Ubah Bisnis Usaha, Saham Benakat Integra Dapat Sentimen Positif

Rencana perubahan bisnis PT Benakat Integra Tbk (BIPI) menjadi penyedia jasa energi memberikan sentimen positif untuk saham BIPI.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Okt 2013, 08:40 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2013, 08:40 WIB
lempar-pasar-saham130707c.jpg
... Selengkapnya
Rencana perubahan bisnis PT Benakat Integra Tbk (BIPI) menjadi penyedia jasa energi memberikan sentimen positif untuk saham BIPI.

Perseroan yang semula bernama PT Benakat Petroleum Energy Tbk ini mencatatkan top volume perdagangan saham mencapai 561.385 lot. Frekuensi perdagangan saham BIPI juga cukup aktif pada Kamis (3/10/2013) yang mencapai 3.549 kali. Saham BIPI naik 7,44% ke level Rp 130 per saham.

" Rencana perubahan bisnis perseroan menjadi perusahaan energi terintegrasi berdampak terhadap pergerakan saham Kamis pekan ini. Dengan perubahan bisnis ini, pelaku pasar harus mencermati implementasi bisnis ke depannya mereka seperti apa," ujar Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnandi," saat dihubungi Liputan6.

Thendra menuturkan, selama ini melihat jejak rekam BIPI terakhir bukan sebagai perusahaan energi. Perseroan lebih sering membeli perusahaan kemudian menjualnya. Sebelumnya PT Benakat Integra Tbk telah mengakuisisi 37,7% saham PT Elnusa Tbk (ELSA).
Lalu, perseroan membeli 10,3% saham PT Buana Listya Tama Tbk (BULL). Terakhir, perseroan mengambil alih 100% saham PT Astrindo Mahakarya Indonesia.

Thendra menegaskan, pelaku pasar harus melihat perjalanan bisnis perseroan ke depan. "Kita harus melihat suistanabilitynya ke depan. Saat ini BIPI mendapat sentimen positif," kata Thendra.

Hingga semester pertama 2013, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 456,7 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 187,39 miliar. Perseroan memperoleh kenaikan signifikan di pendapatan lain-lain menjadi Rp 321,34 miliar pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 75,99 miliar.

Laba yang ditanggungkan kepada pemilik entitas induk pun menjadi Rp 535,14 miliar pada semester pertama 2013 dari sebelumnya rugi Rp 107,94 miliar. (Amh/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya