Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menandatangani Perjanjian Kerja Sama Supply Chain Financing (SCF) dengan APP Group, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung sektor bisnis dan memperkuat hubungan antara lembaga keuangan dengan nasabah.
Seremoni penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilakukan oleh Corporate Banking 1 Division Head Andrean Palonggam dengan Direktur APP Group Arman Dwiartono yang disaksikan langsung oleh Direktur Enterprise and Commercial Banking BNI I Made Sukajaya, Direktur Digital Integrated Transaction Banking BNI Hussein Paolo Kartadjoemena dan SEVP Corporate Banking Pancaran Affendi di Grha BNI Sudirman.
Baca Juga
Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada debitur, khususnya yang terlibat dalam rantai pasok (supply chain).
Advertisement
Melalui skema SCF, bank dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan pendanaan yang diperlukan untuk memperlancar proses produksi dan distribusi, dengan cara menyediakan modal kerja yang lebih cepat dan efisien.
"BNI sebagai salah satu pelopor Supply Chain Financing menawarkan beberapa skema pembiayaan yang fleksibel, di antaranya Supplier Financing yang merupakan fasilitas pembiayaan invoice untuk mitra korporat dalam satu rantai pasok sebagai penjual/supplier agar tagihan piutang dagang penjual dapat dibayar pembeli lebih cepat,” ujar Direktur Enterprise and Commercial Banking BNI I Made Sukajaya.
Skema SCF BNI ini menawarkan berbagai manfaat, di antaranya kemudahan dan keamanan dalam transaksi dokumen, kepastian penerimaan pembayaran invoice yang lebih cepat, rekonsiliasi invoice yang mudah, monitoring transaksi yang real-time, pilihan pembayaran invoice yang variatif, dan integrasi seamless dengan sistem korporat atau mitra korporat.
“Kerja sama antara APP Group dan BNI juga merupakan bentuk nyata dari komitmen BNI untuk terus bertransformasi dan berinovasi dalam memberikan solusi keuangan yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, tetapi juga untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas, seperti pengurangan risiko pembayaran, peningkatan daya saing, serta penguatan hubungan antara perusahaan dengan para mitra bisnis. Hal ini kami pandang sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi yang lebih berkelanjutan, dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko," ujar Made.
Akses Pembiayaan
Direktur APP Group Arman Dwiartono, menyambut positif adanya kerjasama dalam pemanfaatan BNI SCF. Pihaknya berharap dengan adanya kemudahan akses pembiayaan ini dapat meningkatkan produktivitas dan membuka lebih banyak peluang peningkatan bisnis mitra APP Group.
Penandatanganan perjanjian ini menjadi bukti komitmen bank dan debitur dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Dengan fasilitas SCF, diharapkan dapat terwujud hubungan yang lebih kuat antara lembaga keuangan dan pelaku usaha, serta menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Advertisement
BNI Siapkan Rp 1,5 Triliun untuk Buyback Saham
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham. BNI akan siapkan dana Rp 1,5 triliun untuk buyback saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (18/2/2025), PT Bank Negara Indonesia Tbk melakukan buyback saham maksimal 10 persen dari total modal ditempatkan dalam Perseroan. Hal ini seperti diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan.
BNI menggelar buyback saham untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi. Selain itu, harga saham yang sekarang juga dinilai tidak mencerminkan fundamental Perseroan.
“Sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa Perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental Perseroan,” demikian seperti dikutip.
Adapun buyback ini dilakukan seiring sepanjang 10 bulan pertama 2024 kinerja saham Perseroan menunjukkan pertumbuhan positif secara year-on-year (YoY) seiring kinerja fundamental Perseroan yang terus meningkat. Namun, memasuki akhir tahun 2024, terutama adanya sentimen negatif pasca hasil pemilu di Amerika pada bulan November 2024, memberikan tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Tekanan pada saham Perseroan juga mulai terasa sebagai dampak concern investor atas kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs sehingga saham Perseroan ditutup pada harga 4,270 per tanggal 7 Februari 2025 atau melemah - 25.7% YoY,” demikian seperti dikutip.
Hal ini kontras jika kinerja saham Perseroan dihitung secara rerata saham Perseroan 2024, di mana tumbuh +11.1% YoY. Beberapa sentimen yang mempengaruhi bursa di antaranya adalah The Federal Reserve (the Fed) yang memberikan sinyal pemangkasan suku bunga menjadi hanya 25-50 bps pada 2025 (vs perkiraan tahun lalu di 100-125 bps) sehingga potensi “higher for longer" kembali muncul, depresiasi rupiah terhadap USD, likuiditas yang berfluktuasi, dan dinamika geopolitik yang masih tinggi.
Pakai Dana Internal
BNI akan memakai dana internal untuk melakukan buyback saham.
“Sehubungan dengan pelaksanaan Buyback, Perseroan akan menganggarkan sejumlah dana yang berasal dari arus kas bebas (free cash flow) berupa saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya,”
BNI memastikan pemakaian arus kas tersebut tidak berdampak material terhadap biaya operasional Perseroan. Dengan demikian laba-rugi diperkirakan masih sejalan dengan target Perseroan.
“Atas hal itu, Perseroan berkeyakinan pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan,” demikian seperti dikutip.
Buyback saham tersebut dilakukan melakukan BEI baik secara bertahap maupun sekaligus dan diselesaikan paling lama 12 bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Perseroan pun akan menunjuk satu perusahaan efek untuk buyback saham. BNI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Maret 2025.
Advertisement
