Bank CIMB Niaga Siapkan Kocek Rp 450 Miliar untuk Buyback Saham BNGA

Bank CIMB Niaga meyakini bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham BNGA tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 28 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2025, 06:00 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada aksi ini, Bank CIMB Niaga menyiapkan kocek sebanyak-banyaknya Rp 450 juta. Biaya tersebut akan digunakan untuk membeli kembali saham perseroan dengan jumlah maksimum 202.000 saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh.

BNGA memastikan sumber dana yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham sepenuhnya menggunakan dana internal Perseroan. Bukan merupakan dana hasil penawaran umum dan bukan merupakan dana yang berasal dari pinjaman dan atau utang dalam bentuk apapun, serta tidak mempengaruhi kemampuan keuangan Perseroan secara signifikan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo.

"Sejalan dengan tujuan Perseroan untuk meningkatkan kinerjanya di tengah persaingan ketat dalam industri perbankan di Indonesia, dirasakan perlu untuk membuat program remunerasi yang bersifat variabel dalam bentuk saham kepada Manajemen Perseroan yang termasuk Material Risk Taker (MRT)," ujar manajemen PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam keterbukaan informasi, Jumat (28/2/2025).

Aksi tersebut dilakukan guna menjaga kesehatan bank secara individual dan memitigasi adanya excessive risk taking dalam pengambilan keputusan oleh Manajemen Perseroan yang termasuk MRT.

Program Remunerasi

Proses pengalihan saham hasil pembelian kembali saham rencananya akan diimplementasikan melalui program remunerasi yang bersifat variabel dalam bentuk saham mencakup kriteria eligibilitas peserta dengan memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya yang berdampak signifikan terhadap kinerja Perseroan dan akan diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 tahun setelah selesainya pembelian kembali saham.

"Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan transaksi pembelian kembali saham Perseroan tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan mengingat Perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk melakukan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha Perseroan," imbuh Manajemen.

Tidak Mempengaruhi Kinerja

Perseroan juga meyakini bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Perseroan. Hal ini karena Perseroan telah memiliki kecukupan modal (KPMM/CAR) yang cukup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada perdagangan hari ini, Kamis 27 Februari 2025, saham BNGA turun 1,50 persen ke posisi 1.640. Dalam sepekan, saham BNGA turun 5,48 persen dan turun 7,61 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

 

Kinerja 2024

Digital Lounge PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Digital Lounge PT Bank CIMB Niaga Tbk.... Selengkapnya

PT Bank CIMB Niaga Tbk telah mengumumkan laporan keuangan tahun 2024, dengan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp 8,7 triliun, meningkat 4,4 persen year-on-year (YoY). Kinerja ini menghasilkan earnings per share sebesar Rp 271,59, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Bank.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kinerja di tahun 2024 mencerminkan keberhasilan strategi Forward23+ dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan di berbagai segmen bisnis utama.

"Berkat strategi ini, kami dapat menghadirkan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta memberikan nilai positif bagi masyarakat luas, dengan tetap berfokus pada inovasi digital dan meningkatkan customer experience," kata dia.

Selain itu, komitmen perseroan dalam menjaga kualitas aset yang baik tercermin dalam penurunan rasio gross non-performing loan (gross NPL) menjadi 1,8 persen di tahun 2024, dari sebelumnya 2,0 persen di tahun 2023.

"Pencapaian ini menegaskan kembali dedikasi kami terhadap praktik perbankan yang bertanggung jawab, serta misi untuk menciptakan nilai positif yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders," imbuh Lani

 

Permodalan dan Likuiditas Kuat

Nasabah CIMB Niaga sedang bertransaksi menggunakan internet banking OCTO Clicks.
Nasabah CIMB Niaga sedang bertransaksi menggunakan internet banking OCTO Clicks.... Selengkapnya

CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 23,3 persen dan 86,3 persen.

Total aset konsolidasian adalah sebesar Rp 360,2 triliun per 31 Desember 2024, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp 260,6 triliun, naik 10,5 persen yoy, dikontribusikan dari pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 14,2 persen yoy menjadi Rp 172,1 triliun, berkontribusi terhadap rasio CASA menjadi sebesar 66,0 persen.

"Hal ini merupakan hasil upaya Bank untuk membina hubungan dengan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital," kata Lani.

 

Unit Syariah

Jumlah kredit atau pembiayaan naik 6,9 persen yoy menjadi Rp 228,0 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 9,1 persen yoy, diikuti oleh Perbankan Korporasi yang tumbuh 8,3 persen yoy, dan Perbankan Konsumer yang meningkat 5,4 persen yoy. Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 26,0 persen yoy.

Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan sebesar Rp 60,3 triliun, naik 9,1 persen yoy dan DPK sebesar Rp 54,7 triliun, naik 21,7 persen yoy per 31 Desember 2024. Adapun pertumbuhan pembiayaan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya