BEI Catat Penghimpunan Dana EBUS dan Rights Issue Rp 135,5 Triliun hingga 13 Oktober 2023

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, telah diterbitkan 93 emisi dari 55 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 98,2 triliun hingga 13 Oktober 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Okt 2023, 22:07 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2023, 16:02 WIB
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada 9-13 Oktober 2023 di tengah sentimen yang kurang baik antara lain rupiah yang melemah dan kondisi geopolitik di Timur Tengah. Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/10/2023), IHSG bertambah 0,56 persen ke posisi 6.926,78. Pada pekan lalu, IHSG tergelincir 0,74 persen ke posisi 6.888,51. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa meningkat 2,99 persen menjadi Rp 10.562 triliun dari pekan lalu sebesar Rp 10.255 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian meningkat 7,66 persen menajdi 19,51 miliar saham dari 18,12 miliar pada pekan lalu. Pada pekan ini, mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah. Sektor saham teknologi memimpin koreksi dengan turun 5,74 persen. Selain itu, sektor saham basic turun 0,51 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 2,13 persen, dan sektor saham kesehatan merosot 3,4 persen. Selanjutnya sektor saham keuangan turun 0,56 persen, sektor saham properti melemah 0,31 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 1,15 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur melambung 18,32 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Selain itu, sektor saham energi naik 2,94 persen, sektor saham industri naik tipis 0,10 persen, sektor saham siklikal bertambah 1,29 persen. Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian merosot 2,04 persen menjadi Rp 10,11 triliun dari Rp 10,32 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 3,04 persen menjadi 1.197.523 kali transaksi dari 1.235.080 pada pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi beli saham Rp 149,44 miliar pada Jumat, 13 Oktober 2023. Selama sepekan, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 49,03 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 5,2 triliun. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG menguat di tengah sentimen yang cenderung kurang baik. Hal ini seiring pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah. Dari sentimen global, ada kondisi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas dan inflasi Amerika Serikat yang bergerak mendatar. “Serta nampaknya the Fed akan cenderung dovish untuk pertemuan FOMC berikutnya,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan rights issues mencapai Rp 135,5 triliun. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan rights issues mencapai Rp 135,5 triliun hingga Jumat, 13 Oktober 2023.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, telah diterbitkan 93 emisi dari 55 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 98,2 triliun hingga 13 Oktober 2023.

Sampai dengan periode tersebut terdapat 12 emisi dari 11 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dari berbagai sektor. Adapun yang dimaksud antara lain satu perusahaan dari sektor basic materials, satu perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, dua perusahaan dari sektor energi, lima perusahaan dari sektor keuangan, dan dua properti dan real estate.

Sementara itu, untuk rights issue, per 13 Oktober 2023 telah terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai Rp 37,3 triliun.

Kemudian, masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline right issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut, satu perusahaan dari sektor basic materials, delapan perusahaan dari sektor consumer cyclicals, empat perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, serta empat perusahaan dari sektor energi.

Selain itu, ada lima perusahaan dari sektor keuangan, satu perusahaan dari sektor infrastruktur dan satu perusahaan dari sektor transportasi logistik

IPO

Dari sisi IPO, hingga 13 Oktober 2023, terdapat 73 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 73 emiten itu mencapai Rp 53,1 triliun.

 

 

Sektor Saham yang IPO

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. 

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan,

Berdasarkan POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 11 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.

Kemudian 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 1 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

* 4 Perusahaan dari sektor basic materials

* 4 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

* 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

* 4 Perusahaan dari sektor energy

* 0 Perusahaan dari sektor financials

* 1 Perusahaan dari sektor healthcare

* 3 Perusahaan dari sektor industrials

* 4 Perusahaan dari sektor infrastructures

* 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

* 3 Perusahaan dari sektor technology

* 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

OJK Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Bakal Tercapai

20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, hingga kini sudah tercapai sekitar Rp 190 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya berharap target penghimpunan dana ini akan tercapai. Bahkan, ia juga berharap bisa melebihi target yang telah ditetapkan. 

"Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (10/9/2023). 

Di sisi lain, ia menyebut, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis  sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd). 

"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia.

Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).

Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd. 

Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd tetapi secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.

Pengelolaan Investasi

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp838,18 triliun (naik 1,29 persen ytd), dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun atau turun 1,02 persen (mtd). 

Selain itu, investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 0,62 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun.

Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp 190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten. Di pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 41,21 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding(SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 September 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 Penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 975,13 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya