Kekayaan Elon Musk Melonjak, Bagaimana Gerak Saham Tesla?

Kekayaan CEO Tesla Elon Musk bertambah USD 1,8 miliar di tengah kenaikan harga saham Tesla. Berikut ulasannya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Jun 2023, 21:10 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2023, 16:08 WIB
Kekayaan Elon Musk Melonjak, Bagaimana Gerak Saham Tesla?
Kekayaan Bos Tesla, Elon Musk naik USD 1,8 miliar menjadi USD 200,2 miliar atau sekitar Rp 29.953,82 triliun (kurs Rp 14.961,95 per USD) per 1 Juni 2023. (AP Photo/Susan Walsh, File)

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan CEO Tesla, Elon Musk naik USD 1,8 miliar menjadi USD 200,2 miliar atau sekitar Rp 2.953,82 triliun (kurs Rp 14.961,95 per USD) per 1 Juni 2023, menurut data.

Bersamaan dengan itu, kekayaan orang paling kaya di bumi yang hanya selisih satu peringkat dari Musk, Bernard Arnault justru susut USD 5,7 miliar menjadi USD 215,3 miliar. Naiknya kekayaan Musk terjadi di tengah kenaikan harga saham Tesla sebesar 1,38 persen ke posisi USD 203,93 pada perdagangan Kamis, 31 Juni 2023.

Melansir Forbes, Kamis (1/6/2023), Elon Musk secara resmi memulai kunjungan berisiko tinggi ke China yang akan membuatnya bertemu dengan pejabat senior pemerintah dan taipan lokal.  Miliarder Amerika itu berupaya memperkuat operasi Tesla di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Sementara pemerintahan Biden berusaha untuk menahan akses China ke teknologi canggih AS yang dapat menimbulkan risiko keamanan,  Beijing merespons dengan langkah tit-for-tat, seperti larangan Micron Technology baru-baru ini untuk memasok chipnya ke perusahaan China.

Musk melakukan perjalanan pertamanya ke China sejak pandemi COVID-19 untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qin Gang. Dia memberi tahu Qin, mantan duta besar untuk AS, bahwa kepentingan kedua negara saling terkait, dan Tesla menentang apa yang disebut "decoupling".

Pada hari keduanya di China, Musk bertemu dengan Jin Zhuanglong, menteri industri dan teknologi informasi China, di Beijing untuk bertukar pandangan tentang EV dan kendaraan yang terhubung, menurut pernyataan dari kementerian.

Musk juga mengunjungi Kementerian Perdagangan China. Tidak diketahui dengan jelas apa yang didiskusikan oleh taipan itu di sana, tetapi Kementerian Perdagangan adalah departemen pemerintah utama yang bertanggung jawab untuk menyetujui Gigafactory Tesla di Shanghai. Musk juga dilaporkan bertemu dengan pendiri miliarder Contemporary Amperex Technology, Robin Zeng.

Keduanya kemungkinan membahas penyediaan produk terkait baterai untuk pabrik baru, dan berkolaborasi dalam fasilitas produksi baru di AS. Rencana perjalanan Musk berpotensi mencakup pertemuan dengan Perdana Menteri Li Qiang untuk membahas teknologi mengemudi otonom. Salah satu prestasi bisnis khas Li sebagai mantan sekretaris partai Shanghai adalah meyakinkan Tesla untuk membangun Gigafactory di pusat keuangan.

 

 

CEO Tesla Elon Musk Kunjungi Tiongkok dan Temui Sejumlah Pejabat, Bahas Apa Saja?

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk, diketahui melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menemui beberapa pejabat di Beijing. Ini pertama kalinya ia ke negara itu setelah tiga tahun.

Diketahui, Tiongkok baru membuka lagi perbatasannya dan memulihkan kebijakan nol-Covid mereka pada bulan Desember yang lalu.

Mengutip New York Post, Kamis (1/6/2023), pada hari Selasa, tak lama setelah bos Twitter itu mendarat di Beijing, dia menemui Menteri Luar Negeri China Qin Gang.

Qin mengatakan kepada Musk, Tiongkok berkomitmen untuk meningkatkan lingkungan bisnis bagi investor termasuk Tesla, dan menggunakan metafora mengemudi menggambarkan hubungan China dan AS.

"Kita harus menginjak rem tepat waktu, menghindari mengemudi berbahaya dan terampil menggunakan akselerator untuk mempromosikan kerja sama saling menguntungkan," menurut pernyataan dari Kemenlu Tiongkok.

Kemenlu Tiongkok juga mengutip sang CEO Tesla dan SpaceX, yang mengatakan dirinya bersedia untuk memperluas bisnis di negara itu, serta menentang pemisahan ekonomi AS dan China.

"Kepentingan Amerika Serikat dan China saling terkait, seperti kembar siam, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain," kata Elon Musk.

Lalu pada Rabu waktu setempat, dikutip dari CNA, Musk bertemu dengan Menteri Perindustrian Tiongkok, untuk membahas pengembangan kendaraan energi baru.

Menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dia menemui Jin Zhuanglong di Beijing, membahas "pengembangan kendaraan energi baru dan kendaraan terkoneksi cerdas."

 

China Menyambut Baik Kunjungan Elon Musk

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). Pemegang saham menuduh Elon Musk memperkaya dirinya serta keluarganya dengan kesepakatan yang terjadi pada 2016 terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Tidak diketahui lebih rinci lanjutan pertemuan tersebut. Perwakilan Tesla tidak menanggapi permintaan soal informasi mengenai rencana perjalanan Musk di Tiongkok.

Namun, berdasarkan laporan media China, Tesla menyambut bos mereka pada hari Selasa dengan makan malam 16 menu, yang berisi makanan laut, daging domba Selandia Baru, mi pasta kedelai tradisional Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan, negara itu menyambut baik kunjungan para eksekutif internasional "untuk lebih memahami China dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan."

Tiongkok merupakan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Tesla juga mengumumkan pada bulan April akan membangun pabrik besar kedua di Shanghai, yang akan jadi pabrik kedua di kota itu setelah Gigafactory, yang mulai dibangun di tahun 2019.

 

Elon Musk Ingatkan Bahaya AI

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Elon Musk di sisi lain, begitu vokal, meski dirinya juga memperhatikan pengembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Dalam konferensi di London baru-baru ini, ahli bisnis ini mengingatkan risiko AI atau kecerdasan buatan.

Menurut Elon Musk, secara umum teknologi memiliki kemungkinan untuk mengontrol manusia. Oleh karenanya, manusia harus hati-hati mengenai seberapa jauh potensi pengembangan AI.

Mengutip Gizchina, Jumat (26/5/2023), secara khusus Elon Musk mengklaim bahwa AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan.

Meski hal itu mungkin tidak akan menghancurkan dunia, tetapi merupakan sebuah kemungkinan dan dunia harusnya tidak mengabaikannya begitu saja.

Elon Musk juga mengklaim bahwa AI dapat mengambil alih, "semua keamanan manusia" sehingga menjadikan dirinya semacam "pengasuh super".

"Kecerdasan buatan tingkat lanjut berisiko menghilangkan atau membatasi perkembangan manusia. Superintelligence adalah 'pedang bermata dua'. Jika Anda memiliki jin yang dapat memberdayakan dengan apa saja, itu bahaya," kata Elon Musk.

 Sekadar informasi, beberapa perusahaan Elon Musk saat ini tengah mengembangkan AI, namun ia mengaku selalu mewaspadai teknologi tersebut.

Pada Maret lalu, ia menandatangani surat terbuka yang menyerukan moratorium pengembangan kecerdasan buatan tingkat lanjut.

Kini, Tesla banyak menggunakan teknologi AI dalam produknya. Faktanya, setelah menghubungkan Microsoft dengan OpenAI seperti halnya Google dengan DeepMind harus ada perusahaan ketiga yang ikut bersaing.

"Perlu ada perusahaan ketiga yang berkompetisi, OpenAI dan Microsoft tampaknya bekerja dengan baik, jadi X.AI (perusahaan AI Elon Musk) dan Twitter serta Tesla juga memiliki masa depan," kata Elon Musk.

 

 

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya