Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Rabu (4/9/2024). IHSG akan menguji 7.743 jika IHSG mampu berada di atas 7.545.
IHSG anjlok 1,01 persen ke posisi 7.616 disertai dengan munculnya volume penjualan pada perdagangan Selasa, 3 September 2024. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, cermati, apabila IHSG break dari level support terdekat di 7.545, diperkirakan IHSG akan rawan menuju ke 7.371-7.460 sebagai area koreksi terdekatnya dan akan membentuk wave (ii) dari wave 3.
Baca Juga
“Namun, apabila IHSG masih mampu berada di atas 7.545, ada peluang IHSG kembali menguat menguji 7.743,” tutur Herditya.
Advertisement
Herditya menuturkan, IHSG berada di level support 7.547,7.460 dan level resistance 7.715,7.743 pada perdagangan Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi dengan bearish engulfing dan breakdown support garis moving average (MA) 5 harian disertai volume. Ia mengatakan, selama di bawah garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA20 sekaligus support bullish channel-nya.
“Namun, jika mampu kembali breakout garis MA, IHSG berpeluang untuk kembali membuat higher hig (HH) level dan melanjutkan fase bullishnya,” tuturdia.
Ia mengatakan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.550-7.750 pada Rabu pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan resistance di 7.580-7.780 pada perdagangan Rabu pekan ini.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT BFI Finance Tbk (BFIN), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Avia Avian Tbk (AVIA) - Spec Buy
Saham AVIA menguat 0,85% ke 472 disertai dengan mnunculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, selama AVIA masih mampu berada di atas 466 sebagai stoplossnya, posisi AVIA saat ini diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [i].
Spec Buy: 468-470
Target Price: 488, 500
Stoploss: below 466
2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Buy on Weakness
Saham BRIS terkoreksi 0,77% ke 2.590 dan masih didominasi oleh volume penjualan. "Saat ini, posisi BRIS diperkirakan berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 3, sehingga BRIS masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.450-2.520
Target Price: 2.720, 2.880
Stoploss: below 2.360
3.PT BFI Finance Tbk (BFIN) - Buy on Weakness
Saham BFIN terkoreksi 4,02% ke 955 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, koreksinya pun break dari MA20-nya. "Kami perkirakan, posisi BFIN saat ini sedang membentuk wave [b] dari wave 3, sehingga koreksi BFIN diperkirakan masih berlanjut," ujar dia.
Buy on Weakness: 890-950
Target Price: 1.040, 1.120
Stoploss: below 875
4.PT Mayora Indah Tbk (MYOR) - Buy on Weakness
Saham MYOR terkoreksi 1,14% ke 2.610 dan masih didominasi oleh volume penjualan." Kami memperkirakan, posisi MYOR saat ini berada pada bagian dari wave [b] pada label hitam atau wave [ii] pada label merah, sehingga MYOR diperkirakan akan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.
Buy on Weakness: 2.410-2.530
Target Price: 2.700, 2.830
Stoploss: below 2.390
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 3 September 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (3/9/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan sektor saham teknologi pimpin penurunan.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,01 persen ke posisi 7.616,52. Indeks LQ45 tergelincir 0,85 persen ke posisi 942,28.Seluruh indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.726,66 dan level terendah 7.598,46.
Sebanyak 364 saham melemah sehingga menekan IHSG. 227 saham menguat dan 203 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.080.268 kali dengan volume perdagangan sebesar 22 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.520.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham KRAS anjlok 1,64 persen ke posisi Rp 120 per saham. Harga saham KRAS dibuka naik satu poin ke posisi Rp 123 per saham. Harga saham KRAS berada di level tertinggi Rp 125 dan terendah Rp 118 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.062 kali dengan volume perdagangan 157.275 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 miliar.
Saham SMBR terpangkas 1,5 persen ke posisi Rp 262 per saham. Harga saham SMBR dibuka stagnan di posisi Rp 266 per saham. Harga saham SMBR berada di level tertinggi Rp 270 dan level terendah Rp 260 per saham. Total frekuensi perdagangan 483 kali dengan volume perdagangan 32.139 saham. Nilai transaksi Rp 844,5 juta.
Selain itu, saham PPRE anjlok 2,38 persen ke posisi Rp 82 per saham. Harga saham PPRE dibuka naik satu poin ke posisi Rp 85 per saham. Harga saham PPRE berada di level tertinggi Rp 85 dan level terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangan 618 kali dengan volume perdagangan 618 saham. Nilai transaksi Rp 608,1 juta.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentimen eksternal dan internal menekan pergerakan IHSG.
Dari mancanegara, bursa regional Asia cenderung melemah, pasar tampaknya menantikan rilis data Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan data manufaktur yang akan dirilis Selasa, 3 September 2024 waktu setempat, dan data laporan ekonomi pada akhir pekan ini terkait data penggajian nonpertanian.
"Pasar berpandangan data-data tersebut akan kembali menjadi bahan pertimbangan The Fed sehubungan dengan pemangkasan suku bunga acuannya,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Sentimen lainnya yaitu pasar menantikan arah kebijakan pemerintah China untuk memberikan stimulus di tengah perlambatan ekonomi mereka yang dilatarbelakangi oleh tanda-tanda baru masalah ekonomi di China. Berdasarkan data dari National Bureau of Statistics China pada Sabtu pekan kemarin, menunjukkan aktivitas pabrik China mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada Agustus 2024 di level 49,1 dari bulan sebelumnya 49,4.
"Hal tersebut sebagai sinyal terbaru ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut mungkin kesulitan untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi tahun ini, sehingga pasar berharap adanya urgensi stimulus pemerintah China di tengah situasi ancaman aktivitas ekonomi yang masih lemah, sehingga akan berdampak terhadap perlambatan ekonomi mereka,” demikian seperti dikutip.
Advertisement