Perusahaan Investasi Warren Buffett Kantongi Kas Rp 1.955 Triliun, Laba Operasional Turun 7,9 Persen

Laba operasional, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett, Berkshire Hathaway turun 7,9 persen menjadi USD 6,7 miliar pada kuartal IV 2022. Perseroan pegang kas jumbo USD 128,65 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Feb 2023, 23:14 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2023, 20:24 WIB
Laporan Keuangan Berkshire Hathaway
Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway melaporkan kinerja keuangan kuartal IV 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett, Berkshire Hathaway catatkan laba operasional turun selama kuartal IV 2022 seiring tekanan inflasi bebani bisnis.

Dikutip dari CNBC, Minggu (26/2/2023), laba operasi Berkshire Hathaway mencapai USD 6,7 miliar pada kuartal IV 2022. Laba operasi turun 7,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya saat laba mencapai USD 7,28 miliar. Laba operasional mengacu pada total keuntungan yang dihasilkan dari bisnis yang dimiliki oleh Warren Buffett.

Laba Berkshire dari bisnis kereta api, utilitas, dan energi mencapai USD 2,2 miliar pada kuartal IV 2022, sedikit turun dari periode tahun lalu. Sementara itu, bisnis penjaminan asuransi perusahaan turun menjadi USD 244 juta pada kuartal IV 2022, turun dari USD 372 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Pada 2023, laba operasional Warren Buffett mencapai USD 30,79 miliar. Laba operasional tersebut naik 12,2 persen dari USD 27,45 miliar pada 2021.

Sementara itu, Berkshire memakai USD 2,85 miliar untuk membeli kembali atau buyback saham pada kuartal IV 2022. Realisasi buyback saham itu lebih rendah dari periode tahun sebelumnya ketika pembelian kembali saham lebih dari USD 6 miliar. Namun, dibandingkan kuartal III, buyback tersebut lebih tinggi. Tercatat buyback sebesar USD 1 miliar.  Sepanjang 2022, nilai buyback sekitar USD 8 miliar.

Di sisi lain, kas Berskhire Hathaway tumbuh menjadi USD 128,65 miliar atau sekitar Rp 1.955 triliun (asumsi kurs rupiah 15.201 terhadap dolar AS)pada kuartal IV 2022. Kas tersebut naik dari kuartal III 2022 hampir USD 109 miliar.

Dalam surat pemegang saham tahunannya, Warren Buffett menyebutkan, Berkshire Hathaway akan terus memegang kas dan surat utang pemerintah Amerika Serikat bersama dengan segudang bisnis. Ia menentukan, kalau CEO masa depan di perusahaan akan memiliki “bagian penting” dari kekayaan mereka di saham Berkshire.

 

Warren Buffett Jawab Kritikus Buyback Saham

Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Sebelumnya, miliarder dan investor Warren Buffett membela aksi pembelian kembali saham (buyback). Ia menyampaikan hal itu dalam surat tahunan di perusahaan investasi miliknya Berkshire Hathaway.

Dikutip dari CNBC, Minggu (26/2/2023), Warren Buffett menolak kritik terhadap praktik yang ia yakini bermanfaat bagi semua pemegang saham.

“Ketika Anda diberi tahu semua pembelian kembali berbagi pemegang saham atau negara, atau sangat bermanfaat bagi CEO, Anda mendengarkan baik seorang yang buta huruf ekonomi,” ujar dia.

Warren Buffett memprakarsai program pembelian kembali saham pada 2011 dan mengandalkan buyback dalam beberapa tahun terakhir selama lingkungan kesepakatan yang kompetitif . Konglomerat tersebut habiskan USD 27 miliar atau sekitar Rp 410,53 triliun (asumsi kurs Rp 15.205 per dolar AS) sepanjang 2021 karena Buffett menemukan sedikit peluang secara eksternal.

Aktivitas buyback saham melambat pada 2023 menjadi sekitar USD 8 miliar karena Warren Buffett melakukan pembelian besar-besaran dan juga menjual saham. Berkshire juga mengambil alih perusahaan asuransi Alleghany senilai USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 176,37 triliun, kesepakatan terbesar Buffett sejak 2016.

Pembelian kembali saham telah menuai kritik dari politikus yang percaya perusahaan Amerika Serikat seharusnya memakai kas dengan cara lain untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang seperti tunjangan karyawan dan belanja modal.

 

Soroti Apple dan American Express

Penjualan perdana iPhone 13
Penjualan perdana iPhone 13 di Apple Sanlitun in Beijing, Tiongkok. (Foto: Apple Newsroom)

Mengutip CNBC, banyak yang mengatakan, pembelian kembali saham sering memberikan dorongan tambahan untuk pertumbuhan laba per saham dan ketika perusahaan berhenti melakukan, mencapai tujuan itu menjadi lebih menantang.Buffett yakin buyback saham bermanfaat bagi pemegang saham karena memberikan peningkatan nilai intrinsic per saham.

“Matematikanya tidak rumit: Ketika jumlah saham turun, minat Anda pada bisnis kami naik. Sedikit membantu jika pembelian kembali dilakukan dengan harga yang meningkatkan nilai, harus ditekankan, menguntungkan semua pemilik-dalam segala hal,” tutur dia.

Investor legendaris ini menyoroti Apple dan American Express, dua dari kepemilikan sahamnya yang memiliki strategi serupa. Warren Buffett pernah menuturkan, dirinya penggemar program buyback saham CEO Apple Tim Cook.  Hal itu memberi kenaikan kepemilikan setiap dolar AS dari laba tanpa investor harus mengangkat satu jari pun.

"Di Berkshire, kami secara langsung meningkatkan minat pada kumpulan bisnis unik kami dengan membeli kembali 1,2 persen saham perusahaan yang beredar,” ujar Buffett.

Berdasarkan aturan di Amerika Serikat ada penerapan pajak 1 persen atas pembelian kembali yang mulai berlaku 2023. Surat pemegang saham Buffett yang dibaca secara luas dirilis dengan laporan tahunan Berkshire dan biasanya menetapkan nada sebelum pertemuan tahunan besaran konglomerat pada Mei di Omaha, Nebraska.

 

 

Warren Buffett Optimistis terhadap Ekonomi AS

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Surat itu menyentuh beberapa tema lain termasuk pujian untuk mitra lamanya, Charlie Munger (99) serta bagaimana Berkshire dengan senang hati membayar pajak dalam jumlah besar karena manfaat yang diterimanya selama bertahun-tahun dari “penarikan Amerika”. “Saya telah investasi selama 80 tahun, lebih dari sepertiga umur negara kita,” kata Buffett.

“Saya belum melihat saat yang masuk akal untuk membuat taruhan jangka panjang melawan Amerika. Dan saya sangat ragu pembaca surat ini akan memiliki pengalaman yang berbeda pada masa depan,” ujar dia.

Investor yang sangat dikagumi itu menuturkan, Berskhire akan selalu menyimpan banyak uang tunai dan surat utang Amerika Serikat bersama dengan beragam bisnis untuk masa depan. Kas yang dipegang mencapai hampir USD 130 miliar pada akhir 2022.

Buffett juga mengungkapkan CEO Berkshire pada masa depan akan memiliki bagian signifikan dari kepemilikan saham yang dibeli dengan uang mereka sendiri. Greg Abel kemungkinan penerus Buffett dan Vice Chairman bisnis non asuransi Berkhire habiskan lebih dari USD 68 juta untuk saham Berkshire pada 2022. “Di Berkshire, tidak akan ada garis finis,” ujar Buffett.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya