Bursa Saham Asia Bervariasi di Tengah Sentimen Diskusi Plafon Utang AS Berlanjut

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 22 Mei 2023. Investor akan fokus mencermati diskusi plafon utang Amerika Serikat dan data ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mei 2023, 08:40 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 08:40 WIB
Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)
Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin (22/5/2023) setelah pertemuan G-7 di Hiroshima, Jepang berakhir dan pembicaraan tentang plafon utang di Amerika Serikat (AS) berlanjut. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin (22/5/2023) setelah pertemuan G-7 di Hiroshima, Jepang berakhir dan pembicaraan tentang plafon utang di Amerika Serikat (AS) berlanjut.

Dikutip dari CNBC, di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,11 persen dan indeks Topix diperdagangkan mendatar setelah kinerja yang lebih baik pekan lalu. Investor akan mencerna lebih lanjut tentang pesanan mesin Jepang pada Maret.

Adapun pesanan mesin inti Jepang turun 3,9 persen pada Maret dibandingkan bulan sebelumnya, turun lebih jauh dari yang diharapkan.

Ekonom yang disurvei Reuters prediksi pembacaan naik 0,7 persen bulan ke bulan. Dibandingkan tahun lalu, pesanan mesin juga turun 3,5 persen, berlawanan dengan ekspektasi yang naik 1,4 persen. Pesanan mesin Jepang menguat 9,8 persen YoY pada Februari.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah tipis, indeks Kospi Korea Selatan menguat. Sebaliknya, indeks Kosdaq melemah 0,34 persen. Indeks Hang Seng dengan kontrak berjangka melemah ke posisi 19.410 dari penutupan terakhir di 19.450,57.

Adapun suku bunga dasar pinjaman China dalam 1 tahun dan 5 tahun pada Mei dirilis pekan ini.

Saham di wall street pada Jumat pekan lalu karena pembicaraan tentang plafon utang Amerika Serikat dihentikan oleh negosiator GOP, memicu keraguan kesepakatan akan segera tercapai. Sementara indeks S&P 600 mencatat pekan terbaik sejak Maret 2023. Indeks Dow Jones melemah 0,33 persen dan indeks Nasdaq susut 0,24 persen.

Sementara itu, ketua the Fed Jerome Powell mengatakan suku bunga mungkin tidak harus naik, sebanyak yang diharapkan untuk mengekang inflasi mengingat tekanan sektor perbankan saat ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 19 Mei 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2023. Penguatan bursa saham Asia Pasifik itu terjadi setelah dua dari tiga indeks utama di wall street mencapai rekor tertinggi pada Kamis malam, 18 Mei 2023.

Selain itu, Ketua DPR Kevin McCarthy yakin kesepakatan dapat dicapai pada plafon utang Amerika Serikat pekan depan. Demikian dikutip dari CNBC.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq melonjak pada perdagangan Kamis pekan ini untuk mencapai level penutupan tertinggi sejak Agustus 2022. Hal ini seiring pelaku pasar terus fokus pada negosiasi batas utang.

Pemimpin G-7 akan berkumpul di Hiroshima Jepang untuk KTT G-7 yang dimulai hari ini.

Bursa saham Jepang menandai pekan terbaiknya sejak Oktober 2022. Indeks Nikkei 225 naik 0,77 persen ke posisi 30.808,35, dan mempertahankan level tertinggi sejak 1990. Indeks Topix bertambah 0,18 persen menjadi 2.161,69, dan menandai kemenangan beruntun keenam. Inflasi inti Jepang pada April naik 3,4 persen year-on-year (YoY), mempertahankan level di atas target bank sentral.

Indeks ASX 200 menguat tipis 0,59 persen ke posisi 7.279,5. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,89 persen ke posisi 2.537,79. Indeks Kosdaq mendaki 0,27 persen ke posisi 841,72.

Sementara itu, bursa saham China melawan tren. Indeks Hang Seng turun 1,5 persen dan indeks Shanghai merosot 0,42 persen di China daratan ke posisi 3.283,54. Indeks Shenzhen menguat 0,12 persen ke posisi 11.091,36.


Penutupan Wall Street pada 19 Mei 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2023. Hal ini seiring negosiator menghentikan negosiasi pagu utang yang sedang berlangsung. Hal itu memicu keraguan kesepakatan akan segera tercapai.

Di tengah sentimen itu pada akhir pekan, indeks S&P 50 500 membukukan kinerja terbaik sejak Maret 2023. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 109,28 poin atau 0,33 persen ke posisi 33.426,63. Indeks S&P 500 tergelincir 0,14 persen menjadi 4.191,98. Indeks Nasdaq terpangkas 0,24 persen ke posisi 12.657,90. Demikian dikutip dari laman CNBC, Sabtu (20/5/2023).

Rata-rata tiga indeks acuan tersebut pada pekan ini menguat. Indeks S&P 500 menguat 1,65 persen, indeks Nasdaq melompat 3,04 persen. Itu adalah kinerja mingguan terbaik sejak Maret untuk dua indeks acuan tersebut. Sementara itu, indeks Dow Jones bertambah 0,38 persen.

Sebagian dari kenaikan tersebut terjadi pada Kamis, 18 Mei 2023. Hal ini seiring pelaku pasar memasang taruhan kalau kesepakatan pagu utang Amerika Serikat dapat tercapai. Komentar dari Ketua DPR Kevin McCarthy pada Kamis pekan ini tampaknya menunjukkan kemungkinan kesepakatan bisa terjadi paling cepat pekan depan.

Namun, saham berbalik memerah pada Jumat, 19 Mei 2023 setelah negosiator GOP keluar dari pertemuan plafon utang. Anggota Partai Republik Garret Graves menuturkan, tim gedung putih tidak masuk akal. “Kami tidak akan duduk di sini dan berbicara sendiri,” ujar dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya