IHSG Ditutup Menguat, Apa Pendorongnya?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada Jumat sore, di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.

oleh Septian Deny Diperbarui 18 Mar 2025, 14:10 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 19:05 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada Jumat sore, di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.

IHSG naik tipis 0,27 persen ke posisi 6.636. Indeks LQ45 terpangkas 0,41 persen ke posisi 750,39. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.682,93 dan level terendah 6.577,83. Sebanyak 319 saham menguat sehingga angkat IHSG. 242 saham melemah dan 233 saham diam di tempat.

Dikutip dari Antara, Jumat (7/3/2025), usai dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 4,95 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 2,51 persen dan 0,99 persen.

Sedangkan, lima sektor turun yaitu sektor transportasi & logistik yang turun sebesar 0,91 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor industri yang masing- masing turun sebesar 0,58 persen dan 0,54 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SONA, MREI, PUDP, MTFN dan JSPT. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni FORU, KOTA, KONI, PGUN dan INET.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 963.200 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,78 miliar lembar saham senilai Rp10,38 triliun. Sebanyak 338 saham naik 260 saham menurun, dan 357 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 817,76 poin atau 2,17 persen ke 36.887,17, indeks Shanghai menguat 8,55 poin atau 0,25 persen ke 3.372,55, indeks Kuala Lumpur melemah 11,64 persen atau 0,75 poin ke posisi 1,547,, dan indeks Straits Times melemah 20,92 poin atau 0,54 persen ke 3.919,32.

 

 

Menghijau 3 Hari Belakangan

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menghijau 3 hari belakangan setelah sempat melemah cukup dalam. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, tercatat masih ada penguatan sebanyak 315 saham, dan sejumlah 228 saham terjadi pelemahan. Sedang 235 saham stagnan.

Pergerakan saham-saham teknologi, saham konsumen barang baku, dan saham properti menjadi penopang utama kenaikan laju IHSG di zona hijau dengan menguat mencapai 4,68%, 3,08% dan 1,52%.

Adapun saham-saham teknologi yang melaju pesat adalah, saham DCII melesat 9,98%, saham NINE terbang dengan kenaikan 9,18%. Saham DMMX menguat 2,95%.

Sementara saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ikut menguat dan menetap di zona hijau searah dengan indeks utama dengan menguat 0,12% ke posisi 754,29.

Kembali pada 2 hari kebelakang, IHSG memang tertolong dari rebound pada saham perbankan. Sentimen IHSG yang melemah lebih kepada ketidakpastian seputar kebijakan tarif perdagangan global oleh AS.

Sementara itu, pertanyaan investor terkait dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) juga mulai terjawab.

Chief Information Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Pandu Sjahrir baru saja menghadiri sebuah sesi di Singapura. Ini menjadi panggung perdana bagi Danantara berhadapan dengan investor global.

Hal tersebut terungkap dalam riset UBS Indonesia tertanggal 5 Maret. Acara UBS OneASEAN Summit 2025 di Singapura menjadi panggung pertama bagi Danantara untuk bertemu dengan para investor asing.

 

 

Sesi Engagement

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Pandu mewakili Danantara dalam sesi engagement dengan para investor asing pada 3-4 Maret. Sesi tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 investor global dengan total aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) sekitar USD 2,5 miliar di Indonesia.

“Kami meyakini bahwa Danantara semestinya menjadi sentimen positif karena dividen yang akan lebih tinggi dan tata kelola yang lebih baik,” sebut laporan UBS.

CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan peluncuran Danantara bukan merupakan penyebab dari amblesnya indeks saham pada akhir bulan Februari. Dia mengatakan amblesnya indeks saham bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan terjadi di seluruh pasar saham negara ASEAN.

“Memang indeks harga saham gabungan kita ini menurun. Tapi menurunnya bukan di Indonesia saja. Di emerging market, di negara ASEAN pun, semua memang sedang mengalami penurunan,” kata Rosan kepada wartawan, dikutip Kamis (6/3/2025).

Fluktuasi indeks saham, menurut Rosan, merupakan hal yang lumrah terjadi di pasar saham. Namun, dia meyakinkan bahwa fundamental perusahaan yang terdaftar di pasar saham Indonesia cukup kuat untuk kembali rebound.

“Fundamental dari perusahaan-perusahaan kita, bank-bank kita, itu sangat baik. Sangat kuat. Jadi kita percaya semua ini dengan fundamental,” kata Rosan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya