave [i] dari wave C, sehingga EXCL masih berpeluang menguat selama tidak terkoreksi ke bawah 2.200," ujar dia.
Buy on Weakness: 2.250-2.280
Target Price: 2.390, 2.490
Stoploss: below 2.200
3.PT Harum Energy Tbk (HRUM) - Buy on Weakness
Saham HRUM ditutup menguat 3,5 persen ke 1.630 dan masih didominasi oleh volume pembelian, tetapi demikian penguatan HRUM tertahan oleh cluster MA20 dan MA60. Posisi HRUM saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [i] dari wave C.
Buy on Weakness: 1.570-1.605
Target Price: 1.700, 1.840
Stoploss: below 1.540
4.PT Indika Energy Tbk (INDY) - Buy on Weakness
Saham INDY ditutup menguat 3,7 persen ke 2.530 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Selama tidak terkoreksi ke bawah 2.380 sebagai stoplossnya, maka posisi INDY saat ini sedang berada di awal wave (iv) dari wave [c] dari wave Y," ujar dia.
Buy on Weakness: 2.480-2.510
Target Price: 2.630, 2.680
Stoploss: below 2.380
Advertisement
Penutupan IHSG 10 Januari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Selasa (10/1/2023). Koreksi IHSG berkurang pada sesi kedua perdagangan saham ditopang kenaikan sektor saham energi.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,98 persen ke posisi 6.622,49 pada penutupan perdagangan, Selasa, 10 Januari 2023. Indeks LQ45 anjlok 1,61 persen ke posisi 901,08. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.690,22.
Di tengah tekanan IHSG ini, IHSG bahkan sempat meninggalkan posisi 6.600. IHSG sempat berada di level terendah 6.570. Sebanyak 382 saham melemah sehingga menekan IHSG. 150 saham menguat dan 181 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.252.111 kali dengan volume perdagangan 19,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.548.
Indeks mayoritas sektor saham betah di zona merah. Sementara itu, sektor saham energi naik 1,58 persen dan sektor saham industri bertambah 0,11 persen. Sementara itu, sektor saham basic tergelincir 0,71 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,98 persen, sektor saham siklikal melemah 0,85 persen.
Kemudian sektor saham kesehatan terpangkas 1,23 persen, sektor saham keuangan terperosok 1,75 persen, sektor saham properti turun 0,06 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,16 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,01 persen.
Bursa Saham Asia pada 10 Januari 2023
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, 10 Januari 2023 setelah indeks Nasdaq di wall street catat penguatan pada hari kedua. Saham teknologi membantu angkat indeks acuan di wall street tersebut.
Indeks Nikkei Jepang mendaki 0,78 persen ke posisi 26.175,56 dan indeks Topix bertambah 0,27 persen ke posisi 1.880,88. Hal itu seiring harga konsumen menguat 4 persen pada Desember 2022 di Tokyo. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi 3,8 persen. Yen Jepang melemah ke posisi 132,17 terhadap dolar AS.
Indeks ASX 200 melemah 0,28 persen di Australia ke posisi 7.131. Indeks Kospi bergejolak dan berakhir menguat ke posisi 2.351,31. Investor mencerna data neraca transaksi berjalan Korea Selatan pada November yang beralih dari surplus menjadi defisif untuk pertama kali sejak Agustus 2022.
Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,43 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai susut 0,21 persen menjadi 3.169,51. Indeks Shenzhen naik 0,5 persen ke posisi 11.506,79.
Advertisement