Laba Dian Swastatika Sentosa Susut 27,48% pada 2024, Kenapa?

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengumumkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 23 Mar 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 08:30 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengumumkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Sepanjang tahun 2024, Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar USD 3,02 miliar atau sekitar Rp 49,79 triliun (asumsi kurs Rp 16.500 per USD).

Pendapatan itu turun 39,82% dibandingkan raihan pada tahun sebelumnya yang mencapai USD 5,01 miliar. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan Perseroan berasal dari lini bisnis pertambangan, dengan entitas anak mencatatkan pendapatan sebesar USD 2,7 miliar, atau 92% dari total pendapatan konsolidasian.

Seiring dengan penurunan pada pendapatan usaha, beban pokok penjualan pada tahun buku 2024 turun menjadi USD 1,79 miliar dari USD 2,94 miliar pada 2023. Meski begitu, laba kotor perseroan tetap mengalami penurunan menjadi USD 1,23 miliar pada 2024 dibandingkan USD 2,07 miliar pada 2023.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, beban usaha pada tahun buku 2024 tercatat sebesar USD 650,73 juta. Angka itu turun signifikan dibanding beban usaha pada tahun sebelumnya yang mencapai USD 1,25 miliar.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penghasilan lain-lain sebesar USD 59,51 juta pada tahun buku 2024. Sementara pada tahun sebelumnya, perseroan membukukan beban lain-lain mencapai USD 73,72 juta.

Perseroan mencatat pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar USD 734 juta pada tahun 2024. Laba bersih tahun berjalan mencapai USD 542 juta, mengalami penyesuaian sebesar 37% dibandingkan USD 865 juta pada tahun sebelumnya.

 

Promosi 1
Laba Susut 27,48% pada 2024

Laba Susut 27,48% pada 2024

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar USD 309,08 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun. Laba ini turun 27,48% dibandingkan laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 426,18 juta.

Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi USD 3,7 miliar dibanding posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar USD 3,06 miliar. Liabilitas naik menjadi USD 1,75 miliar pada akhir 2024 dibandingkan akhir 2023 yang tercatat sebesar USD 1,34 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi USD 1,94 miliar dibanding ekuitas pada akhir 2023 yang tercatat sebesar USD 1,72 miliar.

Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, L. Krisnan Cahya mengatakan perseroan terus berupaya memaksimalkan potensi pertumbuhan entitas anak melalui ekspansi bisnis yang strategis demi pertumbuhan yang berkelanjutan. Di tengah dinamika industri yang terus berkembang, peroan melihat peluang besar untuk memperluas kehadiran kami, termasuk di lini bisnis energi baru dan terbarukan, serta teknologi.

"Kami juga melakukan berbagai langkah inovatif dalam memperkuat posisi DSSA sebagai pemimpin industri untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Krisnan, dikutip pada Minggu (23/3/2025).

 

Transformasi Bisnis untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berkembang, DSSA terus memperkuat langkah strategisnya melalui ekspansi di lini bisnis bernilai tambah tinggi, terutama di sektor energi baru dan terbarukan serta teknologi, dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan. Komitmen ini diwujudkan melalui peningkatan investasi di infrastruktur digital dan energi hijau, yang selaras dengan prinsip ESG.

Sebagai bagian dari strategi transformasi digital, DSSA melalui entitas anaknya, PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia), terus memperluas cakupan layanan internet dan multimedia guna memperkuat penetrasi pasar. Di tahun 2024, MyRepublic Indonesia telah menjangkau lebih dari 6 juta rumah yang tersebar di lebih dari 140 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, serta mencatatkan 1 juta pelanggan.

Selain itu, DSSA juga menjalin kemitraan strategis dalam investasi teknologi, termasuk pengembangan pusat data mutakhir berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berlokasi di area Kuningan, Jakarta Selatan.

"Inisiatif ini sejalan dengan visi Perseroan dalam mendukung transformasi digital nasional serta memperkuat infrastruktur teknologi yang inovatif dan berdaya saing tinggi," kata Krisnan.

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan, DSSA melalui entitas anaknya, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), terus meningkatkan alokasi sumber daya di energi hijau. Langkah ini mencakup implementasi listrik ramah lingkungan, pemanfaatan armada kendaraan listrik (EV), optimalisasi energi terbarukan, serta program reklamasi lahan sebagai upaya penyerapan karbon dalam operasional bisnis pertambangan.

Saat ini, DSSA melalui entitas anaknya di lini bisnis energi baru dan terbarukan, juga memperkuat fokusnya di berbagai proyek strategis. Inisiatif yang dijalankan meliputi pengembangan energi panas bumi (geothermal), pengembang listrik berbasis tenaga surya (solar PV developer), dan pabrik panel surya terintegrasi berkapasitas 1 gigawatt (GW) per tahun yang telah rampung dibangun di Kendal, Jawa Tengah.

Dengan pondasi bisnis yang solid, DSSA siap menghadapi tantangan masa depan melalui strategi yang adaptif dan inovatif. "Perseroan akan terus mengeksplorasi peluang investasi strategis guna meningkatkan daya saing, memperkuat pertumbuhan berkelanjutan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya," pungkas Krisnan.

 

Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya