Terbongkar, Biang Kerok Tesla Tunda Investasi Mobil Listrik di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa suplai kendaraan listrik (EV) China yang berlebih menjadi pertimbangan CEO Tesla Elon Musk untuk menunda berinvestasi kendaraan listrik ke mana pun, termasuk ke Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Mei 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024, 10:30 WIB
Elon Musk Tiba di Bali
CEO Tesla Inc sekaligus SpaceX, Elon Musk (kiri) berjalan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, pada 19 Mei 2024. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa suplai kendaraan listrik (EV) China yang berlebih menjadi pertimbangan CEO Tesla Elon Musk untuk menunda berinvestasi kendaraan listrik ke mana pun, termasuk ke Indonesia.

“Kelihatan EV China oversupply, harganya China lebih murah dari mereka, jadi dia (Elon Musk) masih menunggu beberapa waktu untuk berpikir investasi di mana pun,” ujar Luhut dikutip dari Antara, Selasa (21/5/2024).

Bahkan, kata Luhut melanjutkan, pabrik Tesla di Meksiko dan Jerman pun mengurangi produksi mereka.

Langkah tersebut diambil Elon Musk setelah mempertimbangkan kondisi dari pasar dunia. “Jadi, mereka masih melihat pasar dunia. (Setelah) lebih tenang, nanti baru mereka akan masuk,” kata Luhut.

Luhut meyakini bahwa Indonesia adalah salah satu alternatif yang sangat baik bagi Elon untuk berinvestasi kendaraan listrik. “Indonesia saya kira akan menjadi alternatif yang sangat baik buat beliau (Elon),” kata Luhut.

Sebelumnya, Elon Musk sempat menanggapi pertanyaan terkait apakah dirinya tertarik untuk berinvestasi kendaraan listrik di Indonesia.

Elon enggan mengungkapkan jawabannya dan mengatakan bahwa saat ini, dirinya fokus pada peluncuran Starlink di Indonesia.

“Kami ingin menyimpan kabar tentang itu untuk kesempatan lainnya,” kata Elon.

Dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali, Elon Musk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka membahas akselerasi transformasi digital hingga potensi pengembangan investasi di Indonesia.

Isi Pesan Khusus Jokowi ke Elon Musk saat Ketemu di Bali

Jokowi Bertemu Elon Musk
Jokowi bertemu CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk di sela KTT WWF ke-10 Bali. (Foto: Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Senin, 20 Mei 2024.

Jokowi dan Elon Musk antara lain membahas akselerasi transformasi digital di Indonesia hingga potensi pengembangan investasi di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, RI 1 mengapresiasi Musk atas keikutsertaannya sebagai pembicara di forum tersebut dan membahas pentingnya pengelolaan air.

Ia juga menyampaikan pesan khusus untuk mengundang Musk untuk mengembangkan lebih lanjut investasinya di Indonesia, yang mencakup perusahaan-perusahaan seperti SpaceX, Tesla, Neuralink, dan Boring.

"Pak Musk, Indonesia saat ini sedang menjalani percepatan transformasi digital nasional dan membuka banyak potensi investasi di sektor infrastruktur, teknologi pemerintahan, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Oleh karena itu, kami mengapresiasi dan terus mendorong pengembangan investasi perusahaan SpaceX, Tesla, Neuralink, dan Boring di Indonesia," ujar Jokowi dalam keterangan resmi Sekretariat Kabinet, Senin (20/5/2024).

Harapan Jokowi soal StarlinkTerkait dengan kerja sama Starlink yang telah berjalan, Jokowi berharap Elon Musk dapat bersinergi dengan penyedia internet di Indonesia.

Untuk menyediakan akses internet yang terjangkau, mengutamakan perlindungan konsumen, memberikan harga yang lebih murah untuk penggunaan layanan publik termasuk di puskesmas hingga sekolah terpencil di Indonesia.

Elon Musk, dalam tanggapannya, menyatakan kehormatannya bisa berpartisipasi dalam forum tersebut dan merasa senang bisa berada di Bali.

"Kami berharap dapat menyediakan konektivitas Starlink untuk mendukung fasilitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia," ujar bos Tesla itu.

Diluncurkan Elon Musk, Indonesia Jadi Negara Ketiga di Asia Tenggara sebagai Wilayah Starlink Beroperasi

Elon Musk Tiba di Bali
Bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Elon Musk dijadwalkan akan meresmikan layanan internet Starlink saat acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Elon Musk dan Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin meluncurkan layanan internet satelit SpaceX untuk sektor kesehatan pada Minggu, 20 Mei 2024. Peluncuran Starlink ini untuk meningkatkan akses di wilayah terpencil di Indonesia.

Mengutip CNN, ditulis Senin (20/5/2024), miliarder sekaligus pendiri Tesla dan Space X Elon Musk tiba di Bali dengan jet pribadi sebelum hadiri upacara peluncuran di pusat kesehatan masyarakat, di Denpasar, Bal;i.

Elon Musk memakai batik hijau menuturkan, layanan Starlink di Indonesia akan membantu jutaan masyarakat di pelosok negeri untuk mengakses internet. Indonesia memiliki lebih dari 270 juta orang dan tiga zona waktu berbeda.

“Saya sangat semangat untuk hadirkan konektivitas ke tempat-tempat yang konektivitasnya rendah. Jika Anda memiliki akses ke internet, Anda dapat mempelajari apapun,” ujar Elon Musk.

Starlink diluncurkan di tiga puskesmas Indonesia pada Minggu, 20 Mei 2024 termasuk dua di Bali dan satu di pulau terpencil Aru di Maluku.

Sebelum meluncur pada Minggu, 19 Mei 2024, kepada Reuters, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menuturkan, Starlink memperoleh izin untuk beroperasi sebagai penyedia layanan internet bagi konsumen ritel dan telah diberi lampu hijau untuk menyediakan jaringan, setelah menerima izin VSAT.

Budi menuturkan, Starlink kini sudah tersedia secara komersial, tetapi pemerintah akan memfokuskan layanannya terlebih dahulu untuk wilayah terluar dan tertinggal.

Adapun Starlink milik SpaceX yang memiliki sekitar 60 persen dari sekitar 7.500 satelit yang mengorbit bumi, dominan di bidang internet satelit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya