Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Selasa (16/4/2024) didorong sentimen global. IHSG meski melemah usai libur Lebaran, transaksi harian saham tembus Rp 23 triliun.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,68 persen ke posisi 7.164,80. Indeks LQ45 tergelincir 2,95 persen ke posisi 935,34. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Baca Juga
Usai libur Lebaran 2024, IHSG berada di level tertinggi 7.285,78 dan terendah 7.066. Sebanyak 457 saham melemah sehingga menekan IHSG. 165 saham menguat dan 175 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.819.276 kali dengan volume perdagangan 24,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 23 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.170. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,4 triliun.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah kecuali sektor saham energi naik 2,32 persen dan sektor saham basic menguat 2,39 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, transaksi harian saham mencapai Rp 23 triliun seiring perdagangan hari pertama setelah libur panjang Lebaran 2024.
"Ditambah dapat kita cermati outflow pada emiten-emiten bigcap terutama perbankan dan inflow ke emiten energi dan basis materials,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya menambahkan, aliran dana masuk ke saham emiten energi dan basic materials atau bahan baku seiring harga komoditas dunia. "Seperti yang kita ketahui dengan memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah berimbas kepada kenaikan harga komoditas,” kata dia.
Seiring pergerakan saham emiten energi dan basic material, Herditya menuturkan, sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham MAHA, saham DOID, ELSA, MBMA, dan saham HRTA.
Sentimen yang Bayangi IHSG
Selain itu, menurut tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Bursa Asia melemah akibat meningkatnya ancaman geopolitik di Timur Tengah yang mengangkat harga minyak dan emas global.
Dikutip dari Antara, di sisi lain, penjualan ritel Amerika Serikat (AS) periode Maret 2024 tumbuh 0,7 persen month to month (mtm), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,9 persen (mtm), tetapi lebih besar dibandingkan perkiraan pasar yang hanya sebesar 0,3 persen (mtm).
"Dengan demikian, meningkatnya ancaman geopolitik dan membaiknya penjualan retail AS yang di atas prediksi menyebabkan inflasi global sangat mungkin terjadi dan perkiraan pemangkasan tingkat suku bunga AS yang awalnya akan terjadi pada Juni 2024 mundur menjadi pada September 2024, dengan mempertimbangkan berbagai risiko tersebut,” demikian mengutip riset tersebut.
Di sisi lain, China mulai pulih dengan GDP kuartal I-2024 tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 5,2 persen (yoy), atau melampaui ekspektasi pasar yang hanya sebesar 5 persen (yoy), sehingga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian China yang sebelumnya dilanda krisis properti.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham MHKI melonjak 35 persen
- Saham ATLA melonjak 35 persen
- Saham PTSP melonjak 24,81 persen
- Saham OLIV melonjak 16,67 persen
- Saham SBMA melonjak 16,55 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham ARTI merosot 33,33 persen
- Saham NINE merosot 16,67 persen
- Saham MTPS merosot 16,67 persen
- Saham BSML merosot 13,56 persen
- Saham MGNA merosot 12,50 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham LMAX tercatat 110.229 kali
- Saham BBRI tercatat 106.242 kali
- Saham BBCA tercatat 77.628 kali
- Saham TLKM tercatat 65.067 kali
- Saham SBMA tercatat 54.701 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 3,3 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 2,7 triliun
- Saham TLKM senilai Rp 1,6 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 1,2 triliun
- Saham BBNI senilai Rp 849,4 miliar
Bursa Saham Asia Pasifik Tertekan
Bursa saham Asia Pasifik alami aksi jual pada perdagangan Selasa, 16 April 2024 seiring dunia menanti respons Israel terhadap serangan Iran akhir pekan lalu. Sebagian besar bursa saham di Asia turun sekitar 2 persen.
Mengutip CNBC, di sisi lain, China catat pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada kuartal I 2024 dibandingkan tahun lalu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di atas perkiraan ekonom yang disurvei Reuters dengan perkiraan 4,6 persen.
Indeks Kospi melemah 2,28 persen ke posisi 2.609,63. Indeks Kodaq merosot 2,3 persen ke posisi 832,81. Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1,94 persen ke level terendah dalam dua bulan. Indeks Topix susut 2,04 persen ke posisi 2.697,11. Yen Jepang mencapai 154 terhadap dolar Amerika Serikat, level terendah sejak Juni 1990.
Di Australia, indeks ASX merosot 1,81 persen ke posisi 7.612. Indeks Hang Seng terpangkas 2,12 persen. Indeks CSI 300 turun 1,07 persen ke posisi 3.511 usai pengumuman produk domestik bruto (PDB).
Advertisement