Gandeng BUMN China, Pabrik Baja Krakatau Steel Bakal Direaktivasi

Kerja sama Krakatau Steel (KRAS) dan Baowu Group Zhongnan untuk mengembangkan steel long product dan rolling mill.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 18 Okt 2023, 15:47 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 15:45 WIB
Gandeng BUMN China, Pabrik Baja Krakatau Steel Bakal Direaktivasi
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) bersama Baowu Group Zhongnan menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama reaktivasi fasilitas hulu Iron and Steel Making (ISM). (Foto: Krakatau Steel)

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) bersama Baowu Group Zhongnan menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama reaktivasi fasilitas hulu Iron and Steel Making (ISM) dalam rangka pengembangan steel long product. 

Prosesi MoU ini disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam acara Indonesia China Business Forum di Beijing pada 16 Oktober 2023.

Baowu Group Zhongnan adalah perusahaan baja BUMN milik China dengan kapasitas 21 juta ton per tahun dan terafiliasi dengan Baowu Group, perusahaan baja terbesar peringkat satu di dunia dengan total kapasitas produksi sebesar 132 juta ton per tahun. 

Dengan dukungan yang dimiliki oleh Baowu Group sebagai perusahaan ternama, termasuk di dalamnya memiliki kemampuan pendanaan, sumber daya manusia, teknologi, serta akses supply chain, manajemen memantapkan untuk bekerja sama.

"Estimasi nilai investasi yang diperlukan untuk melaksanakan kerja sama tahap pertama untuk kapasitas 2 juta ton baja per tahun ini adalah sebesar USD 1,2 miliar," ujar Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (18/10/2023).

Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan steel long product yang dimulai dari hulunya yang memproduksi baja billet dan pengembangan hilir rolling mill dalam bentuk wire rod mill pada tahap pertama. 

 

 

Memenuhi Minat Pasar Baja Indonesia

Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Selain itu, fasilitas manufaktur baja akan dibangun secara otomatis, cerdas, dan ramah lingkungan dengan memperkenalkan teknologi dan peralatan baru untuk membangun ekosistem baja dan mendorong perkembangan pesat industri baja di Indonesia. 

"Untuk tahap pertama akan dibangun pabrik dengan kapasitas 2 juta ton per tahun dan bisa ditingkatkan kapasitasnya pada masa depan sampai dengan 4 juta per tahun,” lanjut dia.

Sebelumnya, Krakatau Steel dan Baowu Group Zhongnan telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan tertanggal 30 November 2022 tentang Peluang Kemitraan Iron & Steel Making, kemudian dilanjutkan dengan pengukuhan kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman di Indonesia China Business Forum di Beijing.

Kemitraan ini diharapkan dapat memenuhi minat pasar baja Indonesia terhadap strategi pertumbuhan jangka panjang, terutama dengan dibangunnya fasilitas baja yang terintegrasi. 

"Harapan kami, dengan penandatanganan ini proses selanjutnya mendapat dukungan penuh semua pihak untuk dapat terealisasi sesuai jadwal,” ujar Purwono.

 

Kinerja Krakatau Steel

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.

Sebelumnya diberitakan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan pendapatan sebesar USD 984,63 juta atau setara Rp 14,77 triliun dengan EBITDA Krakatau Steel tercatat sebesar USD 26,93 juta atau setara dengan Rp 403,98 miliar. Pendapatan itu susut 26,43 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 1,34 miliar.

Dari raihan itu, Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih periode berjalan sebesar USD 37,39 juta atau setara dengan Rp 560,88 miliar. Berbalik dibandingkan posisi Juni tahun lalu, di mana perseroan masih membukukan laba periode berjalan USD 78,65 juta.

Dari capaian itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni sebesar USD 36,89 juta. Berbalik dibandingkan semester I 2022, di mana perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 77,47 juta.

"Penurunan laba ini terjadi karena Perseroan masih memiliki beban keuangan yang cukup tinggi yaitu sebesar USD 59,33 juta atau setara dengan Rp 889,89 miliar serta terdapat rugi atas selisih kurs sebesar USD 17,77 juta atau setara dengan Rp 266,52 miliar," jelas Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).

 

Catat Rugi

PT Krakatau Steel (krakatausteel.com)
PT Krakatau Steel (krakatausteel.com)

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan pada semester I 2022 turun menjadi USD 906,58 juta dari USD 1,21 juta pada semester I 2022. Dari rincian itu, perseroan membukukan laba kotor sebesar USD 78,06 juta, turun 24,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 131,21 juta.

Pada periode ini, perseroan membukukan beban penjualan sebesar USD 14,63 juta, beban umum dan administrasi USD 51,12 juta, dan rugi pelepasan investasi pada entitas anak USD 396 ribu.

Perseroan juga mencatatkan keuntungan pelepasan aktiva tetap sebesar USD 14 ribu dan beban operasi lainnya USD 2,05 juta.

Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba operasi sebesar USD 9,87 juta, turun 87,44 persen dibandingkan semester I tahun lalu sebesar USD 78,63 juta.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan rugi selisih kurs senilai USD 17,77 juta , biaya keuangan USD 59,33 juta, bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama USD 35,75 juta, serta pendapatan keuangan USD 1,15 juta.

 

Aset Krakatau Steel

PT Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (krakatausteel.com)

Hingga 30 Juni 2023, aset perseroan turun tipis menjadi USD 3,02 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar USD 3,16 miliar.

Liabilitas juga turun menjadi USD 2,42 miliar dari USD 2,6 miliar pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi USD 601,25 juta dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar USD 552,59 juta.

Di sisi lain, Purwono mengatakan perseroan juga berhasil menurunkan hutang berbunga (Interest Bearing Debt) dari semula USD 1,73 miliar atau setara Rp 26,96 triliun pada Desember 2022 menjadi sebesar USD 1,48 miliar atau setara Rp 22,16 triliun karena adanya pembayaran pokok Tranche A dan sebagian Tranche B sebesar ± USD 240 juta.

“Selain beban hutang yang berkurang, kami berkomitmen untuk dapat terus mendorong tercapainya peningkatan kinerja perusahaan maupun Subholding melalui penguatan pengembangan bisnis agar dapat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian kinerja Krakatau Steel dan Group,” ujar Purwono.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya