Dana Penerbitan EBUS dan Rights Issue Tembus Rp 153 Triliun hingga 24 November 2023

Hingga kini BEI mencatat terdapat 13 emisi dari 11 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dari berbagai sektor.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Nov 2023, 09:17 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2023, 09:17 WIB
Dana Penerbitan EBUS dan Rights Issue Tembus Rp 153 Triliun hingga 24 November 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan rights issue sudah mencapai 104 emisi 56 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS). (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan rights issue mencapai Rp 153 triliun hingga Jumat, 24 November 2023.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, telah diterbitkan 104 emisi dari 56 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 113,3 triliun hingga 24 November 2023.

Sampai dengan periode tersebut terdapat 13 emisi dari 11 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dari berbagai sektor. 

Adapun yang dimaksud antara lain dua perusahaan dari sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor energi, lima perusahaan dari sektor keuangan, satu perusahaan dari sektor infrastruktur, dan satu perusahaan dari sektor properti dan real estate.

Sementara itu, untuk right issue, per 24  November 2023 telah terdapat 27 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 39,7 triliun.

Kemudian, masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline right issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut, satu perusahaan dari sektor basic materials, delapan perusahaan dari sektor consumer cyclicals, empat perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, serta empat perusahaan dari sektor energi.

Selain itu, ada lima perusahaan dari sektor keuangan, satu perusahaan dari sektor infrastruktur dan satu perusahaan dari sektor transportasi logistik. 

Selain itu, ada 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi aset, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi.

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. 

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

3 Perusahaan dari sektor basic materials

6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

2 Perusahaan dari sektor energy

0 Perusahaan dari sektor financials

1 Perusahaan dari sektor healthcare

4 Perusahaan dari sektor industrials

3 Perusahaan dari sektor infrastructures

0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

2 Perusahaan dari sektor technology

1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BEI Bidik Transaksi Harian Tembus Rp 12,25 Triliun pada 2024

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menetapkan sejumlah target untuk pasar modal pada 2024 yaitu terkait jumlah investor baru, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH), dan pencatatan efek.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2024 sebesar Rp 12,25 triliun. Target ini lebih besar dari target pada 2023 sebesar Rp 10,75 triliun, tetapi baru terealisasi hingga Rp 10,5 triliun.

“Dari sisi RNTH ada kenaikan target menjadi Rp 12,25 triliun dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan adanya optimisme,” kata Iman dalam acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan, 17 November 2023. 

Selain itu, BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024.  Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Sedangkan target terealisasi pada 2023 baru menyentuh 1,6 juta. 

Dari segi pencatatan efek, Iman menuturkan, BEI memiliki target 230 pencatatan efek pada 2024. Ini lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek, tetapi telah terealisasi sebanyak 311 efek per 15 November 2023.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Administrasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Imelda Sebayang mengungkapkan jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal mencapai 11,96 juta SID per 15 November 2023. 

Ini merupakan pertumbuhan 16 persen dibandingkan Desember 2022 yang hanya mencapai 10,41 juta investor. Selain itu, Imelda menjelaskan untuk investor saham dan surat berharga lainnya 5,14 juta atau tumbuh 15,95 persen secara Year to Date (ytd). 

“Sedangkan untuk investor reksa dana di Indonesia menyentuh 11,21 juta investor atau bertumbuh 16,73 persen ytd dan investor SBN menyentuh 985.472 atau tumbuh sekitar 18,52 persen,” pungkas Imelda.

 


BEI Bidik 2 Juta Investor Baru Pasar Modal pada 2024

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024. 

Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Sedangkan target terealisasi pada 2023 baru menyentuh 1,6 juta. 

Dari segi pencatatan efek, Iman menuturkan BEI memiliki target 230 pencatatan efek pada 2024. Ini lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek, tetapi telah terealisasi sebanyak 311 efek per 15 November 2023.

"Untuk Rata rata nilai transaksi harian (RNTH) kita punya target 12,25 triliun pada 2024,” kata Iman dalam acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan, 17 November 2023. 

Direktur Keuangan dan Administrasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Imelda Sebayang mengungkapkan jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal mencapai 11,96 juta SID per 15 November 2023. 

Ini merupakan pertumbuhan 16 persen dibandingkan Desember 2022 yang hanya mencapai 10,41 juta investor. Selain itu, Imelda menjelaskan untuk investor saham dan surat berharga lainnya 5,14 juta atau tumbuh 15,95 persen secara Year to Date (ytd). 

"Sedangkan untuk investor reksa dana di Indonesia menyentuh 11,21 juta investor atau bertumbuh 16,73 persen ytd dan investor SBN menyentuh 985.472 atau tumbuh sekitar 18,52 persen,” ungkap Imelda 

Sedangkan untuk pertumbuhan aset Imelda menjelaskan nilai aset di C-Best sentuh RP 7.857 triliun atau bertumbuh 16,97 persen dengan jumlah efek C-Best yang bertambah menjadi 2.806 efek. 

Adapun untuk aset reksa dana, Asset Under Management (AUM) alami penurunan 1,13 persen ytd menjadi Rp 788 triliun. Jumlah produk S Invest juga mengalami penurunan sebesar 5,72 persen menjadi 2.276. 

 


BEI Catat Rekor IPO pada 2023

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 77 emiten yang melantai di pasar modal melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, alasan tahun ini menjadi IPO terbanyak karena sejumlah perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya tahun lalu bergeser pada tahun ini. Selain itu, ada juga perusahaan yang berencana IPO tahun depan beralih ke tahun ini. 

Berdasarkan analisis BEI, momentum pemilihan umum (pemilu) 2024 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah IPO tahun ini. 

"Menurut saya yang tahun lalu geser ke tahun ini, yang tahun depan geser ke tahun ini akhirnya pipeline jadi besar," kata Iman saat ditemui di Jakarta, Senin (13/11/2023). 

Meski demikian, Iman mengaku hingga akhir tahun ini jumlah perusahaan IPO tidak akan mencapai 100 emiten. Sebab, bisa saja perusahaan yang antre di pipeline ingin melangsungkan prosesi IPO pada 2024. 

Sedangkan, untuk IPO, BEI menargetkan ada 62 perusahaan yang bakal mencatatkan saham di bursa pada tahun depan. 

"Tahun lalu gede-gede (penggalangan dananya) sekarang belum ada yang besar, kami terus saja kerja sama," kata Iman. 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya