Garap Proyek Blue Amonia, Surya Esa Perkasa Butuh Dana hingga USD 150 Juta

Dengan proyek FID pada kuartal I 2025, ESSA berharap bahwa proyek ini sudah bisa berjalan pada kuartal II 2027.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Des 2023, 19:36 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 19:21 WIB
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengumumkan laporan keuangan 2022, Senin (20/2/2023). Emiten yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG dan pabrik amoniak catat rekor pendapatan pada 2022. (Foto: Surya Esa Perkasa)
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengumumkan laporan keuangan 2022, Senin (20/2/2023). Emiten yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG dan pabrik amoniak catat rekor pendapatan pada 2022. (Foto: Surya Esa Perkasa)

Liputan6.com, Jakarta PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menyatakan proyek Blue Amonia atau Amonia Biru Fase 2 ditargetkan rampung pada kuartal IV 2024. Ini mengingat, Fase 1 telah selesai dalam beberapa waktu lalu. 

Presiden Direktur Surya Esa Perkasa Kanishk Laroya menuturkan, proyek tersebut diharapkan selesai pada awal 2027. "Untuk proyek Blue Ammonia, target proyek ini untuk fase kedua akan selesai pada kuartal IV tahun 2024 dan  setelah itu, kami mengharapkan proyek FID pada kuartal I 2025. 

Dengan proyek FID pada kuartal I 2025,  ESSA berharap bahwa proyek ini sudah bisa berjalan pada kuartal II 2027. Sedangkan, terkait biaya proyek Blue Amonia ini mencapai sekitar USD 100-150 juta. 

Akan tetapi, keseluruhan biaya proyek tersebut baru bisa diketahui setelah fase 2 selesai dan sudah bisa mendapatkan kontraktor untuk mengerjakan proyek Blue Amonia ini.

Ia menjelaskan, dana tersebut merupakan kombinasi dari internal perusahaan dan juga mungkin dari eksternal, yaitu berupa pinjaman atau bentuk yang lain. Hal itu pun masih dikaji lagi oleh perusahaan. 

Siapkan Strategi

Perusahaan juga telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menjalankan bisnisnya dalam beberapa tahun ke depan. Kanishk Laroya menuturkan, pihaknya memiliki dua strategi untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis ke depan. 

"Pertama, konversi ke Blue Amonia, di mana kami mengharapkan bahwa ke depannya dengan perkembangan industri atau dunia atau pasar blue amonia, akan terjadi sesuatu premium untuk blue ammonia. Jadi, itu strategi pertama kami," jelasnya. 

Komoditas

PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengumumkan laporan keuangan 2022, Senin (20/2/2023). Emiten yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG dan pabrik amoniak catat rekor pendapatan pada 2022. (Foto: Surya Esa Perkasa)
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengumumkan laporan keuangan 2022, Senin (20/2/2023). Emiten yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG dan pabrik amoniak catat rekor pendapatan pada 2022. (Foto: Surya Esa Perkasa)

Selain itu, untuk bisnis komoditas, ESSA sangat tergantung pada pasar komoditas. Jika berkaca pada kondisi 2022, pasar komoditas sangat kuat, harganya sangat tinggi. Alhasil, memberikan dampak secara langsung terhadap pendapatan dan ke laba bersih perusahaan.

"Kalau kami lihat seperti tahun ini, di mana harganya masih lumayan bagus, tapi tidak setinggi tahun lalu, bisa lihat sendiri di kinerja keuangannya. Jadi, buat kami yang paling penting untuk pertumbuhan perusahaan adalah strategi blue amonia," kata dia.

Di samping itu, ia menjelaskan, studi kelayakan proyek Amonia Biru terus berlanjut. Fase 1 telah selesai dan Fase 2 kini sedang berlangsung. Proyek ini diharapkan selesai pada awal  2027. "ESSA terus melakukan eksplorasi peluang di lebih banyak proyek hilir gas," tandasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya