Saham Samsung Reli, Bursa Korea Selatan Pimpin Penguatan di Asia

Indeks Kospi Korea Selatan memimpin di bursa saham Asia Pasifik pada Rabu, 11 Oktober 2023 didorong saham Samsung.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Okt 2023, 09:41 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 09:39 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, (11/10/2023). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

 

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, (11/10/2023). Bursa saham Korea Selatan memimpin penguatan di antara indeks saham acuan.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 2 persen, dan sentuh level tertinggi dalam dua tahun. Penguatan indeks Kospi didorong lompatan saham Samsung Electronics sebesar 3,7 persen. Demikian dikutip dari CNBC, Rabu pekan ini.

Laba bersih Samsung pada kuartal III 2023 diprediksi lebih tinggi dari harapan analis. Indeks Kosdaq di Korea Selatan menguat 1,68 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 mendaki 0,5 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,5 persen karena investor menilai survei Reuters Tankan yang menunjukkan bisnis di perusahaan-perusahaan besar Jepang sebagian besar tidak berubah. Namun, indeks Topix sedikit turun.

Indeks Hang Seng naik 1,57 persen dan mencatat penguatan dalam lima sesi perdagangan berturut-turut. Bursa saham China berada di wilayah positif. Indeks CSI 300 naik 0,38 persen.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan di wall street kompak menguat seiring investor menanti data inflasi utama dari ekonomi terbesar di dunia dengan indeks harga produsen dan indeks harga konsumen pada September yang dirilis Rabu dan Kamis pada 11 dan 12 Oktober 2023 waktu setempat.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun hampir 13 basis poin menjadi 4,65 persen seiring investor mencari aset yang aman di tengah konflik Hamas-Israel. Imbal hasil dan harga berlawanan arah. Indeks Dow Jones naik 0,40 persen, indeks S&P 500 bertambah 0,52 persen dan indeks Nasdaq menguat 0,58 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 10 Oktober 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, 10 Oktober 2023 seiring investor menilai dampak pasar dari serangan terhadap Israel oleh kelompok militan Hamas.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang melambung lebih dari 2,4 persen, dan memimpin kenaikan di wilayah ini. Indeks Topix menguat 2,09 persen. Indeks saham itu masing-masing ditutup di posisi 31.746,53 dan 2.312,19. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 1,01 persen ke posisi 7.040,6. Indeks melanjutkan kenaikan pada awal pekan ini dan bergerak di atas 7.000.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,26 persen ke posisi 2.402,58. Indeks Kosdaq terpangkas 2,6 persen ke posisi 795. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,84 persen. Sedangkan bursa saham China melemah. Indeks CSI 300 susut 0,75 persen.

Penutupan Wall Street pada 10 Oktober 2023

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Selasa, 10 Oktober 2023. Wall street melejit dipicu penurunan imbal hasil obligasi AS saat wall street menilai risiko geopolitik perang Israel-Hamas.

Dikutip dari CNBC, Rabu (11/10/2023), indeks Dow Jones naik 0,40 persen atau 134,65 poin ke posisi 33.739,30. Indeks S&P 500 bertambah 0,52 persen ke posisi 4.358,24. Indeks Nasdaq menguat 0,58 persen ke posisi 13.562,84.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun hampir 13 basis poin menjadi 4,65 persen seiring investor mencari aset yang aman di tengah konflik. Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah.

Langkah ini mencerminkan reaksi pertama terhadap konflik Israel-Hamas di pasar obligasi AS yang ditutup pada Senin, 9 Oktober 2023.

Harga minyak juga melemah setelah reli pada perdagangan sebelumnya memberikan kelegaan bagi investor.

Imbal hasil obligasi yang alami koreksi mengangkat saham karena wall street masih khawatir atas kenaikan suku bunga yang cepat baru-baru ini. Investor juga mulai mengabaikan risiko geopolitik yang disebabkan oleh perang Israel-Hamas. Selain itu, laporan gaji September yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat pekan ini dan optimisme menjelang laporan laba kuartal III pada pekan ini.

 

Sentimen Perang Hamas-Israel

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Di sisi lain, kelompok militant Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 sehingga mendorong Israel menyatakan perang terhadap Hamas.

Serangan ini menandai serangan paling mematikan dalam 50 tahun terakhir. Pasar pada awalnya bereaksi secara spontan dan suram terhadap konflik tersebut pada Senin, 9 Oktober 2023 tetapi saham menguat pada Selasa, 10 Oktober 2023.

“Saya pikir penurunan imbal hasil telah mendukung saham secara luas. Hal ini mungkin juga memberikan kelegaan bagi pasar karena mungkin ada semacam puncak dalam imbal hasil yang bergerak naik dengan cepat dalam beberapa minggu terakhir,” ujar Senior Investment Strategis Edward Jones, Mona Mahajan.

Ia menuturkan, ada semacam harapan yang mungkin muncul kalau berada pada akhir siklus pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dan kenaikan suku bunga.

Ia mencatat, investor juga mengantisipasi data inflasi yang akan dirilis pekan ini dengan indeks harga produsen akan dirilis pada Rabu, dan indeks harga konsumen akan rilis pada Kamis pekan ini.

Titik terang lainnya selama perdagangan Selasa, 10 Oktober 2023 adalah saham kapitalisasi kecil dengan indeks Russell 2000 dan indeks S&P Small Cap 600 masing-masing naik lebih dari 1 persen. Indeks Russell naik hampir 1 persen sepanjang 2023. Indeks saham tersebut naik dalam lima hari berturut-turut, suatu prestasi yang terakhir dicapai pada Juli 2023.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya