Imlek 2023, Menjala Cuan saat January Effect pada Tahun Kelinci Air

Berikut strategi investasi untuk menangkap peluang January Effect di tengah sentimen Tahun Baru Imlek 2023 yang juga merupakan tahun kelinci air.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Jan 2023, 07:27 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2023, 07:27 WIB
Ilustrasi Tahun Baru Imlek 2023 (Foto: Freepik)
Ilustrasi Tahun Baru Imlek 2023 (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun pasar saham mengenal January Effect yaitu kondisi naiknya harga saham pada bulan Januari di awal tahun. Pengaruh January Effect terhadap pasar saham menjadi fenomena yang berulang.

Fenomena ini umumnya terjadi karena para investor kembali melakukan entry atau pembelian kembali saham-saham yang sempat dijual pada bulan Desember sebelumnya.

Mengawali 2023, January Effect diprediksi terjadi tahun ini didukung dampak pandemi yang sudah mereda, serta dicabutnya status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh Presiden Joko Widodo.

“January effect adalah salah satu produk anomali perdagangan pasar saham, yang bisa muncul bisa juga tidak. Meski paparan berbagai teori dan strategi tentang January effect sudah ada, tetapi tidak ada jaminan akan tingkat pengembalian akan kebal terhadap potensi kerugian. Maka dari itu, akan jauh lebih aman untuk tetap menyikapi January effect dengan bijaksana,” kata Advisory Partner Grant Thornton Indonesia, Marvin Camangeg dalam keterangan resmi, ditulis Minggu (22/1/2023).

January Effect kali ini bertepatan dengan momen pergantian tahun batu China atau Imlek. Menurut kalender masehi, Imlek 2023 akan jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023 mendatang. Berdasarkan perhitungan, 2023 merupakan tahun Kelinci Air. Lambang Kelinci adalah simbol umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa. Tahun 2023 diprediksi menjadi tahun harapan.

Kelinci secara historis dikenal sebagai yang paling lembut dari 12 hewan dalam zodiak China. Pada 2022 yang merupakan tahun Macan Air, kehidupan ditandai dengan kekuatan, vitalitas, dan pertumbuhan, serta ditopang dinamisme harimau, menurut zodiak Tiongkok.

Tangkap Peluang

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Karena tahun lalu ditetapkan sebagai Yang, prinsip aktif alam semesta dalam filosofi China kuno, orang mungkin merasakan antusiasme, kepositifan, dan produktivitas bersama kegelisahan dan ketidak fleksibelan. Namun, Tahun Kelinci Air yang akan datang mewujudkan Yin, prinsip pasif alam semesta.

Ini bermanifestasi dalam relaksasi, fluiditas, ketenangan, dan kontemplasi. Jika 2022 terasa cepat, berat, atau sibuk, tahun 2023 akan menawarkan kesempatan untuk perenungan, istirahat, serta pemeliharaan tubuh dan jiwa dalam upaya memberikan keseimbangan di bawah konsep dasar Yin dan  Yang.

Tangkap Peluang saat January Effect

“January Effect 2023 masih dibayangi oleh sejumlah sentimen global setelah tren kenaikan suku bunga mendominasi pasar sepanjang 2022. Maka dari itu, penting bagi investor untuk tetap memantau kondisi makro ekonomi, fundamental emiten pilihan, membuat profil risiko dan tujuan investasi,” kata Marvin.

Untuk dapat memanfaatkan January Effect dengan baik, investor harus memiliki strategi yang tepat. Berikut strategi investasi dari Grant Thornton Indonesia yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan momen January Effect antara lain:

 

Strategi Investasi

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

1. Melakukan Pembelian Saham Pada Awal Januari

Investor dapat melakukan pembelian saham di awal bulan atau hold saham dari bulan sebelumnya untuk memanfaatkan kenaikan harga di bulan Januari. Strategi dapat dilakukan dengan memilih saham-saham yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan baik, seperti saham perusahaan yang memiliki kinerja positif atau saham perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi.

2. Diversifikasi Investasi Investor dapat membeli berbagai jenis saham dari perusahaan yang berbeda sektor dan kapitalisasi pasar, sehingga jika terjadi penurunan harga saham pada sektor tertentu, kerugian yang diderita bisa tertutupi oleh kenaikan harga saham di sektor lain.

Dengan demikian, investor dapat mengantisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi pada bulan Januari, dan yang terpenting tetap pastikan selalu melakukan analisa fundamental dan teknikal sebelum membeli saham tertentu.

3. Alokasikan Dana Cadangan

Investor juga harus mengalokasikan dana cadangan untuk antisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi sepanjang Januari. Dana ini dapat dimanfaatkan nantinya untuk membantu investor jika membutuhkan dana darurat sehingga tetap bisa bertahan di pasar saham sambil memantau kenaikan harga saham yang ditargetkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya