Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun pada 2024. Dana belanja modal akan berasal dari pinjaman dan kas internal.
Presiden Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menuturkan, belanja modal sebagian besar dialokasikan untuk pembelian armada baik peremajaan dan penambahan armada perusahaan. Perseroan menargetkan pembelian armada sebanyak 7.000 armada. Dengan penambahan armada itu dapat mendorong kinerja Perseroan tumbuh double digit.
Baca Juga
“Dengan peruntukkan sekitar 4.000 armada untuk peremajaan dan sekitar 3.000 armada untuk penambahan di semua segmen bisnis perusahaan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Senin (11/2/2024).
Advertisement
Selain menambah armada, Perseroan juga menjaga utilisasi armada pada level yang tinggi sehingga mendukung target kinerja Perseroan. Blue Bird akan memakai kas internal dan pinjaman bank untuk belanja modal. “30 (persen-red) internal kas dan 70 persen pinjaman bank. Saat ini masih dominan swasta tapi masih membuka peluang untuk (bank-red) BUMN juga,” kata dia.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 7 Februari 2024, saham BIRD stagnan di posisi Rp 1.725 per saham. Saham BIRD dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.73 per saham. Saham BIRD berada di level tertinggi Rp 1.735 dan terendah Rp 1.705 per saham. Total frekuensi perdagangan 911 kali dengan volume perdagangan 24.465 saham. Nilai transaksi Rp 4,2 miliar.
Blue Bird Gelontorkan Investasi Rp 250 Miliar untuk Transportasi Ramah Lingkungan di IKN
Sebelumnya diberitakan, PT Blue Bird Tbk (BIRD) memulai investasi sebesar Rp 250 miliar untuk mempercepat pengembangan sistem transportasi publik berbasis listrik di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Keputusan investasi ini sejalan dengan komitmen Blue Bird untuk mendukung inisiatif ramah lingkungan dan menciptakan masa depan mobilitas yang berkelanjutan melalui Visi Keberlanjutan 50:30, yaitu upaya pengurangan hingga 50 persen emisi karbon dan buangan perusahaan pada 2030.
"Blue Bird Group memiliki Visi Keberlanjutan 50:30 yang bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan IKN sebagai smart forest city. Semangat yang sama inilah yang mendorong kami berkomitmen untuk berkontribusi secara nyata terhadap pembangunan IKN melalui pengembangan sistem, sarana, dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan. Dengan investasi ini kami ingin menjadi pelopor dalam pengembangan transportasi publik berbasis listrik di IKN,” ujar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono dalam keterangan resmi, Kamis (21/12/2023).
Sesuai yang disampaikan Adrianto, investasi dan kontribusi Bluebird akan digunakan untuk pengembangan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan yang meliputi pengadaan bus rapid transit listrik (layanan bus perkotaan), taksi listrik, mobil rental listrik, bus jurusan IKN–Balikpapan, serta sarana pendukung lainnya, antara lain halte, park and ride, transfer point, depo, dan charging point yang semuanya akan dikelola secara terintegrasi menggunakan teknologi pintar.
Nantinya, kemudahan dan kenyamanan mobilitas penduduk IKN akan didukung oleh Bluebird dengan investasi taksi listrik hingga 100 unit, armada mobil rental listrik hingga 50 unit, armada bus jurusan IKN-Balikpapan hingga 10 unit, charging point, dan depo. Lalu ada layanan bus perkotaan listrik hingga 40 unit, halte hingga 53 titik, 1 transfer point (bus interchange station), dan 2 park and ride.
Advertisement
Kinerja Keuangan Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba hingga September 2023. Pertumbuhan baik laba dan pendapatan sekitar dua digit.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (27/10/2023), PT Blue Bird Tbk mencatat pendapatan Rp 3,22 triliun hingga kuartal III 2023. Pendapatan perseroan tumbuh 28,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,50 triliun.
Pertumbuhan pendapatan itu mendorong laba bersih naik 40,97 persen hingga September 2023. Laba bersih Blue Bird tercatat Rp 367,42 miliar dari periode kuartal III 2022 sebesar Rp 260,62 miliar.
Beban langsung tercatat Rp 2,20 triliun hingga kuartal III 2023 atau naik 24,40 persen. Dengan demikian, laba bruto bertumbuh 39,08 persen menjadi Rp 1,02 triliun hingga kuartal III 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bruto Blue Bird tercatat Rp 737,31 miliar.
Aset Perseroan
Beban usaha perseroan naik 33,17 persen menjadi Rp 599,51 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 450,18 miliar. Dengan demikian, laba usaha Blue Bird tercatat bertambah 48,3 persen menjadi Rp 426,01 miliar hingga kuartal III 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba usaha tercatat Rp 287,13 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 147 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 104.
Total ekuitas tercatat Rp 5,53 triliun pada September 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 5,35 triliun. Total liabilitas mencapai Rp 1,84 triliun hingga kuartal III 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,54 triliun. Dengan demikian, aset perseroan tercatat Rp 7,37 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 6,89 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 862,17 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 890,97 miliar.
Meski perseroan mencatat kinerja keuangan positif, harga saham Blue Bird masih lesu. Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023, saham BIRD merosot 3,69 persen ke posisi Rp 1.955 per saham.
Advertisement