Liputan6.com, Jakarta - Intel (INTC) mengumumkan telah menunjuk Lip-Bu Tan sebagai CEO baru. Tan, yang merupakan veteran di industri chip dan mantan bos Cadence Design Systems, menggantikan dua CEO sementara, David Zinsner dan Michelle Johnston Holthaus. Mereka berdua sebelumnya menggantikan Pat Gelsinger, yang diberhentikan oleh dewan direksi Intel pada akhir 2024.
Setelah pengumuman ini, saham Intel naik lebih dari 11% dalam perdagangan setelah jam kerja. Pengumuman ini bertepatan dengan laporan dari Reuters yang menyebutkan sekelompok perusahaan yang dipimpin oleh TSMC (TSM) dan termasuk Nvidia (NVDA) serta Broadcom (AVGO), sedang dalam pembicaraan untuk mengambil alih bisnis manufaktur Intel.
Advertisement
Tan bukan orang baru di Intel. Ia pernah menjadi anggota dewan direksi perusahaan ini pada 2022 tetapi keluar pada 2024 setelah dikabarkan tidak sejalan dengan Gelsinger terkait rencana perbaikan Intel, khususnya dalam bisnis manufaktur chip untuk pihak ketiga.
Advertisement
"Saya merasa terhormat bisa bergabung dengan Intel sebagai CEO. Saya sangat menghormati perusahaan ini dan melihat banyak peluang untuk membangun kembali bisnis agar lebih melayani pelanggan dan menciptakan nilai bagi pemegang saham," kata Tan, dikutip dari Yahoo FInance, Kamis (13/3/2025).
Tan mengambil alih Intel di tengah salah satu periode tersulit dalam sejarah perusahaan. Intel kehilangan posisi terdepan dalam manufaktur chip dari pesaingnya, TSMC, dan juga kalah dalam persaingan chip AI dari Nvidia.
Saham Intel anjlok 54% dalam setahun terakhir karena pendapatannya menyusut dari puncak saat pandemi. Kini, Intel menghadapi persaingan ketat dari AMD (AMD) dan upaya Qualcomm (QCOM) untuk masuk ke pasar chip PC, yang mengancam bisnis utamanya.
Intel juga telah menerima miliaran dolar dari CHIPS Act untuk membangun fasilitas manufaktur baru di AS, termasuk kompleks besar di Ohio. Namun, proyek tersebut mengalami keterlambatan dan baru akan selesai pada 2030, padahal awalnya direncanakan rampung pada 2025.
Pantau Level Harga Intel Usai Penunjukan CEO Baru
Selama setahun terakhir, saham Intel mengalami penurunan lebih dari setengah nilainya akibat kesulitan dalam memperluas pangsa pasar chip AI yang menguntungkan, serta ketidakpastian terkait restrukturisasi perusahaan. Namun, setelah pengumuman CEO baru, harga sahamnya melonjak 10% menjadi USD 22.84 dalam perdagangan setelah jam kerja pada hari Rabu.
Sejak mengalami penurunan tajam pada awal Agustus tahun lalu, saham Intel cenderung bergerak dalam kisaran harga yang relatif stabil. Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa saham telah mencapai titik terendahnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, saham sempat mengalami kenaikan hingga menyentuh rata-rata pergerakan (MA) 200 hari sebelum akhirnya turun kembali ke level yang telah menjadi batas bawah selama tujuh bulan terakhir. Namun, pada perdagangan reguler hari Rabu, saham Intel kembali mengalami kenaikan, memberikan indikasi bahwa tren kenaikan dapat berlanjut pada hari Kamis.
Melansir Investopedia, terdapat beberapa level resistensi yang perlu diperhatikan jika saham terus bergerak naik, serta satu level support utama yang bisa menjadi acuan jika harga kembali mengalami penurunan.
Advertisement
Level Resistensi yang Perlu Dipantau
Salah satu level harga yang patut diperhatikan adalah sekitar USD 22. Meskipun saham diperkirakan akan dibuka di atas level ini pada Kamis, penting untuk melihat apakah harga dapat bertahan hingga penutupan perdagangan. Level ini bertepatan dengan pergerakan harga saham yang tercatat antara Agustus tahun lalu hingga Maret tahun ini.
Jika harga mampu ditutup di atas USD 22, maka ada peluang kenaikan lebih lanjut ke kisaran USD 26. Bagi investor yang telah membeli saham di harga rendah, level ini dapat menjadi titik yang menarik untuk mengambil keuntungan, mengingat sebelumnya harga saham juga mencapai puncak serupa pada bulan November dan Maret.
Apabila harga saham terus menguat melewati USD 26, maka target kenaikan berikutnya adalah sekitar USD 30. Level ini kemungkinan akan menjadi titik resistensi karena berada di kisaran angka psikologis penting serta merupakan area support sebelum saham mengalami penurunan tajam pada awal Agustus.
Level Support yang Perlu Dipertimbangkan
Jika terjadi tekanan jual lebih lanjut, harga saham berpotensi kembali ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir, yakni sekitar USD 19. Area ini mungkin menarik perhatian investor yang ingin membeli saham dengan harga lebih murah, karena berada di dekat garis tren yang menghubungkan beberapa titik terendah antara Agustus hingga Februari.
