Liputan6.com, Jakarta Saham perusahaan kendaraan listrik yang dipimpin Elon Musk, Tesla (TSLA) mengalami penurunan pada Rabu, 22 Mei 2024.
Melansir CNBC International, Jumat (24/5/2024) saham Tesla turun lebih dari 3%. Penurunan ini terjadi setelah penjualan perusahaan EV tersebut di Eropa merosot ke level terendah dalam 15 bulan.Â
Baca Juga
Pada Senin lalu (20/5), pabrik EV Tesla dilanda insiden kebakaran di Fremont, California.
Advertisement
Departemen Pemadam Kebakaran Fremont, dalam sebuah postingan di jejaring sosial X mengatakan, tidak ada korban luka yang dilaporkan di antara karyawan dan petugas pemadam kebakaran yang hadir di lokasi kejadian.
Dilaporkan, sejumlah petugas pemadam kebakaran telah menangani masalah tersebut sebelum pukul 17.00 di fasilitas Tesla di 45500 Fremont Boulevard. Insiden tersebut digambarkan sebagai kebakaran struktur komersial dengan dua alarm di gedung dua lantai.
Departemen itu menyebut, kebakaran tampaknya berasal dari oven yang digunakan dalam operasi pembuatan kendaraan, dan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
Api padam dalam hitungan jam, kata departemen tersebut, dan kru pemadam kebakaran telah meninggalkan lokasi kejadian sekitar jam 8 malam waktu setempat.
Pabrik tesla di Fremont dikenal sebagai pusat manufaktur EV massal pertama Tesla. Perusahaan ini pertama kali memproduksi sedan Model 3 yang populer, dan kendaraan utilitas crossover Model Y, serta sedan Model S kelas atas dan Model X.
Diketahui, ini bukan pertama kalinya pabrik Tesla di Fremont mengalami kebakaran. Beberapa insiden kebakaran terjadi di pabrik dari tahun 2014 hingga 2018, termasuk kebakaran gabungan di dalam dan luar ruangan pada tahun 2018 , dan masih banyak lagi yang terjadi pada tahun 2019 dan 2021.
Â
Saham Tesla Naik Usai Pecat Karyawan, Harganya Sekarang Segini
Diberitakan sebelumnya, saham Tesla Inc. (TSLA) sempat naik 1,50% menjadi USD 177,46 pada hari Jumat waktu Amerika Serikat, di tengah sesi perdagangan yang beragam untuk pasar saham.
Melansir MarketWatch, Sabtu (18/5/2024) saham Tesla ditutup di harga USD 21,83 dari level tertingginya dalam 52 minggu (USD 299,29), yang dicapai produsen mobil listrik milik Elon Musk itu pada 19 Juli 2024.
Volume perdagangan (76,5 juta) tetap 20,8 juta di bawah volume rata-rata 50 hari sebesar 97,3 juta.
Ini adalah kenaikan hari kedua berturut-turut bagi saham Tesla. Sementara itu, bursa Dow Jones Industrial Average DJIA naik 0,34% menjadi 40,003.59 dan NASDAQ Composite Index COMP turun 0,07% menjadi 16,685.97.
Kenaikan saham Tesla terjadi menyusul pengumuman kepada Departemen Pengembangan Ketenagakerjaan California pekan ini, bahwa perusahaan melakukan PHK terhadap sekitar 600 karyawan di fasilitas manufaktur dan kantor teknik antara Fremont dan Palo Alto.
PHK terakhir ini menghilangkan banyak posisi di pabrik Tesla di California, mulai dari posisi entry level hingga direktur, dan berdampak pada berbagai departemen, sehingga berdampak pada pekerja pabrik, pengembang perangkat lunak, dan insinyur robotika.
PHK tersebut dilaporkan dalam pengajuan Undang-Undang Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja, atau WARN, yang diperoleh melalui permintaan catatan publik.
Pada April 2024, CEO Tesla Elon Musk mengatakan kepada karyawannya dalam sebuah memo bahwa perusahaan akan memangkas lebih dari 10% tenaga kerja globalnya, yang berjumlah 140,473 karyawan pada akhir tahun 2023.
Pengajuan sebelumnya mengungkapkan bahwa Tesla akan memangkas lebih dari 6.300 pekerjaan di seluruh California; Austin, Texas; dan Kerbau, New York.
Â
Advertisement
Elon Musk Ajak Warren Buffett Beli Saham Tesla, Mungkinkah?
Bos Tesla, Elon Musk menilai Warren Buffett harusnya membeli saham Tesla. Pernyataan itu menanggapi cuitan di platform X yang menyarankan Berkshire Hathaway harus menjual seluruh sahamnya di Apple senilai USD 135 miliar, dan sebagai gantinya membeli Tesla.
"Dia (Buffett) harus mengambil posisi di Tesla. Ini adalah langkah yang jelas," cuit Musk, dikutip dari Business Insider, Minggu (12/5/2024).
Komentar tersebut muncul sehari setelah rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway. Di mana perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka memang memangkas sebagian kepemilikannya di Apple sekitar 10%.
Namun impian Musk agar Berkshire Hathaway memberi Tesla persetujuan dan membeli sahamnya mungkin tidak akan pernah terwujud. Pasalnya, pandangan yang dibuat oleh Buffett dan mendiang Charlie Munger sebelumnya tidak memberikan kesan positif terhadap industri otomotif yang ultra-kompetitif.