Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar dibuka menguat pada perdagangan Rabu (11/12/2024). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah wall street yang melemah jelang rilis data inflasi utama. Data inflasi tersebut dapat pengaruhi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) soal keputusan suku bunga.
Mengutip CNBC, Korea Selatan melaporkan tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman sebesar 2,7 persen pada November, menurut Statistik Korea, tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Baca Juga
Selain itu, China juga dilaporkan akan memulai konferensi kerja ekonomi tahunannya pada Rabu untuk menguraikan kebijakan ekonomi dan target pertumbuhannya untuk tahun depan.
Advertisement
Pada awal sesi perdagangan, indeks ASX 200 di Australia merosot 0,31 persen. Indeks Nikkei di Jepang dan Topix mendatar. Di Korea Selatan, indeks Kospi mendaki 0,11 persen dan indeks Kosdaq melonjak lebih dari 2 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di level 20.435, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di posisi 20.311,28.
Di wall street, indeks Dow Jones terpangkas 154,10 poin atau 0,35 persen ke posisi 44.247,83. Indeks S&P 500 melemah 0,3 persen ke posisi 6.034,91. Indeks Nasdaq terpangkas 0,25 persen menjadi 19.687,24. Dua indeks saham acuan itu turun selama dua hari berturut-turut.
Investor menanti laporan indeks harga konsumen Amerika Serikat pada November yang akan dirilis pada Rabu pekan ini yang dapat pengaruhi suku bunga the Fed pada pertemuan kebijakannya dari 17-18 Desember 2024.
Indeks ekonomi yang diawasi ketat itu diperkirakan sedikit naik menjadi 2,7 persen tingkat inflasi 12 bulan, naik 0,1 persen dari bulan sebelumnya dan di atas target inflasi tahunan the Fed sebesar 2 persen, menurut estimasi Dow Jones.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 11 Desember 2024
Sebelumhya, bursa saham China bervariasi pada perdagangan Selasa, 10 Desember 2024. Hal ini terjadi di tengah koreksi saham di wall street yang menyebabkan indeks S&P 500 dan Nasdaq turun dari rekor tertinggi jelang data inflasi utama.
Mengutip CNBC, sentimen didorong oleh pengumuman Beijing tentang langkah-langkah fiskal yang “lebih proaktif” dan kebijakan moneter yang “cukup” longgar tahun depan sebagai bagian dari upaya meningkatkan konsumsi domestik.
Indeks CSI 300 menguat 0,74 persen, dan memangkas kenaikan sebelumnya dan ditutup ke posisi 3.995,64. Indeks Hang Seng di Hong Kong susut 0,2 persen.
Imbal hasil obligasi China bertenor 10 tahun mencapai rekor terendah pada Selasa, dan terakhir di posisi 1,893 persen.
Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 2,43 persen dan memimpin kenaikan di kawasan itu. Indeks Kospi ditutup ke posisi 2.417,84. Indeks Kosdaq melambung 5,52 persen ke posisi 661,59 seiring investor terus memantau situasi politik di negara itu.
Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,36 persen ke posisi 8.393. Hal ini setelah Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga acuannya 4,35 persen untuk ke-10 kali berturut-turut.
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,53 persen dan ditutup ke posisi 39.367,58. Indeks Topix mendaki 0,25 persen ke posisi 2.741,41.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 10 Desember 2024
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan Selasa (10/12/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,21 persen ke posisi 7.453,28. Indeks LQ45 menguat 0,35 persen ke posisi 890,51. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.458,95 dan level terendah 7.396,79. Sebanyak 311 saham melemah sehingga menekan IHSG. 259 saham menguat dan 228 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.410.502 kali dengan volume perdagangan 24 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 15,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.860.
Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham basic. Sektor saham basic naik 1,98 persen. Sektor saham energi bertambah 0,59 persen, sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,47 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 0,77 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan naik tipis 0,05 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,01 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,02 persen dan sektor saham transportasi menanjak 0,09 persen.
Sementara itu, sektor saham properti merosot 1,2 persen, dan memimpin koreksi. Sektor saham industri terpangkas 0,61 persen dan sektor saham kesehatan merosot 0,22 persen.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham TOBA menguat 3,45 persen ke posisi Rp 480 per saham. Harga saham TOBA dibuka stagnan di posisi Rp 464 per saham. Harga saham TOBA berada di level tertinggi Rp 494 dan level terendah Rp 464 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.724 kali dengan volume perdagangan 657.573 saham. Nilai transaksi Rp 31,7 miliar.
Saham BRPT stagnan di posisi Rp 935 per saham. Harga saham BRPT berada di level tertinggi Rp 960 dan level terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.438 kali dan volume perdagangan 1.123.997 saham. Nilai transaksi Rp 105,3 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pelaku pasar yang merespons upaya China untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
“Hal tersebut seiring dengan hasil pertemuan Politbiro China, yang mengindikasikan bahwa tahun depan akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif untuk mendukung pemulihan,” demikian seperti dikutip.
Selain itu, juga kebijakan moneter yang longgar untuk pertama kalinya dalam 14 tahun dan akan fokus terhadap peningkatan permintaan dan memacu konsumsi. Hal tersebut tentunya memberikan indikasi akan adanya rencana stimulus lanjutan China untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan pasar memandang sebagai antisipasi dalam menghadapi perang dagang di saat pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Donald Trump.
Dari dalam negeri, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) periode 2 sampai 5 Desember 2024, aliran modal asing keluar sebesar (capital outflow) sebesar Rp5,13 triliun.
Dengan masih terjadinya capital outflow itu, mendorong premi risiko investasi di Indonesia juga meningkat, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.
Advertisement