Menakar Prospek Indeks Saham Syariah di Tengah Kinerja yang Lesu

Indeks syariah cenderung lesu hingga penutupan perdagangan 11 Agustus 2023. Hal ini seiring performa saham atau konstituen yang berada di dalamnya tertekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Agu 2023, 21:32 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2023, 21:32 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Indeks Syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja yang tertinggal dibandingkan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja yang tertinggal dibandingkan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date (YtD) hingga 11 Agustus 2023.

IHSG menguat 0,43% secara ytd. Di sisi lain, indeks syariah terpantau laggard secara YtD seperti, Index IDX Sharia Growth memimpin pelemahan -7,19%, disusul pergerakan indeks IDX-MES BUMN 17 terkoreksi -6,30%, Indeks Jakarta Islamic Index (JII) turun -5,90%, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melemah -4,34%, dan Indeks JII 70 turun -3,97%.

Analis Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menuturkan, penurunan indeks syariah tidak terlepas dari performa saham (konstituen) yang tergabung di dalamnya. Misalnya, Indeks Syariah Growth terkoreksi paling dalam sejak awal tahun sebesar -7,19%.

Hal ini akibat pergerakan harga saham dengan pembobotan terbesar kedua, yaitu UNVR dengan bobot 9,52% terhadap perhitungan indeks, mengalami koreksi -19,91% YtD. Sementara itu, INCO dengan bobot terbesar ketiga sebesar 8,07%, mengalami kontraksi -10,28% YtD.

Rotasi sektor, pembobotan, dan kinerja keuangan emiten yang turun menjadi penyebab indeks syariah mengalami penurunan. Kinerja indeks syariah yang di dalamnya terdapat banyak saham  di sektor energi dan material dasar tentu akan tertekan. Lantaran sektor energi dan material dasar secara YtD turun masing-masing 15,15% dan 8,67%.

“Penurunan tersebut sejalan dengan turunnya permintaan dan harga komoditas energi serta metal mining akibat potensi melemahnya ekonomi global saat tren suku bunga tinggi di negara maju hingga akhir 2023,” ujar Ratih, Minggu (13/8/2023).

Ratih menilai,ke depan, performa indeks syariah masih menarik asalkan rebalancing yang dilakukan dapat menyaring saham dengan performa yang paling baik dari masing-masing sektornya, tetapi tentunya dengan kriteria Daftar Efek Syariah (DES).

“Pelaku pasar juga dapat memanfaatkan peluang di tengah penurunan indeks syariah, asalkan dapat memilih sektor dan kinerja emiten yang paling unggul dalam indeks tersebut,” kata dia.

Saham Pilihan

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut trading plan saham pilihan yang perlu diperhatikan dalam Konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), menggunakan analisis teknikal untuk 14/08/23.

TLKM di area Rp3.800 dengan target harga pada resistance di level Rp3.940 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 3.720. (Buy) 

ACES di area Rp700 dengan target harga pada resistance di level Rp750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp670. (Buy) 

SMGR di area Rp6.725 dengan target harga pada resistance di level Rp7.000 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.550. (Buy) 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kinerja IHSG Sepekan pada 7-11 Agustus 2023

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada periode 7-11 Agustus 2023. Penguatan IHSG didorong sektor saham infrastruktur dan bahan dasar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (12/8/2023), IHSG naik 0,40 persen menjadi 6.879,97 pada 7-11 Agustus 2023. Pada pekan lalu, IHSG ditutup ke posisi 6.852,84.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG naik didorong sektor saham infrastruktur dan bahan dasar masing-masing 1,55 persen dan 0,89 persen.

Dalam riset itu menyebutkan pekan ini indikator ekonomi makro dari ekonomi terbesar di mana negara berkembang lebih kuat dari yang diperkirakan. Di sisi lain, inflasi di Amerika Serikat (AS) terus berlanjut dengan di atas kisaran target oleh the Federal Federal (the Fed) atau bank sentral AS dan inflasi di Jerman tetap tinggi, meski tampanya tren turun sejak Februari.

“Di sisi lain, China alami deflasi pertama sejak 2021, meski ini bukan hasil yang tidak terduga,” demikian dikutip dari Ashmore.

Kapitalisasi pasar bursa naik 0,90 persen menjadi Rp 10.056 triliun. Kapitalisasi pasar ini juga naik Rp 89 triliun dari pekan lalu Rp 9.967 triliun.

Pada pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian naik 5,28 persen menjadi Rp 12,24 triliun dari Rp 11,63 triliun dari pekan sebelumnya. Rata-rata volume perdagangan susut 19,55 persen menjadi 18,10 miliar saham dari 22,50 miliar saham.

Sedangkan rata-rata frekuensi perdagangan terpangkas 4,29 persen menjadi 1.090.176 kali transaksi dari 1.139.039 kali transaksi. Pada Jumat, 11 Agustus 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 278,80 miliar. Pada pekan ini, aksi jual investor asing mencapai Rp 16,31 triliun. Sepanjang 2023, aksi beli saham mencapai Rp 7,03 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya