Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sedang fokus menyelesaikan tujuh bendungan yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menuturkan, kehadiran bendungan ini diharapkan mendukung upaya Pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam mengoptimalkan pengelolaan air di setiap wilayah tersebut.
Baca Juga
Salah satu yang sedang dikerjakan oleh WIKA KSO adalah Bendungan Lau Simeme Paket I yang bertujuan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan di Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengerjaan proyek dengan lingkup pekerjaan bendungan utama ini telah mencapai perkembangan sebesar 72%.
Advertisement
Agung BW juga menuturkan, pembangunan bendungan ini sekaligus menjadi sarana bagi pemberdayaan UMKM sebagai mitra kerja. WIKA menyadari sinergi yang baik antara WIKA dengan mitra kerja akan menunjang keberlangsungan operasi Perseroan.
Untuk itu Wijaya Karya konsisten dalam upaya memenuhi komitmennya atas pembayaran terhadap para mitra kerja, di mana untuk periode awal Agustus 2023 saja, WIKA telah merealisasikan pembayaran sebesar Rp346 miliar kepada 846 mitra kerja yang mana sebesar Rp102 miliar dibayarkan kepada 684 UMKM mitra kerja WIKA.
"UMKM memiliki peran yang penting untuk menggerakkan ekonomi di wilayah operasi melalui pembukaan lapangan kerja. Harapannya pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Perseroan dapat menghadirkan multiplier effect untuk keberlangsungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Agung BW seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (20/8/2023).
Adapun Wijaya Karya menegaskan posisinya sebagai BUMN terdepan dalam pembangunan proyek bendungan. Hal tersebut tercermin melalui 41 bendungan di tanah air yang telah berhasil diselesaikan oleh Perseroan.
21 proyek di antaranya termasuk dalam 65 proyek bendungan yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak 2014 yang ditargetkan akan menambah ketersediaan tampungan air dari 12,6 Miliar kubik menjadi 19,1 miliar kubik, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sepanjang tahun.
Tawarkan Potensi Eco Tourism dan Suplai Energi Masa Depan
Selain berfungsi untuk penyediaan air dan pertanian, keberadaan bendungan turut menawarkan potensi-potensi lain diantaranya konsep eco tourism yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR di Bendungan Sukamahi, dengan menyediakan area tanaman hidroponik disertai dengan penginapan, taman, rumah kaca, dan tempat ibadah.
Begitu juga dengan potensi lain yaitu pemanfaatan sumber energi baru terbarukan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memanfaatkan tenaga air untuk membangkitkan listrik, juga pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan floating solar panel sebagai sumber listrik seperti yang disediakan oleh Bendungan Randugunting.
Selanjutnya beberapa bendungan dapat difungsikan untuk sport tourism yang salah satunya Bendungan Jatigede yang sering dijadikan sebagai lokasi ajang kompetisi dayung perahu.
Ada juga Bendungan Kuwil Kawangkoan yang pembangunannya turut memperhatikan eksistensi objek sejarah berupa waruga yang merupakan makam para leluhur Minahasa, dengan merelokasi dan ditata kembali sebagai destinasi wisata sekaligus cagar budaya.
Bendungan-bendungan tersebut dipercayakan oleh Kementerian PUPR pada WIKA, harapannya berbagai potensi yang ditawarkan tersebut dapat membawa manfaat secara optimal kepada masyarakat setempat.
Advertisement
Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 11,47 Triliun di Semester 1
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengantongi kontrak baru sebesar Rp 11,47 triliun per Juni 2023. Capaian ini sekaligus meningkatkan order book perseroan menjadi Rp 57,29 triliun.
Sekretaris perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya menjabarkan, kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung, EPCC, Industri dan disusul dengan properti dan investasi.
Berdasarkan komposisi pemberi kerja, sebagian besar berasal dari sektor BUMN, swasta, dan pemerintah dengan skema pembayaran monthly progress.
"Kami meyakini bahwa perolehan kontrak baru masih akan terus bertambah hingga akhir tahun seiring dengan keikutsertaan Perseroan pada sejumlah tender yang digelar untuk proyek Infrastruktur, Bangunan Gedung, dan juga EPCC," kata Mahendra dalam keterangan resmi Kamis (10/8/2023).
Memasuki paruh kedua 2023 atau tepatnya pada Juli lalu, WIKA berhasil menambah capaian kontrak baru. Salah satunya Proyek Revitalisasi Danau Teloko di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang dipercayakan oleh Kementerian PUPR.
Mekanisme Pembayaran
Nilai kontrak yang diterima perusahaan sebesar Rp 103,36 miliar melalui mekanisme pembayaran monthly progress. WIKA dipercaya untuk melaksanakan revitalisasi dengan lingkup pekerjaan ambang Inlet (saluran masuk) dan Outlet (saluran keluar) Danau Teloko dengan target operasi pada Maret 2025 mendatang.
"Proyek revitalisasi tersebut ditujukan untuk mengendalikan banjir pada area sekitar Danau Teloko melalui proses normalisasi Sungai Komering, serta menyalurkan limpasan air dari Sungai Komering ke Danau Teloko dan sebaliknya melalui Inlet dan Outlet," jelas Mahendra.
Menurut dia, kepercayaan yang diberikan oleh project owner menunjukkan kapabilitas WIKA seiring dengan kesuksesannya menyelesaikan sejumlah proyek di bidang pengelolaan sumber daya air dalam beberapa waktu terakhir, di antaranya proyek Sodetan Ciliwung dan Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Advertisement