Intip Gerak Saham Indosat Usai Rilis Kinerja 2024

Saham Indosat Tbk (ISAT) merangkak naik pada perdagangan Rabu, 12 Februari 2025. Saham ISAT naik 8 persen ke posisi 1.755 saat berita ini ditulis.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Feb 2025, 16:14 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 16:14 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Saham Indosat Tbk (ISAT) merangkak naik pada perdagangan Rabu, 12 Februari 2025. Saham ISAT naik 8 persen ke posisi 1.755 saat berita ini ditulis. Namun, saham ISAT turun 22 persen sepekan, dan turun 28,57 persen yoy.

Penurunan belakangan ini terjadi usai perseroan mengumumkan kinerja tahun buku 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih Rp 4,9 triliun. Meski naik 9 persen secara tahunan (yoy), raihan itu di bawah ekspektasi karena setara 94 persen dari estimasi tahun buku 2024 konsensus.

Laba usaha pada 2024 mencapai Rp 10,8 triliun, atau naik 16 persen. Namun raihan itu juga di bawah ekspektasi karena setara 96 persen dari tahun penuh 2024 estimasi konsensus.

"Meski harga saham ISAT telah turun banyak dan risiko penurunan lanjutan relatif terbatas, kami masih cenderung wait and see karena ruang pertumbuhan menjadi lebih terbatas akibat persaingan harga yang ketat, di mana salah satu operator memprioritaskan pangsa pasar dibandingkan profitabilitas," ulas Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin dalam risetnya, dikutip Rabu (12/2/2025).

Harapan Investor

Di sisi lain, Theodorus menilai bahwa pelaku pasar masih mengharapkan pertumbuhan tinggi pada laba bersih ISAT di atas 20% pada 2025, sehingga ada potensi kekecewaan jika target tersebut tidak tercapai.

"Keberhasilan mencapai milestone average revenue per user (ARPU) sebesar Rp 40 ribu serta kenaikan jumlah pelanggan menjadi salah satu potensi upside bagi saham ISAT," imbuh Theodorus.

 

Segmen Mobile: Jumlah Pelanggan Turun Signifikan Meski Pendapatan per Pelanggan Naik

Indosat Ooredoo Hutchison
Indosat Ooredoo Hutchison kini menghadirkan pilihan pengiriman instan untuk kartu SIM IM3. (Dok: Indosat Ooredoo Hutchison)... Selengkapnya

Secara operasional, pendapatan rata-rata per pelanggan meningkat menjadi Rp 39 ribu (naik 1 persen dibanding tahun lalu, naik 5 persen dibanding kuartal sebelumnya) pada kuartal keempat tahun 2024.

Namun, jumlah pelanggan turun menjadi 94,7 juta orang. Turun 4 persen dibanding tahun lalu, turun 4 persen dibanding kuartal sebelumnya, kembali ke jumlah yang sama seperti kuartal pertama tahun 2022.

Manajemen ISAT menjelaskan bahwa penurunan ini terjadi karena banyak pelanggan beralih dari paket isi ulang ke kartu perdana pesaing yang menawarkan lebih banyak keuntungan.

Ke depannya, ISAT akan fokus meningkatkan keuntungan dengan menaikkan pendapatan per pelanggan melalui dua strategi utama. Mengajak lebih banyak pelanggan menggunakan layanan digital seperti aplikasi myIM3 dan bima plus. Dan memperpendek masa berlaku paket dari 30 hari menjadi 28 hari mulai November tahun 2024.

 

 

Bisnis GPUaaS: Pendapatan Mulai Mengalir pada Kuartal Kedua Tahun 2025

cara cek paketan indosat
cara cek paketan indosat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Sepanjang tahun 2024, perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar USD 60 hingga USD 65 juta atau sekitar Rp 1 triliun untuk bisnis GPU-as-a-Service (GPUaaS). Bisnis ini diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sekitar USD 35 hingga USD 40 juta atau Rp 600 miliar per tahun, dengan margin laba sebelum pajak dan bunga sekitar 60 persen.

Manajemen ISAT menyebutkan bahwa mereka telah mendapatkan kontrak dengan rata-rata durasi tiga tahun dari pelanggan di berbagai sektor, seperti perbankan, minyak dan gas, serta penerbangan. Pendapatan dari bisnis ini akan mulai diterima pada kuartal kedua tahun 2025.

Proyeksi Tahun 2025: Pertumbuhan EBITDA di Atas 10 Persen dan Rasio Dividen Lebih Tinggi

Pada tahun 2025, ISAT menargetkan pertumbuhan pendapatan lebih tinggi dari rata-rata industri, dengan pertumbuhan laba sebelum pajak dan bunga di atas 10 persen. Anggaran belanja modal tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp 13 triliun, meningkat dari realisasi tahun 2024 yang sebesar Rp 9,9 triliun.

Selain itu, ISAT berencana meningkatkan rasio pembayaran dividen hingga minimal 70 persen untuk tahun buku 2026 (dibandingkan dengan tahun buku 2023 yang sebesar 48 persen). Sementara itu, rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2024 belum ditetapkan, tetapi diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2023.

"Jika asumsi rasio dividen untuk tahun 2024 berada di kisaran 50 hingga 55 persen, maka tingkat keuntungan dividen ISAT bisa mencapai 4 hingga 4,4 persen berdasarkan harga saham per Senin, 10 Februari, di level Rp 1.920 per lembar," kata Theodorus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya