Penurunan peringkat oleh dua lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's Investor Service dan S&P terhadap peringkat PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dinilai terlalu dini dan subjektif.
Dalam materi paparan publik yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Minggu (17/11/2013), manajemen PT Bumi Resources menilai, analisis dua lembaga pemeringkat internasional itu terlalu dini dan subjektif. Hal itu dapat menyesatkan investor terutama para pemegang obligasi.
Sebelumnya Moody's menurunkan peringkat PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi Ca dari Caa1 pada 10 Oktober 2013. Lalu S&P menurunkan peringkat PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ke CC dari CCC pada 15 Oktober 2013.
Lembaga pemeringkat internasional menilai, penurunan peringkat itu karena asumsi likuiditas Perseroan yang lemah dan risiko refinancing dalam jangka pendek.
"Kami mengerti kekhawatiran mereka mengenai jatuh tempo utang-utang kami. Akan tetapi kami masih optimistis bahwa produksi, penjualan dan pendapatan kami tetap kokoh," tulis manajemen PT Bumi Resources Tbk dalam keterbukaan informasi BEI.
Sebagai informasi, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memiliki utang sekitar US$ 1,9 miliar kepada China Invesment Corporation (CIC). Utang itu memiliki tingkat bunga tetap 12% p.a dan 19% IRR Payable on Principle Repayment Data.
Waktu pembayaran antara lain pada 2013 dan 2014 masing-masing US$ 600 juta, dan pembayaran pada 2015 sebesar US$ 700 juta.
Dana pinjaman itu digunakan untuk pembayaran utang, akuisisi, dan modal kerja. Dengan pinjaman ini, perseroan mengadaikan atas saham-saham perusahaan batu bara.
Manajemen PT Bumi Resources Tbk pun memiliki perjanjian terbaru dengan CIC untuk melunasi sisa utang US$ 1,3 miliar. Perseroan menukarkan saham PT Kaltim Prima Coal sebesar 19% senilai US$ 950 juta kepada KPC dan 42% di PT Bumi Resources Minerals Tbk senilai US$ 257 juta.
Selain itu, PT Bumi Resources Tbk juga akan mengeluarkan saham dalam penawaran umum terbatas/rights issue sebesar US$ 150 juta. (Ahm/Igw)
Dalam materi paparan publik yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Minggu (17/11/2013), manajemen PT Bumi Resources menilai, analisis dua lembaga pemeringkat internasional itu terlalu dini dan subjektif. Hal itu dapat menyesatkan investor terutama para pemegang obligasi.
Sebelumnya Moody's menurunkan peringkat PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi Ca dari Caa1 pada 10 Oktober 2013. Lalu S&P menurunkan peringkat PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ke CC dari CCC pada 15 Oktober 2013.
Lembaga pemeringkat internasional menilai, penurunan peringkat itu karena asumsi likuiditas Perseroan yang lemah dan risiko refinancing dalam jangka pendek.
"Kami mengerti kekhawatiran mereka mengenai jatuh tempo utang-utang kami. Akan tetapi kami masih optimistis bahwa produksi, penjualan dan pendapatan kami tetap kokoh," tulis manajemen PT Bumi Resources Tbk dalam keterbukaan informasi BEI.
Sebagai informasi, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memiliki utang sekitar US$ 1,9 miliar kepada China Invesment Corporation (CIC). Utang itu memiliki tingkat bunga tetap 12% p.a dan 19% IRR Payable on Principle Repayment Data.
Waktu pembayaran antara lain pada 2013 dan 2014 masing-masing US$ 600 juta, dan pembayaran pada 2015 sebesar US$ 700 juta.
Dana pinjaman itu digunakan untuk pembayaran utang, akuisisi, dan modal kerja. Dengan pinjaman ini, perseroan mengadaikan atas saham-saham perusahaan batu bara.
Manajemen PT Bumi Resources Tbk pun memiliki perjanjian terbaru dengan CIC untuk melunasi sisa utang US$ 1,3 miliar. Perseroan menukarkan saham PT Kaltim Prima Coal sebesar 19% senilai US$ 950 juta kepada KPC dan 42% di PT Bumi Resources Minerals Tbk senilai US$ 257 juta.
Selain itu, PT Bumi Resources Tbk juga akan mengeluarkan saham dalam penawaran umum terbatas/rights issue sebesar US$ 150 juta. (Ahm/Igw)